3 Upgrade Penting agar Samsung Galaxy S26 Series Lebih Worth It!

- Software yang lebih cerdas berkat dukungan AISamsung perlu memberikan kebebasan bagi pengguna dalam membentuk pengalaman software sesuai preferensi mereka. Integrasi antara Galaxy AI dan aplikasi sistem membuat smartphone terasa jauh lebih intuitif.
- Kamera dengan sensor lebih besar dan identitas visual yang kuatGalaxy S26 Series perlu menjadi momentum bagi Samsung untuk menghidupkan kembali identitas fotografi mereka. Peningkatan ukuran sensor dan kemitraan dengan pabrikan kamera bisa menjadi langkah mendesak yang harus diwujudkan.
- Performa dan manajemen termal benar-benar optimalOptimalisasi performa masih menjadi celah bagi produk flagship Samsung. Manajemen suhu juga harus menjadi perhatian serius agar pengguna bisa merasakan performa yang benar-benar
Peluncuran Galaxy S26 Series menjadi momen yang sangat ditunggu, terutama setelah respons yang cukup beragam terhadap Galaxy S25 dan Galaxy S25 Ultra. Meski keduanya menawarkan desain yang nyaman digenggam dan pengalaman flagship yang mumpuni, banyak pengguna menilai peningkatannya tidak cukup menonjol dibandingkan para pesaingnya. Menurut pantauan Digitaltrends, performa pengisian daya yang lambat, kamera yang kurang memuaskan, dan harga yang tidak sebanding dengan kemampuan yang diberikan membuat Samsung dianggap mulai kehilangan element of surprise yang selama ini menjadi ciri khas seri Galaxy S. Tak heran bila ekspektasi terhadap generasi berikutnya jauh lebih tinggi.
Di tengah persaingan yang makin ketat, Samsung perlu menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar upgrade minor. Kompetitor seperti iPhone 17 Pro, Pixel 10 Pro XL, hingga OPPO Find X8 Ultra sudah membuktikan bahwa inovasi yang agresif menjadi kunci menarik minat pengguna. Jika Galaxy S26 ingin menjadi pilihan yang benar-benar layak, Samsung perlu menghadirkan peningkatan yang terasa jelas dalam pemakaian sehari-hari maupun saat menjalankan tugas berat. Inilah tiga aspek penting yang harus diusung Samsung Galaxy S26 agar mampu mencuri perhatian pasar!
1. Software yang lebih cerdas berkat dukungan AI

Samsung selama ini dikenal memiliki ekosistem perangkat lunaknya yang kaya fitur melalui Good Luck, Labs Tools, dan integrasi Galaxy AI. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pesaing seperti OnePlus dan Google sukses menawarkan pengalaman software yang terasa lebih fleksibel dan proaktif dalam menyesuaikan kebutuhan pengguna. Fitur seperti Mind Space di OxygenOS dan pemanfaatan Gemini yang semakin menyatu dengan Android menunjukkan bagaimana AI dapat bekerja lebih efisien. Agar tetap unggul, Samsung perlu memberikan lebih banyak kebebasan bagi pengguna untuk membentuk pengalaman software sesuai preferensi mereka.
Salah satu langkah penting yang bisa Samsung tempuh adalah menghadirkan AI yang mampu beroperasi sepenuhnya offline dan dapat menelusuri file di perangkat hanya melalui deskripsi berbasis natural language. Integrasi antara Galaxy AI dan aplikasi sistem juga membuat smartphone terasa jauh lebih intuitif. Selain itu, Samsung dapat mempertimbangkan kehadiran pembuat aplikasi berbasis AI seperti Nothing Playground atau Google Opal, yang memungkinkan pengguna membuat mini apps tanpa perlu menulis satu baris kode pun.
2. Kamera yang hadir punya sensor lebih besar dan identitas visual yang lebih kuat

Dalam beberapa tahun terakhir, kualitas kamera Samsung terasa tidak banyak berkembang. Padahal, dulu mereka sempat memimpin lewat sensor beresolusi tinggi dan kemampuan zoom optik. Di saat yang sama, Apple, Google, dan berbagai produsen dari China mulai mengadopsi sensor 1 inci dan pendekatan “all-big-sensor” yang menghadirkan hasil foto lebih dramatis dan natural. Fitur inovatif seperti Pro Res Zoom milik Pixel dan mode potret dari vivo maupun OPPO menunjukkan seberapa jauh kompetitor melesat. Karena itu, Galaxy S26 Series perlu menjadi momentum bagi Samsung untuk menghidupkan kembali identitas fotografi mereka.
Kabar tentang hadirnya kembali variable aperture pada S26 Ultra memang memberi angin segar, tetapi peningkatan ukuran sensor tetap menjadi langkah mendesak yang harus diwujudkan. Samsung juga bisa mempertimbangkan kemitraan dengan pabrikan kamera seperti Leica atau Hasselblad untuk melahirkan profil warna khusus dan mode pemotretan eksklusif. Di sisi lain, sistem filter Samsung yang sudah matang bisa diperluas menjadi alat ekspresi kreatif yang lebih fleksibel. Misalnya melalui pemrosesan warna berbasis AI yang lebih cerdas dan presisi.
3. Performa dan manajemen termal benar-benar optimal

Samsung memang menggunakan chipset edisi khusus “Snapdragon for Galaxy”. Namun kenyataannya, performa varian tersebut justru masih kalah dari sejumlah perangkat yang memakai chipset Qualcomm versi standar. Berdasarkan pengujian GSMArena, Galaxy S25 Ultra mencatat skor AnTuTu v10 sebesar 2.207.809 poin. Angka ini tertinggal cukup jauh dari vivo X200 Pro yang mencapai 2.609.095 poin dan mendekati skor OnePlus 13 yang berada di angka 2.690.491 poin.
Perbedaan performa itu memang tidak besar, tetapi cukup menegaskan bahwa optimalisasi masih menjadi celah bagi produk flagship Samsung. Sebagai contoh, OnePlus 15 menjadi bukti bahwa pengaturan resource, alokasi daya, dan tuning sistem yang tepat dapat menghasilkan performa stabil tanpa harus mengandalkan varian chipset khusus. Karena itu, Galaxy S26 perlu mengadopsi pendekatan serupa agar pengguna bisa merasakan performa yang benar-benar maksimal.
Selain itu, manajemen suhu juga harus menjadi perhatian serius. Model Ultra memang sudah dibekali vapor chamber lebih besar, tetapi varian reguler maupun Plus masih sering mengalami panas berlebih dan throttling ketika dipakai dalam beban tinggi. Jika Samsung ingin menghadirkan pengalaman gaming, multitasking, dan penggunaan skenario berat yang konsisten, peningkatan sistem pendingin adalah langkah yang wajib dilakukan. Bahkan jika harus menambah sedikit ketebalan perangkat, peningkatan pada sektor thermal tetap merupakan investasi yang sangat sepadan demi stabilitas jangka panjang.
Meski Samsung Galaxy S26 diprediksi tidak membawa banyak perubahan dari sisi hardware, sentuhan optimalisasi software dan pengalaman pengguna masih bisa menjadi penentu utama agar seri ini menjadi incaran pasar dan kembali memenangkan hati pengguna yang mulai melirik merek lain. Jika Samsung berhasil memenuhi tiga peningkatan utama ini, Galaxy S26 dapat kembali menjadi standar smartphone flagship Android. Penggemar tinggal menunggu apakah Samsung akan melakukan kejutan besar tersebut saat peluncuran resminya nanti.


















