Sederet Atribut yang Bisa Antar Rizky Ridho Main di Eropa
- Rizky Ridho tampil memukau di lini belakang Timnas Indonesia saat melawan Bahrain.
- Performa Ridho dianggap salah satu yang terbaik sepanjang Kualifikasi Piala Dunia 2026.
- Gelandang Timnas, Joey Pelupessy dan Thom Haye, yakin Ridho layak bermain di kompetisi Eropa dan menjadi contoh bagi setiap pemain.
Jakarta, IDN Times - Performa Rizky Ridho di lini belakang Timnas Indonesia kala duel melawan Bahrain begitu memukau. Ridho tampil solid dan rapi ketika mengawal sektor pertahanan dalam duel Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (25/3/2025) lalu.
Tak cuma fasih dalam membaca arah bola, Ridho juga berani melakukan duel-duel dengan para pemain Bahrain. Selain itu, Ridho juga berhasil melakukan clearance penting ketika bola nyaris saja masuk ke gawang Timnas.
Aksinya di laga melawan Bahrain bisa dibilang jadi salah satu yang terbaik sepanjang Kualifikasi Piala Dunia 2026. Bahkan, ada yang berpendapat Ridho seharusnya mendapat gelar Man of the Match (MOTM).
1. Layak main di Eropa
Gelandang Timnas, Joey Pelupessy, menyatakan Ridho sebenarnya layak main di kompetisi Eropa. Dengan kualitasnya, Pelupessy yakin Ridho bisa bersinar di kompetisi Benua Biru.
"Kami bercanda di meja makan, ada Ridho juga. Kami bilang, 'Datanglah ke Eropa, ditunggu!'," ujar Pelupessy.
2. Sederet atribut yang bikin Ridho kuat
Gelandang Timnas lainnya, Thom Haye, sepakat dengan Pelupessy. Statistik yang dicatatkan Ridho bersama Persija dan Timnas, tak bisa ditepis dan menjadi bukti kualitasnya yang memang kelas wahid.
Selain itu, Ridho memiliki kemampuan membaca arah permainan yang tinggi. Mentalitas dan etos kerjanya juga berada di atas rata-rata, membuatnya layak jadi contoh bagi setiap pemain.
"Secara fisik, karakternya yang kuat, gairahnya, mungkin masa depannya akan menarik. Bagi saya, dia merupakan teladan terbaik," timpal Haye.
3. Sudah dibuktikan saat cedera
Karakter kuat Ridho sebenarnya dibuktikan kala mengalami keram di menit-menit akhir pertandingan. Saat itu, Timnas sudah kehabisan jatah pergantian pemain.
Ridho tetap mau bermain, meski kakinya sakit dan larinya pincang. Ditambah, dia berinisiatif memberikan masukan kepada pelatih Patrick Kluivert tentang apa yang harus dilakukannya.
"Lucu, ketika kami sudah kehabisan jatah pergantian dan kekurangan satu pemain, Ridho bilang ke pelatih, 'Saya masuk, mungkin bagus main di depan'. Dia berpikir seperti ini 'Jika saya di depan masih bisa mengganggu lawan, tanpa ada risiko di pertahanan," kata Haye dikutip akun podcast miliknya, The Haye Way.
