Profil Andreas Brehme, Legenda Jerman yang Wafat pada Usia 63 Tahun

Pahlawan Jerman di Piala Dunia 1990

Hanya beberapa bulan setelah kepergian Franz Beckenbauer, dunia sepak bola Jerman kembali dirundung duka. Andreas Brehme, salah satu legenda Jerman, meninggal dunia pada usia 63 tahun. Ia diketahui meninggal akibat serangan jantung pada, Senin (19/2/2024) malam waktu setempat, atau Selasa (20/2/2024) WIB, yang dikonfirmasi oleh pasangannya, Susanne Schaefer.

Brehme sendiri merupakan salah satu bek kiri terbaik yang pernah dimiliki Timnas Jerman. Dia menjadi salah satu pemain di skuad asuhan Franz Beckenbauer yang berhasil menjuarai Piala Dunia FIFA 1990 setelah mengalahkan Argentina pada babak final. Dirinya menjadi pahlawan kemenangan Der Panzer melalui gol semata wayangnya yang dicetak melalui titik penalti.

1. Andreas Brehme raih puncak karier bersama Bayern Munich dan Inter Milan

Profil Andreas Brehme, Legenda Jerman yang Wafat pada Usia 63 TahunAndreas Brehme saat berfoto dengan kabinet trofi milik Inter Milan. (twitter.com/Inter)

Andreas “Andi” Brehme lahir di Hamburg, 9 November 1960. Kecintaannya terhadap sepak bola terlihat sejak usia dini sat menjadi pemain akademi di HSV Barmbek-Uhlenhorst. Bakatnya kemudian tercium oleh klub kasta ketiga Liga Jerman, FC Saarbruecken, hingga melakoni debut profesionalnya pada 1980.

Hanya perlu semusim bagi Brehme untuk menunjukkan tajinya sebagai pemain muda hingga direkrut oleh klub besar Bundesliga Jerman saat itu, FC Kaiserlautern, pada 1981. Di sana, ia berkembang pesat sebagai bek kiri yang tangguh dan piawai dalam mencetak gol. Kemampuannya dalam tendangan bebas dan penalti menjadi senjata utama bagi timnya. 

Penampilan impresif Brehme di Kaiserslautern kemudian menarik perhatian raksasa Bundesliga, Bayern Munich. Pada 1986, dia dibeli dengan mahar transfer fantastis yang menjadikannya pemain Jerman termahal kala itu. Bersama Die Roten, dirinya meraih kejayaan dengan menjuarai Bundesliga pada 1986/1987 dan dua kali menjuarai DFL Supercup pada 1986/1987 dan 1987/1988.

Petualangan Brehme berlanjut ke Italia dengan bergabung ke Inter Milan pada 1988. Selama berseragam I Nerazzurri, ia merasakan atmosfer sepak bola Serie A yang penuh gairah. Bersama kompatriotnya di Timnas Jerman, Lothar Matthaeus dan Juergen Klinsmann, Brehme menjadi pilar penting bagi tim. Dirinya sukses mengantarkan Inter meraih gelar juara Serie A Italia pada 1988/1989, Supercoppa Italiana pada 1989/1990, dan puncaknya saat menjuarai Piala UEFA pada 1990/1991.

Baca Juga: Profil Oliver Glasner, Pelatih Baru Crystal Palace Mantan Juara Eropa

2. Andreas Brehme mengakhiri karier sebagai pemain dengan menjuarai Bundesliga Jerman

Profil Andreas Brehme, Legenda Jerman yang Wafat pada Usia 63 TahunAndreas Brehme saat menjuarai Bundesliga Jerman bersama FC Kaiserslautern pada 1997/1998. (fck.de)

Memasuki masa akhir kariernya, Andreas Brehme tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Pada 1993, ia berlabuh ke Spanyol bersama Real Zaragoza. Di sana, dia tetap menunjukkan pengalaman dan kualitasnya. Dirinya membantu timnya mencapai perempat final Copa del Rey dan finis di posisi ke-10 klasemen akhir LaLiga Spanyol.

Setelah semusim di Zaragoza, Brehme memutuskan untuk kembali ke Kaiserslautern, klub yang membesarkan namanya. Statusnya sebagai pemain legenda ternyata mampu mendongkrak performa tim. Pada musim pertamanya (1994/1995), ia langsung membawa Kaiserslautern meraih gelar juara DFL Supercup.

Musim berikutnya, Brehme menjadi kapten tim dan memimpin Kaiserslautern meraih gelar juara Divisi Dua Liga Jerman dan kembali ke kasta tertinggi sepak bola Jerman. Musim 1997/1998 menjadi puncak kejayaan terakhir Brehme. Pada usianya yang ke-36, ia berhasil membawa Kaiserslautern menjuarai Bundesliga sekaligus memutuskan pensiun pada akhir musim. Ini sebuah pencapaian luar biasa bagi seorang pemain pada masa akhir kariernya.

3. Andreas Brehme yang tak tergantikan menjelma sebagai pahlawan Jerman di Piala Dunia 1990

Profil Andreas Brehme, Legenda Jerman yang Wafat pada Usia 63 TahunAndreas Brehme (twitter.com/DFB_Team)

Andreas Brehme diakui sebagai bek kiri yang tak hanya piawai dalam bertahan, tetapi juga punya naluri menyerang yang tajam. Kemampuannya menendang bola menggunakan kaki kanan dan kiri yang sama baiknya menjadikannya spesialis bola mati yang ditakuti lawan. Meskipun memiliki naluri menyerang, Brehme tak lantas mengabaikan tugas utamanya sebagai bek yang solid untuk menjadikannya pilar penting di lini belakang timnya.

Kemampuannya ini menjadikannya sebagai salah satu pemain yang tak tergantikan di Timnas Jerman pada era 1984–1994. Ia melakoni debut kala menghadapi Bulgaria pada pertandingan persahabatan tahun 1984. Sejak saat itu, ia menjelma sebagai pemain kunci dan mencatatkan 86 caps dan mencetak 8 gol.

Salah satu gol ikoniknya terjadi di Piala Dunia 1986. Dalam pertandingan semifinal melawan Prancis, Brehme mencetak salah satu gol melalui tendangan bebas yang spektakuler untuk mengantarkan Jerman meraih kemenangan 2-0. Sayangnya, Jerman harus mengakui ketangguhan Argentina dan kalah dengan skor tipis 2-3 pada partai final.

Kehebatan Brehme di lini belakang dan tendangan bebasnya yang mematikan mengantarkannya ke momen puncak kariernya pada final Piala Dunia 1990. Pertandingan melawan Argentina menjadi ajang balas dendam Jerman atas kekalahan mereka pada final edisi sebelumnya. Brehme menjadi pahlawan bagi Jerman dengan mencetak gol penentu kemenangan melalui tendangan penalti pada menit ke-85. Gol tersebut membawa Jerman meraih gelar juara dunia untuk ketiga kalinya.

4. Punya reputasi mentereng sebagai pemain, karier kepelatihan Andreas Brehme malah jeblok

Profil Andreas Brehme, Legenda Jerman yang Wafat pada Usia 63 TahunAndreas Brehme (dua dari kiri) saat melatih FC Kaiserslautern. (twitter.com/Rote_Teufel)

Karier Andreas Brehme di dunia sepak bola tak berhenti setelah ia pensiun sebagai pemain. Pada 2000, ia memulai babak baru sebagai pelatih bagi klub lamanya, FC Kaiserslautern. Meskipun Brehme memiliki reputasi gemilang sebagai pemain, perjalanannya di dunia kepelatihan tidak semulus saat ia masih aktif di lapangan hijau. Di Kaiserslautern, ia memimpin tim selama 2 musim dengan performa yang naik turun.

Setelah dipecat dari Kaiserslautern, Brehme mencoba peruntungannya di klub lain. Dia lalu melatih klub kasta ketiga Liga Jerman, SpVgg Unterhaching, dan hanya bertahan semusim pada 2004/2005. Dirinya kemudian menerima tawaran sebagai asisten pelatih bagi VfB Stuttgart di bawah pelatih kenamaan asal Italia, Giovanni Trapattoni. Namun, keduanya hanya bertahan setengah musim setelah performa jeblok tim yang hampir terdegradasi.

Kepergian Andreas Brehme menandai kehilangan besar bagi dunia sepak bola. Sosoknya yang gemilang sebagai pemain dan penuh dedikasi akan selalu dikenang. Prestasinya bersama Timnas Jerman, terutama gol penentu kemenangan di final Piala Dunia 1990, akan selalu menjadi sejarah. Ruhe in Frieden, Andi.

Baca Juga: 5 Pelatih Terakhir yang Menangani Timnas Jerman dan Bayern Munich

Widyo Andana Pradiptha Photo Verified Writer Widyo Andana Pradiptha

Seringnya nulis tentang sepak bola dan Formula 1

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya