Premier League Siksa Pemain Usai Piala Dunia 2022 Qatar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Premier League mempertimbangkan ide gila jelang Piala Dunia 2022, Qatar. Mereka menegaskan tetap menggelar periode boxing day pada kompetisi musim 2022/23 mendatang.
Terbilang gila, karena Piala Dunia di Qatar nantinya digelar pada 21 November 2022 mendatang. Pemilihan waktu yang tak biasa ini diambil mempertimbangkan kondisi cuaca di Qatar.
Dengan demikian, Piala Dunia 2022 akan digelar di musim dingin, dengan cuaca Qatar yang tak terlalu panas.
Asumsinya, jika dimulai pada 21 November, maka final digelar pada 18 Desember 2022. Premier League akan istirahat mulai 12 November 2022, memberikan waktu kepada pemain untuk beristirahat selama sembilan hari.
Namun, usai berlaga di Piala Dunia 2022, para pemain Premier League dipastikan tak dapat napas panjang.
Baca Juga: Wacana Piala Dunia 2 Tahun Sekali, FIFA dan UEFA Terbelah
1. Nekat gelar tradisi Boxing Day
Manajemen Premier League sedang berdiskusi terkait wacana digelarnya boxing day usai Piala Dunia 2022. Terbilang gila, karena pemain cuma istirahat delapan hari kalau rencana itu lolos.
Sudah pasti, performa mereka akan merosot. Bukan tak mungkin pula kalau badai cedera menghampiri klub andai rencana itu dipaksakan berjalan.
2. Klub tak nyaman
Editor’s picks
Perwakilan manajemen dari 20 klub peserta Premier League sudah dipanggil untuk berdiskusi. Mereka dimintai pendapatnya terkait hal ini.
Mayoritas memang merasa begitu tak nyaman dengan wacana Premier League menggelar boxing day pasca Piala Dunia 2022. Sebab, itu bisa berakibat fatal buat pemain.
CEO Aston Villa, Christian Purslow, meminta agar Premier League memberikan kelonggaran terkait tradisi boxing day di 2022 mendatang. Sebab, para pemain bisa saja kelelahan dan berujung pada hal tak diinginkan.
"Ada ide gila berhubungan dengan Piala Dunia musim dingin, di mana kami tak melihat adanya momen puncak Premier League pada November hingga Desember. Tradisi tetap mau dijalankan," ujar Purslow dilansir Sky Sports.
Baca Juga: AFC Dukung FIFA Gelar Piala Dunia Dua Tahun Sekali
3. Bagai dua sisi mata uang
Purslow mengakui tradisi boxing day bagaikan dua sisi mata uang. Fans bisa saja kecewa jika tradisi tersebut dihilangkan pada Piala Dunia 2022 nanti.
Namun, ada beban moral dari klub agar para pemainnya bisa beristirahat. Jadi, hal ini harus dibahas lebih detail, menurut Purslow.
"Saya selalu meninjau soal kesejahteraan pemain. Tapi, di sisi lain fans dan klub kehilangan esensi dari tradisi serta warisan kompetisi," ujar Purslow.