5 Hal yang Bisa Membuat Manchester City Kehilangan Gelar Liga Premier

Raheem Sterling mengawali musim ini dengan performa yang kurang meyakinkan. Banyak pihak menilai bahwa anjloknya performa sang pemain disebabkan kelelahan setelah tampil di Piala Eropa 2020 untuk Inggris. Musim sebelumnya adalah musim yang panjang bagi Sterling karena dia mencapai final Liga Champions dan Piala Eropa.

Winger 26 tahun itu baru memulai dua pertandingan musim ini dan secara perlahan kehilangan tempatnya di starting lineup sejak kedatangan Jack Grealish. Dia hanya mencetak 1 gol dari 7 penampilan dan terlihat kurang percaya diri. Sejak kehadirannya pada 2015, Sterling adalah kunci keberhasilan The Cityzens dengan mempersembahkan 3 gelar Premier League. 

Meski sudah memiliki Grealish, anjloknya performa Sterling memberikan pengaruh tersendiri. Dia adalah sosok penting dan salah satu paling berpengalaman di dalam tubuh tim.

Liga Premier dianggap sebagai liga terbaik di dunia. Kedatangan pemain kelas dunia setiap musimnya membuat kompetisi menjadi sangat kompetitif. Musim ini bahkan dianggap akan menjadi yang paling menarik dengan kualitas merata yang dimiliki klub-klub papan atas. Apalagi, setelah aktivitas transfer setiap klub yang luar biasa..

Manchester United kehadiran Cristiano Ronaldo, Jadon Sancho, dan Raphael Varane, Chelsea memulangkan Romelu Lukaku, dan Liverpool kembali diihuni pemain-pemain kunci yang sempat cedera parah, seperti Virgil van Dijk dan Joe Gomez, ditambah trio Salah-Jota-Mane yang semakin gahar. Di sisi lain, City hanya kedatangan Jack Grealish dan belum menemukan bomber utama pascakepergian Sergio Aguero. Dengan kualitas kompetisi yang meningkat di musim ini, kesempatan City mempertahankan gelar akan sangat sulit.

Manchester City nyaris memenangkan gelar Liga Champions pertama mereka musim lalu. Sayang, The Cityzens justru kalah di final dari Chelsea. Menghadirkan trofi Liga Champions masih tetap menjadi prioritas utama Manchester City musim ini. Meski memiliki skuad bertabur bintang, akan ada saatnya Guardiola harus menjadikan Liga Champions sebagai prioritas ketimbang Premier League.

Dengan kompetisi yang akan berjalan sangat panjang, prioritas bisa berbenturan yang mengakibatkan kinerja yang tidak konsisten di kompetisi domestik. Menempatkan fokus mereka untuk memenangkan Liga Champions bisa membuat tujuan mereka mempertahankan gelar Premier League menjadi tugas yang lebih sulit. Apalagi, kualitas skuad musim ini tidak jauh berbeda dengan musim lalu karena aktivitas City di bursa transfer terbilang pasif.

City memulai musim ini dengan kekalahan dari Tottenham Hotspur, namun berhasil bangkit di pekan berikutnya dengan kemenangan besar melawan Norwich dan Arsenal. Sayang, dalam 3 laga terakhirnya, City hanya meraih 2 kali hasil imbang dan sekali menang. Meski saat ini menempati peringkat ke-3 dengan 14 poin, kehilangan 7 poin di awal musim menunjukkan inkonsistensi di dalam tubuh tim.

Pada matchday kedua melawan PSG, mereka bahkan harus menyerah dengan skor 2-0. Guardiola harus segera memperbaiki inkonsistensi ini jika tak ingin semakin tertinggal jauh dari para pesaingnya.

Musim panas kemarin Manchester City kehilangan Sergio Aguero yang kontraknya telah habis. Sebagai gantinya, mereka berniat memboyong Harry Kane sebagai suksesornya. Sang pemain pun sudah mengungkapkan keinginannya untuk mencari tantangan baru. Namun, hingga hari terakhir bursa transfer,  perekrutan ini gagal terwujud karena Spurs tak ingin melepasnya. City pun kemudian mendatangkan winger Aston Villa, Jack Grealish.

Tak adanya bomber murni di dalam skuad saat ini mengurangi produktivitas gol City. City memang memiliki Gabriel Jesus, tetapi dia belum bisa sangat diandalkan karena performanya masih angin-anginan. Dengan tampil di empat kompetisi berbeda, kurangnya pilihan di lini depan bisa sangat memengaruhi hasil di musim ini.

Kualitas skuad Man City musim ini dinilai masih sama dengan musim lalu. Di sisi lain, para klub pesaing meningkatkan kualitasnya dengan kehadiran banyak pemain baru. Dua hal ini menjadi salah satu alasan internal dan eksternal yang bisa membuat City kehilangan gelar musim lalu. Meski demikian, City bukanlah klub yang pantang menyerah di bawah asuhan Guardiola. Bisakah mereka mempertahankan gelarnya?