TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bikin Kecewa, 7 Sekuel Game Ini Akhirnya Dilupakan Gamer

Awalnya ditunggu-tunggu, akhirnya menjadi kecewa

Watch Dogs: Legion (techradar.com)

Setelah menamatkan game yang luar bisa dan berkesan, ada kalanya kita memiliki harapan agar game tersebut mendapatkan sekuel. Kita belum siap untuk meninggalkan seri itu dan ingin menyaksikan kelanjutannya. We want more!

Sayangnya, kita sering kali melupakan fakta bahwa sebuah sekuel belum tentu sebagus prekuelnya. Sebuah sekuel juga bisa memiliki kualitas yang buruk dibandingkan pendahulunya, baik dari segi cerita maupun gameplay-nya. Alhasil, kita merasa kecewa.

Melihat dari banyaknya game yang rilis di pasaran, terdapat sejumlah sekuel yang mengecewakan. Lambat laun, mereka yang kecewa melupakan sekuel tersebut. Simak daftarnya!

1. Postal III

Postal III (dok. Trashmasters/Postal III)

Sedari dulu, seri Postal tidak begitu populer di kalangan kritikus dan selalu mendapatkan rating yang relatif rendah. Jika dilihat dari perspektif para gamer, mereka hanya menyukai POSTAL 2, POSTAL 2: Paradise Lost, dan Postal 4: No Regerts. Yup, Postal III dilupakan begitu saja. Mengapa demikian?

Well, jawabannya cukup simpel. Menurut para kritikus, semua aspek dalam game ini sangat buruk. Gameplay-nya tidak menyenangkan, deretan bugs yang ada mengesalkan, dan humornya jauh dari kata lucu. Ironisnya, nilai jual seri Postal terletak pada kelucuannya. 

Kini, Postal III tidak diakui oleh developer seri itu, Running With Scissors. Bahkan, kalau kamu mengunjungi situs resmi developer tersebut dan mengeklik nama 'Postal III', kamu akan diarahkan ke video Never Gonna Give You Up di YouTube. Langsung kena rickroll!

2. Watch Dogs: Legion

Watch Dogs: Legion (sea.ign.com)

"Siapa pun bisa menjadi senjatamu."

Fitur Watch Dogs: Legion yang mengizinkan kamu untuk merekrut dan memainkan semua NPC yang ada memang keren. Namun, di balik fitur yang ambisius ini, terdapat banyak kelemahan yang membuatnya menjadi sekuel yang dilupakan.

Game dengan ulasan yang campur aduk ini memiliki alur cerita yang generik dan membosankan. Selain itu, gameplay-nya terasa repetitif dan diperparah karena optimisasi performa yang buruk serta bugs yang mengganggu. Kombinasi semua aspek ini membuat salah satu kritikus berpendapat bahwa game ini cocok untuk dimainkan dan dilupakan. Ya, dilupakan, bukan dikenang.

Baca Juga: Berani Beda, 7 Franchise Game Ini Pernah Berubah Genre

3. Far Cry New Dawn

Far Cry New Dawn (dok. Ubisoft Montreal, Ubisoft Kiev, Ubisoft Shanghai/Far Cry New Dawn)

Kalau pernah memainkan sejumlah game open-world yang digarap Ubisoft, kamu akan menyadari kesamaan gameplay yang ditawarkan. Sederhananya, terdapat kecenderungan Ubisoft untuk menambahkan banyak sekali misi atau quest yang membosankan dan repetitif. Kecenderungan ini disebut dengan nama 'Ubisoft Formula', dan Far Cry New Dawn tidak luput dari kesamaan struktur itu.

Menurut kritikus dan para gamer, cerita dan karakter antagonis di Far Cry New Dawn tidak memorable. Hal ini cukup memprihatinkan mengingat seri Far Cry identik dengan karakter antagonis yang keren, seperti Vaas Montenegro, Pagan Min, dan Joseph Seed. 

Selanjutnya, sekuel Far Cry 5 ini dianggap gagal dalam mengimplementasi konten baru yang berarti. Oleh sebab itu, banyak pihak yang merasa bahwa game ini lebih cocok dijadikan DLC, expansion, atau mod ketimbang game standalone dengan harga yang mahal.

4. Dead Rising 4

Dead Rising 4 (dok. Capcom Game Studio Vancouver/Dead Rising 4)

Sebuah sekuel harusnya menambahkan inovasi yang baru atau setidaknya mempertahankan elemen-elemen yang membentuk identitas seri tersebut. Sayangnya, hal itu tidak dilakukan Capcom Vancouver dalam penggarapan Dead Rising 4.

Apabila dibandingkan dengan Dead Rising pertama, game keempat dalam entri utama seri Dead Rising ini memiliki senjata yang terbatas. Dulu, semua benda dapat kamu gunakan sebagai senjata untuk melawan zombi, baik televisi, troli, maupun potongan tangan manusia. Akan tetapi, kebebasan seperti itu tidak ditawarkan lagi di Dead Rising 4.

Berikutnya, fitur timer yang sudah melekat dengan seri Dead Rising malah dihapus. Zombi yang menjadi musuh kamu pun menjadi lemah. Akibatnya, game ini sama sekali tidak menantang. Ibaratnya, lebih sulit untuk menyukai game ini daripada untuk menamatkan game ini.

5. Just Cause 4

Just Cause 4 Reloaded (dok. Avalanche Studios/Just Cause 4 Reloaded)

Kamu mungkin mengingat eksistensi Just Cause 2 dan Just Cause 3. Bagaimana dengan Just Cause 4?

Setelah membaca pertanyaan tersebut, kamu pasti mengingatnya. Namun, perlu diketahui bahwa saat perilisannya, banyak gamer yang tidak menyadari bahwa Just Cause 4 sudah tersedia di pasaran. Sekarang pun, tidak sedikit dari mereka yang sudah melupakan Just Cause 4 dan lebih memilih untuk memainkan Just Cause 3. Hal ini disebabkan oleh kualitas Just Cause 4 yang merosot.

Kebanyakan ulasan kritikus membahas performa Just Cause 4 yang buruk dan diikuti oleh bugs. Meskipun terdapat sejumlah kritikus yang memuji gameplay-nya yang menyenangkan, para gamer memiliki pendapat yang berbeda. Mereka mendorong gamer lain untuk memainkan Just Cause 2 atau Just Cause 3 dan mengabaikan game yang keempat.

6. Mass Effect: Andromeda

Mass Effect: Andromeda Deluxe Edition (dok. BioWare/Mass Effect: Andromeda Deluxe Edition)

Menilai dari ulasan Metacritic, tampaknya Mass Effect 2 menjadi puncak dari seri BioWare itu. Baik Mass Effect 3 maupun Mass Effect: Andromeda mendapatkan skor yang rendah.

Saat pertama kali rilis, grafik dan animasi karakter di Mass Effect: Andromeda sempat menjadi meme di kalangan pemain. Lebih parahnya lagi, grafik dan animasi dengan kualitas yang rendah hanyalah sebagian kecil masalah yang dimiliki game tersebut. Yup, masih tip of the iceberg-nya saja.

Cerita Mass Effect: Andromeda tidak menarik jika dibandingkan prekuelnya, begitu juga dengan karakternya. Dialognya tidak terasa realistis sehingga membuat setiap interaksi menjadi aneh. Gameplay-nya juga mendapatkan kritik karena sistem permainan yang begitu monoton.

Memang sih, masalah grafik dan animasi sudah diperbaiki. Walaupun demikian, para gamer tetap menyarankan untuk membeli game ini jika mendapatkan diskon besar-besaran. Kalau tidak ada diskon, jangan dibeli!

Baca Juga: Dibenci Kritikus, 7 Game Ini Malah Disenangi Gamer

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya