Pelatih Guinea: Harusnya Kami Bisa Unggul 3-0 di Jeda Babak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Guinea berhasil mengamankan tiket Olimpiade Paris 2024 usai mengalahkan Timnas Indonesia U-23 dalam laga play-off di Stade Pierre Pibarot, Kamis (9/5/2024) malam WIB. Namun, kemenangan itu tak serta-merta membuat pelatih Kaba Diawara puas.
Diawara kurang senang dengan performa anak-anak asuhnya, khususnya di lini depan. Sebab, Guinea hanya mampu menang 1-0 meski mendapat sederet peluang emas.
Baca Juga: 3 Fakta Usai Timnas U-23 Kalah dari Guinea, Gagal Olimpiade
1. Harusnya bisa unggul 3-0 di jeda turun minum
Diawara mengakui lini depan Guinea ompong. Memang, dari total 14 tembakan yang dilepaskan, hanya satu yang berbuah menjadi gol. Pun, itu berasal dari eksekusi penalti Ilaix Moriba menit 29.
Pelatih yang dulu bermain di Arsenal dan Paris Saint-Germain (PSG) itu menyesalkan banyak peluang yang disia-siakan. Sebab, andai penyelesaian akhirnya bagus, Guinea disebut bisa unggul 3-0 saat jeda turun minum.
"Saat turun minum, kami seharusnya unggul 3-0. Ini adalah sektor yang sering saya evaluasi," kata Diawara selepas laga.
Baca Juga: Kalah dari Guinea, Timnas U-23 Gagal ke Olimpiade 2024
Editor’s picks
2. Harus segera berbenah
Diawara meminta Aguibou Camara dan kawan-kawan lebih klinis di sepertiga akhir lapangan lawan. Hal tersebut tidak boleh terulang saat berkiprah di Olimpiade Paris 2024, karena lawannya lebih tangguh dari Timnas U-23.
"Kami harus benar-benar meningkat, karena akan melawan tim-tim besar. Kami akan kesulitan kalau tetap seperti itu," ujar Diawara.
Baca Juga: Presiden FIFA Minta Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23
3. Guinea menang berkat penalti kontroversial
Sebenarnya, Guinea tertolong oleh keputusan kontroversial wasit Francois Letexier. Sebab, penalti yang dieksekusi mulus oleh Moriba bukan berawal dari pelanggaran di kotak terlarang.
Lebih dari itu, Letexier kembali menunjuk titik putih pada menit 76 usai menganggap Alfeandra Dewangga melanggar Algassime Bah di kotak penalti. Namun, melihat tayangan ulang, Dewangga lebih dulu mengenai bola.
Laga ini memang tidak dilengkapi oleh Video Assistant Referee (VAR). Hal tersebut membuat wasit tidak bisa meninjau insiden lebih detail.