Timnas Indonesia U-17 vs Zambia Pakai Kartu VAR, Sistem Apa Itu?

- Sistem kartu VAR khusus untuk pelatih, memungkinkan mereka meminta peninjauan ulang terhadap insiden kontroversial dengan isyarat memutar jari.
 - Permintaan tinjauan hanya dapat dilakukan untuk empat situasi tertentu: gol atau tidak gol, penalti atau tidak penalti, kartu merah langsung, dan kesalahan identitas pemain.
 - FIFA menggunakan aturan baru ini di level kelompok umur sebagai uji coba, memberikan pelatih peran lebih besar dalam keadilan pertandingan.
 
Jakarta, IDN Times - Timnas Indonesia U-17 akan memulai petualangannya di Piala Dunia U-17 2025 dengan menghadapi Zambia, Selasa (4/11/2025) malam WIB. Laga tersebut diprediksi akan berjalan menarik.
Sebab, dalam laga tersebut, FIFA akan menerapkan sebuah sistem baru. Tak hanya di laga Timnas U-17 kontra Zambia, tetapi seluruh partai Piala Dunia U-17 2025 Qatar.
1. Sistem kartu VAR, seperti apa cara kerjanya?

Secara prinsip, sistem kartu VAR mirip dengan VAR biasa. Bedanya, kartu VAR khusus untuk pelatih. Setiap pelatih mendapat dua kesempatan meminta peninjauan ulang terhadap insiden yang dianggap kontroversial.
Caranya cukup mudah. Pelatih hanya perlu memakai isyarat memutar jari (finger swirl). Nantinya, wasit utama akan meninjau tayangan ulang di area tinjauan khusus Referee Review Area (RRA). Keputusan awal hanya akan diubah jika rekaman menunjukkan bukti jelas adanya kesalahan nyata atau insiden penting yang terlewat.
2. Apa saja yang bisa diintervensi?

Permintaan tinjauan hanya dapat dilakukan untuk empat situasi tertentu. Prinsipnya sama dengan aturan VAR biasa, yaitu gol atau tidak gol, penalti atau tidak penalti, kemungkinan kartu merah langsung, serta kesalahan identitas pemain.
Konsepnya mirip dengan sistem challenge di bulu tangkis. Jika peninjauan terbukti benar, jumlah kesempatannya tetap dua. Namun, jika salah, jatah permintaan tinjauan akan berkurang.
3. Kode bakal dipakai di level lebih tinggi?

FIFA biasanya memang menerapkan aturan atau sistem baru di level kelompok umur. Ini sebagai uji coba, apakah berjalan positif atau justru menimbulkan masalah.
Di sisi lain, aturan ini memberikan pelatih peran lebih besar dalam keadilan pertandingan. Para pemain muda juga dapat memahami penerapan teknologi dalam sepak bola modern.


















