Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tanpa Trent Alexander-Arnold, Sisi Kanan Liverpool Jadi Masalah Baru

potret gerbang Anfield stadium, markas Liverpool FC
potret gerbang Anfield stadium, markas Liverpool FC (pexels.com/bohlemedia)
Intinya sih...
  • Transformasi sisi kanan Liverpool jadi sumber masalah baru setelah kepergian Trent Alexander-Arnold
  • Arne Slot sudah mencoba banyak cara, tetapi sisi kanan Liverpool belum terpecahkan
  • Kehilangan Alexander-Arnold berdampak pada identitas dan keseimbangan permainan Liverpool secara keseluruhan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak yang mengira jika Trent Alexander-Arnold dulunya merupakan masalah utama lemahnya pertahanan Liverpool. Nyatanya, meski ia telah pergi ke Real Madrid, rapuhnya lini belakang The Reds justru makin terekspos. Di bawah asuhan Pelatih Arne Slot, sisi kanan yang tadinya jadi tumpuan dalam membangun serangan kini menjadi sumber masalah yang sulit diatasi.

Selain kehilangan seorang bek kanan, Liverpool juga kehilangan keseimbangan sistem permainan yang telah lama mereka bangun. Slot telah mencoba berbagai solusi, tetapi hasilnya belum mampu menutup lubang besar yang ditinggalkan mantan pemilik nomor 66 itu. Kondisi ini membuat publik dan pengamat menilai, mereka kehilangan pemain sekaligus otak permainan di sayap kanan.

1. Transformasi sisi kanan Liverpool malah jadi sumber masalah baru

Sisi kanan Liverpool dulu dikenal sebagai senjata paling mematikan di English Premier League (EPL). Kombinasi Trent Alexander-Arnold (TAA) dan Mohamed Salah menghadirkan kreativitas, build-up progresif, dan umpan diagonal presisi tinggi yang menjadi ciri khas tim era Juergen Klopp. Selama beberapa musim, keduanya menjadi sumber utama peluang dan gol, yang membuat Liverpool sebagai salah satu tim paling efisien dalam menyerang dari sayap.

Namun, setelah TAA hengkang ke Real Madrid pada musim panas 2025, keseimbangan itu runtuh seketika. Arne Slot mencoba menutup celah dengan menurunkan Jeremie Frimpong, Conor Bradley, hingga Dominik Szoboszlai sebagai bek kanan darurat. Rotasi ini memang menunjukkan fleksibilitas Slot, tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang mampu meniru kemampuan TAA dalam mengatur tempo dan transisi dari lini belakang.

Dampaknya terasa jelas dalam struktur permainan Liverpool. Mereka kini lebih sulit membangun serangan dari belakang, kehilangan koneksi vertikal dengan lini tengah, dan kerap diserang balik melalui ruang yang dibiarkan kosong oleh bek kanan. Ketidakstabilan ini memperlemah kohesi lini belakang dan mengganggu kestabilan pressing, yang membuat The Reds terlihat goyah saat menghadapi tim-tim dengan transisi cepat seperti Chelsea dan Galatasaray.

2. Arne Slot sudah mencoba banyak cara, tetapi sisi kanan Liverpool belum terpecahkan

Jeremie Frimpong direkrut dari Bayer Leverkusen sebagai pengganti alami Alexander-Arnold. Dilansir laman resmi Premier League, ia mencatat 14 gol dan 10 assist pada 2023/2024 di Bundesliga Jerman, yang menunjukkan kontribusinya dalam fase ofensif. Ia dikenal cepat dan eksplosif dengan melakukan lebih dari 1.000 sprint dengan kecepatan puncak mencapai 36,34 km/jam. Akan tetapi, gaya bermainnya bertumpu kepada dribel dan penetrasi, bukan distribusi bola jarak jauh seperti Trent Alexander-Arnold. Akibatnya, Liverpool kehilangan kemampuan untuk mengatur serangan dari belakang dan lebih bergantung pada progresi vertikal yang berisiko.

Conor Bradley sebenarnya menawarkan profil yang lebih defensif, tetapi kedisiplinannya masih menjadi masalah. Dalam delapan penampilannya pada 2025/2026, ia telah mengantongi lima kartu kuning, bahkan harus ditarik keluar pada babak pertama melawan Chelsea pada pekan ketujuh Premier League karena terancam kartu merah. Meski agresif dan berani duel, Bradley sering terlambat menutup ruang, yang membuat Liverpool rentan terhadap umpan silang dari sisi kiri lawan.

Sementara itu, Dominik Szoboszlai menjadi eksperimen paling menarik. Ia dipindah dari posisi gelandang ke bek kanan dan justru tampil impresif dalam beberapa laga besar, termasuk melawan Arsenal dan Newcastle United. Statistiknya pun menonjol dengan kedua dalam operan progresif (51) dan tertinggi dalam tekel serta intersepsi (19) di skuad Liverpool. Namun, posisi ini bukanlah habitat alaminya, dan kelemahan defensifnya sering terekspos oleh lawan yang cerdik mengeksploitasi ruang di belakangnya.

Pergantian konstan antara Frimpong, Bradley, dan Szoboszlai pada akhirnya menciptakan ketidakpastian taktik. Liverpool kesulitan menjaga ritme pressing karena tiap pemain memiliki gaya bertahan dan menyerang yang berbeda. Menurut The Athletic, 38 persen serangan lawan kini datang dari sisi kanan Liverpool, yang menjadikan titik ini paling sering diserang di Premier League musim ini. Fakta tersebut menegaskan, Arne Slot belum menemukan kombinasi ideal untuk menambal kelemahan yang ditinggalkan Alexander-Arnold.

3. Trent Alexander-Arnold adalah deep playmaker yang mengatur arah serangan sekaligus katalis dalam sistem permainan Liverpool

Trent Alexander-Arnold bukan sekadar bek kanan. Ia adalah deep playmaker yang mengatur arah serangan sekaligus katalis dalam sistem permainan Liverpool. Sejak debutnya pada 2016, TAA mencatat 64 assist di Premier League, tertinggi bagi seorang bek dalam sejarah liga. Ia punya kemampuan umpan seperti David Beckham, meliputi akurasi, kecepatan, dan lengkungan bola yang mampu membuka ruang dari jarak jauh.

Setelah kepergiannya, Liverpool kehilangan kemampuan untuk keluar dari tekanan lawan lewat umpan diagonal atau build-up yang presisi. Pandit Sky Sports, Gary Neville, menyebut jika tidak ada pemain di Premier League yang bisa mendaratkan bola seakurat TAA dari posisi bek kanan. Kini, tanpa kehadirannya, Liverpool tampak kesulitan menembus blok lawan dan lebih mudah dipaksa bermain di area sendiri.

Ketiadaan Alexander-Arnold juga memengaruhi Mohamed Salah secara signifikan. Chemistry keduanya selama bertahun-tahun menjadi pilar serangan kanan Liverpool. Salah yang diberikan kebebasan ofensif tanpa kewajiban bertahan malah meninggalkan ruang kosong yang membuat bek kanan terisolasi menghadapi situasi 2 lawan 1. Dilansir BBC, dalam laga melawan Chelsea, 39 persen serangan The Blues datang dari sisi Salah, yang membuktikan betapa mudahnya area itu dieksploitasi lawan.

Kehilangan Alexander-Arnold berarti kehilangan identitas. Liverpool yang dulu dikenal dengan transisi cepat dan kontrol ritme kini terlihat gamang dalam menjaga tempo dan struktur permainan. Dari sistem yang dahulu mengalir, kini berubah menjadi sistem tambal-sulam yang mudah goyah di bawah tekanan. Kepergian TAA bukan hanya kehilangan satu nama besar, melainkan juga hilangnya DNA taktik yang pernah membuat Liverpool begitu digdaya di Eropa.

Liverpool saat ini dihadapkan pada kenyataan pahit soal regenerasi posisi bek kanan. Tanpa sosok dengan visi dan kemampuan distribusi sekelas Trent Alexander-Arnold, The Reds kehilangan keseimbangan yang menjadi fondasi kesuksesan mereka selama ini. Jika Arne Slot gagal menemukan formula baru, maka sisi kanan timnya akan terus menjadi luka yang menganga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us

Latest in Sport

See More

6 Jebolan Akademi di Skuad Chelsea 2025/2026, Termasuk Acheampong

19 Okt 2025, 12:28 WIBSport