Pengungsi di 15 Negara Ikut Piala Dunia Khusus Imigran

#WorldCup2018 Even ini malah didukung oleh FIFA

Di tengah jeda babak 16 besar Piala Dunia Rusia 2018, para pengungsi dari Afrika dan Asia menyelenggarakan Piala Dunia versi mereka yang diselenggarakan di Lapangan Merah, Moskow hari Selasa kemarin.

Dilansir dari AS dengan mengutip Reuters, disebutkan bahwa acara ini diselenggarakan oleh sebuah jaringan anti-diskriminasi bernama Football Against Racism in Europe (FARE) dan Civic Assistance Committee.

1. Diikuti 35 peserta dari 15 negara

Pengungsi di 15 Negara Ikut Piala Dunia Khusus Imigrantwitter.com/farenet

Sebanyak 35 pemain dari 15 negara termasuk di antaranya dari Suriah, Afghanistan, Pantai Gading, Kongo dan Nigeria berpartisipasi dalam serangkaian laga, yang dilangsungkan di lapangan sepak bola khusus. Laga ini disediakan oleh FIFA di kawasan Lapangan Merah yang terkenal ini.

Meskipun sempat ada ketakutan akan terjadinya aksi rasisme atau xenophobia, namun sampai sejauh ini masih berjalan dengan aman.

2. Selain untuk menarik perhatian juga menunjukkan pengungsi itu orang baik

Pengungsi di 15 Negara Ikut Piala Dunia Khusus Imigrantwitter.com/farenet

Seorang pendukung hak pengungsi dan kepala Civic Assistance Committee bernama Svetlana Gannushkina menyatakan, bahwa acara ini diselenggarakan selain untuk menarik perhatian publik terhadap masalah migran, juga untuk menunjukkan kepada pihak berwenang bahwa para pengungsi ini merupakan orang baik dan sepantasnya diberikan status pengungsi resmi.

Event ini untuk menarik perhatian akan masalah diskriminasi, xenophobia.
Bagi kami ini juga untuk menunjukkan kepada pihak penguasa bahwa terdapat banyak orang hebat dan mereka seharusnya diberikan status (Pengungsi resmi).

3. FARE didukung penuh oleh FIFA dan UEFA

Pengungsi di 15 Negara Ikut Piala Dunia Khusus Imigrantwitter.com/farenet

Lokasi diselenggarakannya acara ini juga memberikan arti tersendiri bagi mereka yang mengikuti Piala Dunia Migran ini, yaitu di sebuah lapangan di depan Katedral St Basil dan Kremlin, sebagaimana diungkapkan oleh seorang pengungsi dari Pantai Gading bernama Traoere Kadjale.

Saya menyenangkan bagi kami, membawa kegembiraan bagi kami semua. Jadi kami meminta Rusia untuk memberikan kami kesempatan. Pemain sepak bola seperti kami, yang berada di sini, juga dapat mengungkapkan diri kami sendiri.

Saat ini tercatat setidaknya terdapat 4 juta pengungsi gelap di negara pimpinan Vladimir Putin ini. Mereka yang tertangkap akan dilarang memasuki negara tersebut kembali selama 10 tahun.

Situs FourFourTwo mencatat bahwa FARE didirikan untuk memerangi diskriminasi di sepak bola Eropa, yang didirikan bulan Februari 1999 di Vienna dan telah mendapatkan dukungan penuh dari otoritas sepak bola dunia seperti FIFA dan UEFA.

y d margalay Photo Verified Writer y d margalay

Happiness is a conscious choice, not an automatic response

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya