Silvio Berlusconi di Antara AC Milan, Monza, dan Politik

Jakarta, IDN Times - Eks pemilik AC Milan yang kini jadi pemilik Monza itu akhirnya meninggal dunia. Pada usia 86 tahun, Silvio Berlusconi mengembuskan napas terakhirnya, usai bertarung dengan penyakit leukemia yang diderita.
Sepanjang hidupnya, Berlusconi adalah sosok yang unik. Di tengah kontroversi yang acap diciptakan, tidak bisa dimungkiri, dia sosok yang sukses membawa Milan dan Monza berprestasi. Tidak cuma itu, dia juga kental dengan dunia politik.
1. Menyelamatkan Milan dari kebangkrutan

Berlusconi lahir dan besar di Milan. Lahir pada 1936, dia mulai terjun ke dunia bisnis selepas lulus dari Universitas Milan pada 1961. Dia juga membangun stasiun televisi bernama Canale 5, kemudian grup media bernama Finninvest.
Dikenal sebagai Perdana Menteri Italia selama tiga periode, Berlusconi dikenal dekat dengan sepak bola. Pada 1986, dia menyelamatkan AC Milan dari kebangkrutan. Dia resmi jadi pemilik Milan saat itu dan mulai berinvestasi cukup besar di sana.
Di bawah kepimpinan Berlusconi, Milan meraih kejayaan. Total, delapan gelar Serie A, satu trofi Coppa Italia, dan lima mahkota Liga Champions, sukses digamit oleh Rossoneri saat dipimpin oleh Berlusconi.
Sayangnya, pada 2017, kebersamaan Berlusconi dan Milan harus pupus. Dia memutuskan untuk menjual Milan, tetapi asanya bersama sepak bola belum tuntas. Dia pun memutuskan untuk memegang klub Italia lain, yakni Monza.
2. Membawa Monza bangkit dari keterpurukan

Pada 2018, Berlusconi kembali memiliki klub sepak bola. Kali ini, dia memutuskan untuk membeli klub Serie B, AC Monza. Seperti ketika membawa Milan jaya, Berlusconi kini membawa Monza bangkit dari keterpurukan.
Setelah tiga musim berjibaku di Serie B, Berlusconi membawa Monza promosi ke Serie A pada musim 2021/22. Tidak cuma ciamik di Serie B, Berlusconi juga membawa Monza tampil apik di Serie A 2022/23.
Monza yang ditangani Raffaele Palladino sukses finis di posisi 11 klasemen akhir Serie A 2022/23. Tidak cuma itu, mereka juga sukses menyulitkan klub-klub besar musim ini, seperti Inter Milan, Juventus, AS Roma, bahkan Napoli.
3. Perjalanan panjang di dunia politik

Selain berkutat di sepak bola, Berlusconi juga berkecimpung dalam dunia politik Italia. Setelah mereguk sukses bersama Finninvest, dia memutuskan untuk bergabung dengan partai Forza Italia pada 1994.
Dalam waktu singkat, Berlusconi terpilih menjadi Perdana Menteri Italia. Sayang, periode pertamanya tidak berjalan lama karena pada 1996, dia harus lengser lantaran kalah di pemilihan umum (Pemilu) saat itu.
Pada 2001, dia kembali menjadi Perdana Menteri Italia, dan bertahan sampai 2005. Terakhir, Berlusconi kembali jadi Perdana Menteri pada 2008-2011, sebelum akhirnya dia benar-benar fokus pada sepak bola dan bisnisnya.
4. Kontroversi dan kasus Berlusconi

Terlibat dengan dunia politik dan sepak bola, membuat Berlusconi juga beberapa kali terjebak kasus. Pada 2011, dia urung menjadi Perdana Menteri lantaran terjerat utang.
Pada 2012, Berlusconi juga pernah kena hukum lantaran penipuan pajak. Dia harus menjalani hukuman berupa pelayanan masyarakat paruh waktu di sebuah rumah tinggal di Milan.
Terlepas dari kasus dan kontroversinya, Berlusconi tetap dianggap sebagai pahlawan. Kesuksesannya membawa Milan dan Monza berjaya, ditambah julukannya sebagai raja politik Italia, mencerminkan sosoknya yang unik dan eksentrik.