6 Fakta Mary-Beth Gaskill di RDR 2, Anggota Geng yang Jadi Penulis

- Latar belakang dan masa lalu kriminal ringan Mary-Beth
- Pencuri yang gemar membaca dan menulis cerita pendek
- Sosok lembut yang jadi penengah di antara anggota geng
Mary-Beth Gaskill mungkin bukan anggota paling mencolok di geng Van der Linde, tapi kisahnya menyimpan makna yang dalam. Ia hadir sebagai sosok lembut yang kontras dengan kerasnya dunia kriminal Red Dead Redemption 2 (2018). Dari awal yang sederhana hingga akhirnya menjadi penulis, Mary-Beth menampilkan sisi manusiawi dari kehidupan bandit. Ia membuktikan, impian tetap bisa tumbuh bahkan di tengah kekacauan. Kisahnya menjadi pengingat, harapan dan kebaikan bisa bertahan di dunia yang suram.
1. Punya latar belakang dan masa lalu kriminal ringan

Mary-Beth kehilangan ibunya akibat tifus pada usia muda dan harus bertahan hidup sendirian. Ia sempat hidup di jalanan dan mencuri barang-barang kecil, seperti jam dan dompet, untuk bertahan hidup. Suatu hari, ia tertangkap basah mencuri dan dikejar massa, sampai akhirnya diselamatkan geng Van der Linde yang kemudian menawarkannya tempat.
Dari situ, kehidupannya berubah total, dari pencuri jalanan menjadi bagian keluarga kriminal besar. Beberapa pemain berpendapat, Mary-Beth mewakili karakter “anak hilang” yang bergabung dengan geng bukan karena keserakahan. Ia ke sana karena butuh tempat untuk diterima.
2. Pencuri yang gemar membaca

Berbeda dengan anggota geng lain, Mary-Beth jarang ikut baku tembak. Ia lebih banyak berperan dalam pengalihan perhatian dan pencurian kecil. Namun, yang menarik, ia dikenal suka membaca novel roman dan sering terlihat dengan buku di tangannya saat suasana kamp tenang.
Mary-Beth juga suka menulis cerita pendek sendiri, berharap suatu hari bisa menerbitkan karya. Beberapa pemain menyebut Mary-Beth sengaja “menulis ulang hidupnya” lewat cerita-cerita yang ia buat. Ini sebagai pelarian dari kerasnya dunia geng.
3. Sosok lembut yang jadi penengah

Dalam kehidupan kamp, Mary-Beth dikenal sebagai salah satu yang paling baik hati. Ia sering menenangkan anggota geng lain yang sedang cemas. Salah satu momen paling menyentuh adalah ketika ia menghibur Arthur Morgan setelah tahu penyakit yang dideritanya. Perannya bukan sebagai petarung, melainkan penjaga keseimbangan emosional di antara mereka yang mulai kehilangan arah.
4. Hidup baru sebagai penulis

Dalam epilog, Mary-Beth kembali muncul di Valentine sebagai novelis yang berhasil. Ia sudah meninggalkan kehidupan kriminal dan menulis dengan nama pena Leslie Dupont. Dalam pertemuannya dengan John Marston, ia terlihat bahagia dan damai, simbol dari seseorang yang benar-benar keluar dari lingkaran kekerasan.
5. Persahabatan dan dinamika dengan Arthur

Mary-Beth memiliki hubungan yang akrab dengan Arthur Morgan. Mereka sering berbicara tentang kehidupan dan masa depan. Arthur kerap mendorongnya untuk terus menulis. Meski tidak ada indikasi romantis, hubungan mereka dibangun atas rasa saling menghargai dan pengertian. Ketika Arthur mulai kehilangan arah, Mary-Beth hadir sebagai pengingat, masih ada kebaikan dalam dirinya.
6. Dutch sempat menaruh hati kepada Mary-Beth, membuat Molly cemburu

Dalam dialog kamp yang jarang muncul, ada momen kecil yang mengisyaratkan Dutch van der Linde sempat memperlihatkan ketertarikan kepada Mary-Beth Gaskill. Ia beberapa kali memuji kepintaran dan kebaikan Mary-Beth dengan nada yang terlalu hangat untuk ukuran pemimpin geng yang sudah punya kekasih, Molly O’Shea. Para anggota lain terkadang menggoda hal itu secara halus. Molly terlihat tidak senang tiap kali Dutch berbicara baik tentang Mary-Beth.
Sebagian penggemar percaya Molly memang menyadari perhatian kecil itu. Cemburunya kepada Mary-Beth turut memperburuk hubungannya dengan Dutch. Ketegangan inilah yang membuat Molly makin tertekan, merasa diabaikan, dan akhirnya kehilangan kendali pada akhir cerita, menjadikan dinamika cinta segitiga ini sebagai salah satu benih kehancuran moral dalam geng Van der Linde.
Mary-Beth Gaskill bukan sekadar karakter pendukung, melainkan juga potret dari sisi lembut yang nyaris hilang di dunia Red Dead Redemption 2. Ia mewakili mimpi, perubahan, dan keberanian untuk melangkah keluar dari bayangan kelam. Transformasinya dari pencuri kecil menjadi penulis sukses adalah salah satu akhir paling positif dalam game. Melalui Mary-Beth, kita diingatkan, masih ada ruang untuk pertumbuhan dan harapan untuk berubah menjadi lebih baik lagi dalam dunia penuh dosa.


















