7 Wonderkid yang Pernah Gagal di Manchester United

Manchester United dikenal sebagai salah satu klub besar yang sering mengembangkan pemain muda dengan label wonderkid menjadi pemain kelas dunia. Beberapa contoh mencolok adalah Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, dan David De Gea. Meski begitu, tidak semua wonderkid berhasil mencapai kesuksesan yang sama ketika membela The Red Devils. Sebagian dari mereka bahkan gagal mencapai potensi terbaiknya sepanjang karier.
Baru-baru ini, ada satu wonderkid yang secara resmi bergabung ke Old Trafford pada bursa transfer musim panas 2023. Pemain tersebut adalah Rasmus Hojlund, pemuda berusia 20 tahun yang disebut-sebut sebagai The Next Erling Haaland. Bahkan, MU berani membayar mahal pemain Denmark itu dengan harga 75 juta euro atau setara 1,2 triliun rupiah demi mendapatkannya dari Atalanta Bergamo.
Dengan harga semahal itu, tentu ekspektasi fans dan media akan sangat tinggi. Terlebih lagi, Hojlund akan mengisi posisi penyerang nomor 9 di Manchester United, sebuah posisi yang sangat penting dan dibutuhkan klub saat ini. Hojlund sendiri perlu waspada karena tidak semua wonderkid di MU dapat meraih kesuksesan. Misalnya, tujuh wonderkid yang pernah gagal di Manchester United ini.
1. David Bellion sempat digadang-gadang sebagai The Next Thierry Henry

David Bellion menjadi salah satu pembelian flop Manchester United ketika masih dilatih Sir Alex Ferguson. Pemain yang masih berusia 20 tahun saat itu tampil cukup impresif selama membela Sunderland pada 2001—2003. Meski gagal menyelamatkan Sunderland dari degradasi pada 2002/2003, penampilan Bellion cukup mencuri perhatian Ferguson. Bellion bahkan disebut-sebut sebagai The Next Thierry Henry karena kemampuannya yang menjanjikan sebagai penyerang.
MU akhirnya resmi mendatangkan Bellion dengan harga 3 juta euro atau sekitar 52,14 miliar rupiah pada musim panas 2003. Akan tetapi, Bellion gagal menampilkan performa terbaiknya selama membela mereka. Ia hanya mencetak 8 gol dan 2 assist dari 40 penampilannya di semua kompetisi pada 2003—2005.
Bellion juga tidak mampu bersaing dengan nama-nama besar, seperti Ruud van Nistelrooy, Wayne Rooney, dan Cristiano Ronaldo. Setelah melewati dua masa peminjaman ke West Ham United dan OGC Nice, Bellion dilepas secara permanen ke Nice pada musim panas 2006. Ia pada akhirnya memutuskan pensiun sebagai pemain sepak bola setelah membela klub terakhirnya, Red Star FC, pada 2016.
2. Federico Macheda meledak di satu pertandingan, tetapi melempem setelahnya

Sir Alex Ferguson secara mengejutkan memasukkan Federico Macheda, yang saat itu masih berusia 17 tahun, ke tim utama Manchester United ketika melawan Aston Villa pada 2008/2009. Pemain asal Italia itu berhasil menjawab kepercayaan Ferguson dengan mencetak gol penentu kemenangan MU atas Aston Villa pada masa injury time. Gol tersebut tidak hanya memenangi pertandingan, tetapi juga menjadi penentu raihan gelar juara English Premier League (EPL) 2008/2009.
Sayangnya, performa Macheda tidak menunjukkan kemajuan yang signifikan pada musim-musim selanjutnya. Ia hanya mampu tampil dalam 36 pertandingan serta mencetak 5 gol dan 5 assist di semua kompetisi bersama MU pada 2009—2014. Dari 36 kali tampil, 21 di antaranya ia jalani sebagai pemain pengganti.
Macheda sempat menjalani masa peminjaman selama 5 kali pada 2011—2014. NAmun, ia gagal mengembangkan permainannya di tiap klub yang ia bela selama masa peminjaman tersebut. MU akhirnya melepas Macheda secara gratis ke Cardiff City pada musim panas 2014. Saat ini, ia masih aktif bermain sepak bola dengan membela klub asal Turki, Ankaragucu.
3. Rodrigo Possebon mengalami cedera serius yang menghambat kariernya di Manchester United

Rodrigo Possebon dahulunya wonderkid asal Brasil yang tampil impresif ketika membela Internacional. Penampilan mengesankan Possebon yang kala itu masih berusia 19 tahun membuat Manchester United tertarik mendatangkannya. MU sepakat membeli Possebon dari Internacional dengan harga 3,5 juta euro atau sekitar 58,4 miliar rupiah.
Naas, Possebon mengalami cedera kaki yang cukup parah ketika bermain melawan Middlesbrough dalam laga Piala Liga Inggris pada 2008/2009. Cedera tersebut menghambat perkembangan kariernya. Setelah pulih, Possebon juga kesulitan untuk menembus tim utama Manchester United. Akibatnya, ia dipinjamkan ke SC Braga pada 2009.
Belum sampai 1 tahun, Possebon dikembalikan ke MU pada Desember 2009. Possebon akhirnya hengkang dari Old Trafford dengan kembali ke Brasil bersama Santos. Pada akhirnya, Possebon memutuskan untuk gantung sepatu setelah membela klub asal Vietnam, Ho Chi Minh City FC, pada Februari 2018.
4. Ravel Morisson menyia-nyiakan bakatnya karena ulah di luar lapangan

Ravel Morisson pernah mencuri perhatian publik sepak bola Inggris ketika mendapatkan pujian dari dua legenda Manchester United, Gary Neville dan Wayne Rooney, pada 2010. Neville mengatakan, Morisson mirip dengan mantan gelandang Timnas Inggris, Paul Gascoigne. Ia bisa membuat perubahan yang signifikan dalam permainan tim. Sementara itu, Rooney mengungkapkan, Morisson lebih baik daripada Paul Pogba.
Rooney juga membeberkan masalah yang Morisson alami, yang membuatnya tidak bisa memaksimalkan bakat yang ia miliki. Morisson, yang masih berusia 17 tahun ketika mendapatkan kontrak professional pertamanya di Manchester United, memiliki gaya hidup dan temperamen yang buruk. Ia pernah terkena beberapa kasus, seperti terciduk melakukan pencurian di ruang ganti, melakukan protes kenaikan gaji kepada MU, dan terlibat kasus pelecehan seksual.
Alhasil, Morisson gagal meraih kesuksesan dalam karier sepak bolanya. Ia hanya bermain tiga kali bersama tim utama Manchester United pada 2010/2011. Saat ini, Morisson bereuni dengan seniornya di MU dahulu, Wayne Rooney, di klub Major League Soccer (MLS), DC United, sejak musim panas 2022.
5. Gabriel Obertan, yang pernah dijuluki The Next Cristiano Ronaldo, gagal tampil apik

Gabriel Obertan mencuri perhatian ketika mampu tampil apik bersama Girondins Bordeaux dan berhasil menjadi juara Ligue 1 Prancis pada 2008/2009. Pemain berusia 20 tahun pada saat itu menampilkan permainan impresif yang membuat banyak klub besar di Eropa berminat kepadanya. Namun, hanya Manchester United yang berhasil mendatangkan Obertan pada musim panas 2009. Kemampuan olah bola, kecepatan, dan tinggi badannya yang mencapai 186 cm membuat fans MU menyebutnya mirip dengan Cristiano Ronaldo.
Sayangnya, Obertan gagal memenuhi harapan fans. Performanya yang kurang impresif membuatnya hanya tampil dalam 27 pertandingan dan mencetak satu gol serta 4 assist di semua kompetisi pada 2009—2011. Pada akhirnya, MU memutuskan untuk melepas Obertan ke Newcastle United secara permanen pada musim panas 2011.
6. Adnan Januzaj gagal menyesuaikan diri dengan skema permainan Louis van Gaal

Adnan Januzaj menjadi sensasi ketika berhasil mencetak dua gol cantik ke gawang Sunderland pada 2013/2014. Pada saat itu, ia masih berusia 17 tahun. Januzaj mencetak dua gol kemenangan MU atas Sunderland dengan skor 2-1. Meski MU menjalani musim yang tidak terlalu bagus, penampilan Januzaj cukup menonjol sehingga digadang-gadang menjadi pemain hebat bagi MU pada masa depan.
Sayangnya, ketika MU dilatih Louis van Gaal, Januzaj gagal menunjukkan permainan apik pada 2014/2015. Ia tidak mencetak gol atau assist dalam 21 penampilannya bersama MU di semua kompetisi. Januzaj tampil dalam 63 pertandingan dengan hanya mencetak 5 gol dan 6 assist pada 2013—2016.
Ia sempat menjalani masa peminjaman di Borussia Dortmund dan Sunderland, tetapi performanya tidak membaik. MU memutuskan untuk melepas Januzaj ke Real Sociedad secara permanen pada musim panas 2017. Kepindahan tersebut terbukti tepat untuk Januzaj karena berhasil tampil cukup impresif untuk klub asal Spanyol itu dengan 23 gol dan 21 assist dari 168 laga.
7. Memphis Depay sering bermasalah di luar lapangan

Memphis Depay tampil sangat impresif ketika membela Timnas Belanda di Piala Dunia 2014. Ia juga bermain apik untuk PSV Eindhoven dengan catatan 50 gol dan 29 assist dari 124 pertandingan. MU yang ketika itu dilatih mantan pelatih Timnas Belanda, Louis van Gaal, mendatangkan Memphis dengan harga yang cukup mahal, 34 juta euro atau sekitar 567 miliar rupiah, pada musim panas 2015.
MU yang yakin Memphis akan menjadi pemain hebat pada masa depan, sehingga berani memberikan nomor 7 yang memiliki arti mendalam di klub tersebut. Akan tetapi, sang pemain yang saat itu masih berusia 21 tahun tidak mampu menunjukkan performa terbaiknya selama bermain untuk MU. Memphis bahkan sering melakukan tindakan indisipliner yang membuat manajemen MU geram. Ia hanya tampil dalam 53 pertandingan dengan mencetak 7 gol dan 6 assist di semua kompetisi. MU akhirnya melepas Memphis Depay ke Olympique Lyon pada musim panas 2017.
Masih ada beberapa wonderkid yang gagal total di Manchester United, seperti Wilfried Zaha, Bebe, dan Fabio Da Silva. Kegagalan para wonderkid tersebut membuat banyak pihak meragukan transfer Rasmus Hojlund. Sebagai pemain muda yang diharapkan dapat mengangkat performa Manchester United, Hojlund akan menghadapi tantangan besar untuk membuktikan dirinya di level sepak bola yang lebih tinggi. Patut dinanti seperti apa kiprah Rasmus Hojlund bersama MU pada 2023/2024.