Ternyata, Jiwa Erick Thohir Tak Sebesar Zainudin Amali

- Zainudin Amali mundur sebagai Menpora setelah terpilih jadi Waketum PSSI
- Erick Thohir tidak mundur dari PSSI meski diharapkan banyak orang
- Erick berjanji tidak akan menjadikan sepak bola sebagai anak emas
Jakarta, IDN Times - Zainudin Amali pernah menunjukkan jiwa yang besar. Itu terjadi pada 2023, ketika terpilih jadi Wakil Ketua Umum PSSI mendampingi Erick Thohir yang menjadi Ketum.
Situasi jiwa besar Amali ini melibatkan posisinya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Uniknya, pada 2025, Erick berada di situasi yang sama dengan Amali. Namun, dia memilih keputusan yang berbeda.
1. Jadi Waketum PSSI, mundur sebagai Menpora

Pada Februari 2023, Amali yang terpilih sebagai Waketum PSSI memutuskan untuk mundur sebagai Menpora. Dia mengambil sikap, karena dia sadar posisi Menpora dan petinggi federasi tak bisa berjalan secara beriringan.
Tak lama setelah didapuk sebagai Waketum PSSI, Amali memutuskan menanggalkan jabatannya sebagai Menpora. Ternyata, dia memang ingin menghindari konflik kepentingan.
"Sebagai Menpora, tidak fair. (Tidak) etis, mengurus semua cabor tapi tiba-tiba hanya fokus urus satu cabor. Makanya saya sampaikan, konsekuensi saya harus mundur," ujar Amali kala itu.
2. Erick ambil jalan beda dengan Amali

Awalnya, ketika terpilih sebagai Menpora, Erick akan mengambil jalan yang sama dengan Amali. Meski memang terbalik secara posisi, di mana Erick didapuk jadi Menpora di tengah posisinya sebagai Ketum PSSI.
Namun, Erick bergeming ketika banyak masukan yang berharap agar dirinya mundur dari PSSI. Dia membawa-bawa FIFA, sembari menyebut otoritas sepak bola dunia itu mengizinkannya rangkap jabatan Ketum PSSI dan Menpora.
"Tadi pagi saya dapat surat FIFA, yang menyatakan secara statuta dengan track record saya yang sudah ada selama ini di sepak bola itu tidak ada benturan kepentingan. Jadi saya clean and clear, nah tentu sebagai Menpora saya jaga keseimbangan itu," kata Erick.
Ucapan Erick ini diperkuat pernyataan Presiden FIFA, Gianni Infantino, usai jumpa Presiden Prabowo Subianto di New York beberapa waktu lalu. Dia menegaskan, FIFA tak masalah Erick rangkap jabatan.
"Tidak apa-apa, tentu saja, tidak apa-apa (rangkap jabatan Ketum PSSI dan Menpora). Pak Erick Thohir telah menunjukkan di masa lalu bahwa beliau multitalenta. Beliau dapat melakukan banyak hal dengan sangat baik," kata Gianni.
3. Menunggu janji tak adanya konflik kepentingan

Sebelum Erick jadi Menpora, PSSI sudah menjadi anak emas olahraga. Salah satu tandanya, anggaran pemerintah untuk PSSI mencapai Rp250 miliar, paling banyak di antara cabang-cabang olahraga lain.
Kini, dengan Erick menjadi Menpora, tentu potensi konflik kepentingan itu akan makin merebak. Namun, Erick berjanji tidak akan menjadikan sepak bola sebagai anak emas.
"Tidak mungkin saya sebagai Menpora, anak emasnya sepak bola, enggak. Anak emas saya nanti itu cabang olahraga unggulan yang 13 atau 14 Cabor itu. Dan tentu olahraga yang lain, kita tata ulang," kata Erick.
Terlepas dari itu, ada satu hal yang bisa kita lihat dari sikap Erick Thohir ini. Situasinya boleh berbeda, tetapi memang jiwanya tak sebesar Zainudin Amali.