Premier League Gak Takut Ancaman Perang Uang Arab Saudi

Klub Arab Saudi gila-gilaan dalam belanja pemain

Jakarta, IDN Times - Invasi Arab Saudi ke Eropa dengan membajak sederet bintang sebenarnya sudah menciptakan sebuah tren yang buruk. Tawaran gila yang dilayangkan klub-klub Saudi Pro League, telah merusak pasar pemain di dunia.

Terakhir, Al-Hilal yang dimiliki Public Investment Fund, berani menawar bomber Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe hingga 300 juta euro atau setara Rp4,9 triliun. Dari tawaran Al-Hilal saja, terlihat kalau nilai pasar pemain sekarang sudah tak bisa dikontrol.

"Sesuatu yang baru sedang terjadi. Saudi Pro League sedang berusaha masuk ke 10 kompetisi terbaik dunia pada 2030. Sekarang, mereka berinvestasi dengan mendatangkan pemain dan pelatih untuk meningkatkan gengsi kompetisi dan klub," ujar bos Premier League, Richard Masters, dikutip BBC Sport.

1. Perlu proses buat membangun kompetisi

Premier League Gak Takut Ancaman Perang Uang Arab SaudiPemain Mancheste City, Erling Haaland memborong dua penghargaan Premier League musim 2022/23. (Twitter/@ManCity).

Menurut Masters, sebenarnya apa yang dilakukan Saudi Pro League dan klub-klubnya sah. Tak ada larangan atas apa yang mereka lakukan. Hanya, secara etika memang bisa berdampak buruk pada sepak bola secara global.

Terkait target Saudi Pro League, Masters merasa sebenarnya butuh waktu panjang membangun sebuah kompetisi. Premier League bahkan butuh 30 tahun demi bisa membangun fondasi yang kuat di dunia.

"Butuh 30 tahun buat kami mencapai posisi sekarang, berkaitan dengan profil, level kompetisi, keuntungan. Saya tak akan khawatir, tapi klub Arab Saudi punya hak sama seperti lainnya," kata Masters.

Baca Juga: Paul Pogba Ikut Ramaikan Liga Arab Saudi Musim Depan?

2. Deja vu CSL

Premier League Gak Takut Ancaman Perang Uang Arab SaudiRonaldo melawan Benfica (twitter @AlNassrFC)

Fenomena yang dilakukan klub-klub Arab sebenarnya mengingatkan pada manuver Chinese Super League beberapa tahun lalu. Hanya saja, konsistensi Chinese Super League begitu memprihatinkan.

Klub-klub dengan pengeluaran besar, pada akhirnya bangkrut. Sederet pemain kelas wahidnya juga cabut begitu saja. Maka dari itu, Masters mengingatkan, keberlanjutan akan kompetisi dan kelangsungan klub sangat penting.

"Intinya, kami butuh waktu demi mendapatkan posisi terbaik dan konsumen loyal. Kompetisi kami luar biasa dan semua berbicara demikian. Kami tak cuma memberi dampak secara domestik, tapi juga internasional," kata Masters.

Baca Juga: Kylian Mbappe Pilih Dibekukan PSG Ketimbang Pindah ke Al-Hilal

3. Arab Saudi sedang berkembang?

Premier League Gak Takut Ancaman Perang Uang Arab SaudiRonaldo bermain melawan Benfica (twitter @AlNassrFC)

Memang, dampak belanja gila-gilaan klub Saudi Pro League sudah berujung pada hal yang negatif. Beberapa pemain pindah karena alasan keuangan.

Tapi, ada juga pemain yang menolak ajakan gabung ke Saudi Pro League lantaran level kompetisinya belum tinggi.

Cristiano Ronaldo, bintang Al-Nassr, menyatakan saat ini sebenarnya kompetisi di Arab Saudi sedang meningkat levelnya. Maka dari itu, Ronaldo cukup senang ketika klub-klub Saudi Pro League dengan gencarnya membeli pemain berkelas dunia.

"Saya yang buka jalan pemain dari Eropa ke sini. Saya rasa, sepak bola Eropa menurun drastis kualitasnya. Kompetisi, yang buat saya, begitu berbobot kualitasnya dan berada dalam level paling tinggi cuma Premier League. LaLiga tak berkualitas. Kompetisi Portugal, bukan di level top. Bundesliga kehilangan sentuhannya," ujar Ronaldo dilansir Daily Mail.

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya