Terobosan LaLiga, Polisi Bisa Setop Pertandingan jika Ada Rasisme

Jakarta, IDN Times - Terobosan baru diterapkan LaLiga jelang musim 2023/24. Dilansir La Gazzetta dello Sport, nantinya polisi punya wewenang ekstra di tengah pertandingan ketika terjadi aksi rasisme.
Jika biasanya aparat tak bisa berbuat apa-apa, per aturan baru ini, mereka bisa menangguhkan sementara, bahkan menghentikan laga ketika ada aksi rasisme yang terjadi, baik di lapangan maupun tribun. Ini akan jadi protokol baru di LaLiga.
1. Didukung Kementerian Dalam Negeri Spanyol

Aturan baru ini didukung penuh oleh Kementerian Dalam Negeri Spanyol. Mereka bahkan siap menerapkan aturan ini menjadi protokol baru untuk musim depan.
Pasalnya, LaLiga saat ini masih menggunakan aturan lama terkait penanganan aksi rasisme di lapangan. Mereka masih menggunakan aturan FIFA tahun 2017, yang mana kuasa menangguhkan dan menghentikan laga masih ada di tangan wasit.
2. LaLiga juga sudah minta amandemen UU

LaLiga sebenarnya sudah beraksi demi menekan tindakan rasis suporter di stadion. Sadar sanksi pemerintah soal rasisme tidak terlalu bagus, LaLiga pun meminta amandemen resmi dua undang-undang yang menjadi payung hukum soal aksi rasisme di olahraga, yaitu UU Nomor 19 tahun 2007 dan UU Nomor 30 tahun 2022.
"Menghadapi situasi serius ini, dalam beberapa hari mendatang LaLiga secara resmi akan meminta amandemen UU 19/2007 tertanggal 11 Juli tentang kekerasan, rasisme, xenofobia dan intoleransi dalam olahraga dan UU 39/2022 tertanggal 30 Desember tentang olahraga," tulis pernyataan resmi LaLiga.
3. Sudah banyak aksi rasisme yang terjadi

LaLiga menyebut, ada banyak kasus rasisme yang terjadi di Spanyol sejak 2020 lalu. Nah, Vinicius Junior memang jadi pemain yang sering menerima serangan rasial dalam dua tahun terakhir.
Tercatat, pada Oktober 2021, September 2022, Januari, Februari, Maret, dan Mei 2023, winger Brasil itu menjadi korban rasisme. Rata-rata, aksi itu terjadi saat Madrid bersua Barcelona. Ini yang berusaha dihentikan LaLiga.