Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Timnas Indonesia Sempat Terganggu Orang-orang Mabuk di Hotel

Timnas Indonesia vs Myanmar di Turki. (pssi.org)
Timnas Indonesia vs Myanmar di Turki. (pssi.org)

Jakarta, IDN Times - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong, cukup berang kepada pemerintah Singapura. Hal itu terjadi usai beberapa masalah muncul selama turnamen berlangsung. Paling anyar, empat pemain andalannya tak bisa tampil di laga final leg kedua Piala AFF 2020, karena dianggap melanggar penerapan sistem bubble.

Timnas Indonesia sendiri harus puas berada di peringkat dua dalam ajang Piala AFF 2020. Pada laga final leg kedua, Sabtu (1/1/2021), Timnas Indonesia bermain imbang 2-2 melawan Thailand. Walhasil, mereka kalah agregat 6-2 dari skuad Gajah Perang dalam laga final yang berlangsung dua leg.

Empat pemain yang dianggap melanggar itu adalah Elkan Baggott, Rizky Ridho, Victor Igbonefo, dan Rizky Dwi. Mereka melanggar itinerary di Singapura dengan pergi keluar. Padahal, aturan menegaskan jika peserta hanya bisa pergi ke hotel yang ditentukan panitia, lapangan latihan, dan venue pertandingan.

Pelanggaran keempat pemain itu terjadi pada 15 Desember 2021. Mereka sempat mendapatkan kesempatan tampil hingga dua pekan sampai akhirnya pemerintah setempat dan panpel Piala AFF selesai melakukan investigasi, dan memutuskan keempatnya disanksi tak bisa tampil.

1. Kecewa karena sanksi keluar jelang pertandingan final leg 2 digelar

Striker Timnas Indonesia, Dedik Setyawan, saat berlaga di duel kontra Thailand dalam final Piala AFF 2020 / Dokumentasi PSSI
Striker Timnas Indonesia, Dedik Setyawan, saat berlaga di duel kontra Thailand dalam final Piala AFF 2020 / Dokumentasi PSSI

Shin sebetulnya memberikan pujian kepada Pemerintah Singapura yang mau menjadi tuan rumah Piala AFF saat pandemik masih berlangsung. Tak pelak, dia mengucapkan terima kasih, karena ajang ini berlangsung dengan lancar hingga penghujung acara.

Namun, raut kekecewaan tak bisa ditutupinya. Apalagi, setelah para pemainnya mendapatkan hukuman secara tiba-tiba.

"Ini sangat mengecewakan. Secara administrasi, banyak masalah yang terjadi selama karantina dalam (sistem bubble). Sebab, baru pagi tadi diumumkan keempat pemain kami tak bisa ditampilkan. Hal itu terjadi usai dianggap melakukan pelanggaran yang sudah lama dilakukan pemain yang merasa bosan di kamar," ujar Shin.

2. Terganggu orang mabuk

Shin Tae-yong saat memimpin latihan Timnas Indonesia (IDN Times/Herka Yanis)
Shin Tae-yong saat memimpin latihan Timnas Indonesia (IDN Times/Herka Yanis)

Sistem bubble yang diterapkan panitia Piala AFF yang kali ini dipercayakan kepada federasi sepak bola Singapura (FAS) juga dinilai tak tegas. Menurut Shin, seharusnya, hotel itu tak bisa diakses siapapun kecuali peserta, tapi kenyataannya banyak orang umum yang bukan peserta, hilir mudik dengan mudah.

"Saat pemain keluar sebentar, mendapatkan teguran penalti. Itu tak masalah, karena kami sudah mengerti. Masalahnya, banyak orang umum di hotel," kata pelatih berusia 51 tahun itu dengan nada kecewa.

"Bahkan, akhir pekan ada yang mabuk dan mengadakan pesta. Itu cukup berisik hingga mengganggu istirahat kami. Saya berharap nantinya akan ada perbaikan terkait masalah seperti itu. Sehingga, kami bisa fokus mempersiapkan tim ke pertandingan," lanjutnya.

3. Nasi kotak juga sempat jadi masalah Timnas Indonesia di Piala AFF

Skuad Timnas Indonesia merayakan gol Witan Sulaeman ke gawang Laos (Dokumentasi PSSI)
Skuad Timnas Indonesia merayakan gol Witan Sulaeman ke gawang Laos (Dokumentasi PSSI)

Sebelumnya, Shin juga protes dengan fasilitas yang diberikan panitia kepada peserta Piala AFF, salah satunya karena tidak mendapatkan makanan yang baik selama berada di Singapura. Hal itu dikhawatirkan membuat pemulihan fisik anak asuhnya tak maksimal jelang laga final leg pertama Piala AFF 2020. 

Mereka harus terima dengan makanan yang disediakan pihak hotel. Sayangnya, makanan yang diberikan porsinya sedikit. Apalagi, menunya kurang bergizi. Hal tersebut sudah sempat dikeluhkan Vietnam dan Thailand.

"Harusnya, kami dapat makanan bergizi agar cepat pulih. Lantaran cuma makan nasi kotak (yang disediakan penyelenggara), jadi agak kurang nutrisinya bagi pemain. Saya mengkhawatirkan itu," ujar pelatih yang sempat menangani Korea Selatan di Piala Dunia Rusia 2018 lalu.

Kini, Piala AFF 2020 pun sudah berakhir. Apapun masalahnya, Timnas Indonesia harus menerima kenyataan jika mereka kembali gagal meraih gelar juara. Mereka menambah statistik kegagalan di laga final menjadi enam kali sepanjang turnamen ini berlangsung.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us