5 Game Capcom yang Dinilai Buruk oleh Gamer, Apa Saja?

Mega Man adalah salah satu serial legendaris yang sudah dirilis Capcom sejak 1987, yang kala itu diterbitkan untuk Nintendo Entertainment System (NES). Namun, tidak semua judul Mega Man dianggap bagus oleh gamer, contohnya Mega Man X7 yang hanya mendapatkan skor 58 persen pada laman Metacritic.

Ya, Mega Man X7 dibuat oleh Capcom untuk Microsoft Windows (PC) dan konsol PS2. Sebetulnya, game rancangan Akiteru Naka tersebut memiliki potensi yang cukup menjanjikan karena grafik yang ditampilkan sudah cukup solid. Sayangnya, mekanisme 3D dan gameplay yang disematkan oleh developer terkesan canggung dan gak adaptif sama sekali.

Laman IMDb hanya memberikan skor sebesar 5,8/10 untuk Dino Crisis 3 yang saat itu dirilis untuk konsol Xbox. Game rilisan 2003 ini sejatinya ingin meneruskan nama besar dari kakaknya, yakni Dino Crisis 1 dan Dino Crisis 2, yang sukses merebut hati gamer PS1 pada akhir 1990-an.

Well, nyatanya, Dino Crisis 3 malah hadir dengan segudang mimpi buruk. Grafik yang jelek pada masanya dan mekanisme gameplay repetitif menjadi alasan gamer untuk melancarkan serangan kritik kepada Capcom kala itu. Hal ini rupanya membuat Capcom berpikir ulang untuk merilis Dino Crisis 4 (sempat dibatalkan) atau malah membuat versi reboot yang jauh lebih baik.

Sebetulnya, Lost Planet 3 bisa berhasil mengumpulkan ulasan positif kalau saja Capcom tidak menyuntikkan narasi yang begitu repetitif dalam game ini. Ya, game rilisan 2013 ini memang diterbitkan langsung oleh Capcom meski bukan mereka yang merancangnya. Seri sebelumnya, Lost Planet 2, mendapatkan skor yang tidak begitu memuaskan layaknya Lost Planet pertama.

Game yang dibuat untuk Microsoft Windows (PC), PS3, dan Xbox 360 ini adalah prekuel dari seri-seri sebelumnya yang tentu saja seharusnya bisa dibuat menarik. Lalu, untuk urusan grafik juga tidak begitu istimewa meskipun jika dimainkan di PC berspesifikasi tinggi. Padahal, pada tahun yang sama, ada begitu banyak game aksi yang sudah memiliki tampilan visual ciamik.

Secara singkat, game berjudul Steel Battalion: Heavy Armor adalah hasil dari kolaborasi Capcom dan FromSoftware yang sudah dibuat megah layaknya karya AAA lainnya. Namun, faktanya, game arahan Isamu Okano ini gagal bersaing di lapangan, bahkan hanya memiliki skor rendah yang tak layak dimainkan.

Laman IGN mengulas dan memberikan skor 3/10, begitu juga dengan Metacritic yang cuma menghadiahkannya dengan nilai 38 persen. Penilaian ini tentu saja sangat mengejutkan dan jauh dari harapan pihak pengembang. Rupanya mayoritas gamer merasa jengkel karena fitur dukungan Xbox Kinect yang sudah dimasukkan ke dalam game ini dan malah tak berfungsi sama sekali.

Dalam semesta Resident Evil, narasi dan gameplay sudah menjadi elemen yang wajib solid. Jika tidak, ada begitu banyak penggemar yang siap melontarkan skor dan ulasan buruk di berbagai platform. Kamu bisa lihat bagaimana kritik pedas diterima Capcom gara-gara Resident Evil 6 yang sama sekali tidak menyeramkan.

Namun, itu masih mendingan jika dibandingkan dengan Umbrella Corps yang dirilis Capcom pada 2016 lalu. Sejatinya, game ini betul-betul mengedepankan tema aksi, alih-alih penuh dengan narasi yang menyeramkan. Wajar saja, sih, mengingat Umbrella Corps memang dibuat untuk permainan online dan multiplayer. Akan tetapi, tidak rela rasanya kalau melihat serial Resident Evil mendapatkan skor tak lebih dari 40 persen.

Jika melihat kumpulan game AAA di atas, rasanya memang aneh kalau mereka mendapat skor yang begitu rendah di mata gamer. Namun, kembali lagi, penilaian dalam dunia gaming memang cukup ketat karena ada begitu banyak penggemar fanatik di dalamnya. So, gimana denganmu? Apa kamu setuju dengan artikel ini?