Manchester City Terancam Gak Bisa Main di Liga Champions Gegara Girona

Girona bisa jadi batu sandungan ManCity

Jakarta, IDN Times - Manchester City terancam gak bisa main di Liga Champions musim 2024/25. Kondisi itu bisa tercipta jika nantinya Girona berhasil menjadi juara LaLiga.

Dilansir ESPN, situasi ini tercipta karena status antara ManCity dan Girona. Keduanya merupakan sister club dan hanya salah satu yang boleh mentas di Liga Champions.

Aturan UEFA memang demikian, karena jika dua klub dengan status sister club bermain dalam kompetisi yang sama, maka dikhawatirkan ada kecenderungan main mata.

Baca Juga: Format European Super League Anti-tesis Liga Champions

1. ManCity bisa terdepak, jika...

Manchester City Terancam Gak Bisa Main di Liga Champions Gegara Gironaskuad Manchester City (mancity.com)

ManCity bisa saja terdepak dari Liga Champions musim depan dengan catatan gagal juara Premier League dan Girona sukses menguasai LaLiga. Namun, andai ManCity dan Girona jadi juara, maka ada perhitungan tersendiri.

Koefisien jadi penentu siapa yang lolos ke Liga Champions musim depan. Andai keduanya juara musim ini, maka ManCity selaku peraih koefisien yang lebih besar atas Girona layak lolos.

Hal ini juga berlaku ketika keduanya finis di posisi yang sama hingga spot Liga Champions dalam kompetisi masing-masing.

2. MU juga bisa mengalami hal serupa

Manchester City Terancam Gak Bisa Main di Liga Champions Gegara Gironapotret skuad Manchester United (manutd.com)

Kondisi serupa tak cuma dihadapi oleh ManCity. Manchester United bisa saja mengalami nasib yang sama andai finis di zona Liga Champions musim ini.

Itu karena pemilik saham MU, Sir Jim Ratcliffe, juga memiliki OGC Nice. Dengan begitu, koefisien klub harus dipakai untuk menentukan siapa yang layak lolos.

Baca Juga: FIFA dan UEFA Kena Pukul Telak, Liga Super Eropa Kembali

3. UEFA pernah menangani kasus serupa

Manchester City Terancam Gak Bisa Main di Liga Champions Gegara Gironadrawing Liga Champions Eropa (uefa.com)

UEFA sebenarnya bukan pertama kali mengalami hal serupa. Mereka sempat merasakannya ketika Red Bull Leipzig dan Red Bull Salzburg sama-sama berhasil menembus zona Liga Champions.

Kemudian, kedua klub memberikan klarifikasi kepada UEFA. Selanjutnya, Leipzig dan Salzburg mengganti personel di manajemen klubnya sehingga tak ada konflik kepentingan.

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya