Bulan baru, game indie baru! Berbeda dengan Agustus lalu, September diisi dengan deretan game indie yang mungkin lebih familier. Tidak heran, beberapa game dalam list ini sering muncul dalam pameran event, misalnya E3 dan Gamescom.
September juga spesial karena salah satu developer Indonesia akan merilis game-nya, lho. Penasaran? Simak tiga belas game indie PC yang hadir di bulan kesembilan ini!
Tanpa banyak basa-basi, kita akan langsung membahas game indie Indonesia yang dimaksud dalam judul. Kitaria Fables merupakan game action adventure RPG yang menceritakan kisah prajurit bernama Nyanza dan rekannya Macaron. Kedua karakter ini ditugaskan untuk menyelidiki masalah di Desa Paw. Sebab, makhluk yang dulunya lembut tiba-tiba menjadi agresif.
Game garapan Twin Hearts, tim developer berbasis Yogyakarta ini dilengkapi pula dengan fitur bercocok tanam dan crafting. Tidak hanya itu, terdapat sistem combat yang cukup dalam sehingga kamu bisa memilih senjata sesuai dengan gaya bermain kamu. Apakah kamu tipe gamer yang menggunakan pedang atau tipe yang lebih menyukai penggunaan sihir?
Meskipun Kitaria Fables terlihat menggemaskan, Yogie selaku desainer game utama sekaligus programmer memastikan bahwa game ini akan mengejutkan para pemain dengan kekayaan mekanisme gameplay, senjata, sihir, crafting, dan potensi build karakter.
Bukan menjadi Spider-Man, kamu justru bermain sebagai laba-laba di Webbed yang berusaha menyelamatkan pacarnya dari burung namdur yang jahat. Kamu harus menggunakan jaring untuk berayun dari satu tempat ke tempat lain sembari menyelesaikan puzzle yang ada.
Sbug Games menyediakan fitur aksesibilitas yang berguna bagi gamer yang takut laba-laba atau memiliki fobia terhadap makhluk itu. Dengan fitur ini, kamu bukan Spider-Man, bukan juga laba-laba, melainkan bola merah muda yang malah mengingatkan kamu pada Kirby.
Setelah mengejutkan dunia game indie pada bulan Agustus dengan Twelve Minutes, Annapurna Interactive sebagai penerbit game mewarnai bulan September dengan The Artful Escape. Oh ya, kata 'mewarnai' di sini juga cocok mendeskripsikan game buatan tim Beethoven and Dinosaur yang penuh dengan warna merah muda dan ungu.
Dalam The Artful Escape, kamu bermain sebagai Francis Vendetti, keponakan dari musisi yang legendaris, Johnson Vendetti. Lelah dengan ekspektasi yang membebani dirinya, Francis melarikan diri dan mengawali petualangan psikedeliknya. Dengan memainkan gitarnya, Francis dapat membuat berbagai efek yang dapat digunakan ketika menjelajahi dunia yang aneh dan ketika menghadapi boss.
Electronic Arts? Game indie? Tidak salah baca?
Yup, kamu tidak salah baca. Faktanya, studio yang akrab dipanggil EA ini masih menggenjot EA Originals, program yang bertujuan untuk membantu dan mempromosikan developer indie. Salah satunya adalah Zoink dan Thunderfull dengan game Lost in Random.
Kamu bermain sebagai Even, gadis perempuan yang kurang beruntung dan harus menyelamatkan saudara perempuannya yang tercinta. Dalam misi ini kamu ditemani Dicey, sebuah dadu hidup.
Aspek paling unik dari Lost in Random adalah combat-nya yang merupakan kombinasi antara taktik dan penggunaan kartu. Kartu ini nantinya akan membantumu dalam combat, misalnya power up yang membantu Even mengalahkan musuh.
Impresi pertama ketika melihat cuplikan Flynn: Son of Crimson adalah
"Wah, pixel art-nya indah."
Tentunya, game dengan grafik mirip seri Momodora tidak menjadikan grafik sebagai satu-satunya nilai yang membuat game ini menarik. Dalam game action platformer besutan Studio Thunderhorse ini, kamu mengikuti kisah Flynn dalam usahanya menghentikan teror The Scourge.
Pedang, kapak, cakar, dan sihir merupakan senjata yang dapat kamu gunakan untuk bertarung dengan musuh, baik yang mudah dikalahkan maupun boss. Penggunaan senjata diiringi dengan sistem skill. Kerennya, seperti game fighting pada umumnya, kamu perlu menekan tombol yang tepat apabila ingin melakukan kombo.
Bagi kamu yang masih menunggu kehadiran Hollow Knight: Silksong, mungkin Flynn: Son of Crimson dapat mengisi kehampaan tersebut. Tertarik?
SkateBIRD bergabung dalam daftar game yang menggemaskan di list ini selain Kitaria Fables dan Webbed.
Simpelnya, kamu adalah burung kecil yang bermain skateboard. Kamu dapat melakukan berbagai jenis kombo, seperti tail grab dan kickflip. Manuver ini digunakan oleh skateboarder di kehidupan nyata. Dengan kata lain, tim developer Glass Bottom Games sudah mempelajari cabang olahraga tersebut dengan baik dan serius.
SkateBIRD menyediakan fitur kustomisasi karakter. Kamu dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendandani si burung skateboarder sebelum terjun ke skatepark. Siapa tahu, kamu dapat menghias karaktermu supaya mirip Tony 'Hawk'.
Sejak awal diumumkan, Eastward sudah menarik banyak perhatian gamer karena suasananya yang mengingatkan mereka pada game klasik bertajuk Earthbound. Game yang dikembangkan Pixpil ini tentunya punya keunikan sendiri.
Sebagai John dan Sam, kamu akan mengeksplorasi dunia Eastward, melawan monster dengan pelontar api atau bahkan penggorengan, dan melakukan interaksi dengan tokoh-tokoh di dunia tersebut. Kamu akan lebih sering menggunakan John untuk combat dan Sam untuk membantu penyelesaian puzzle.
Para gamer kerap memanggil Eastward sebagai game yang menawan. Sebab, Eastward diibaratkan sebagai paket komplet yang terdiri dari visual, plot, gameplay, karakter, dan musik yang sangat baik. Semoga Eastward dapat menjawab ekspektasi yang besar ini ketika rilis di pasaran pada 16 September.
Suka konsep 'pilihan dan konsekuensi' ketika bermain game? Kamu perlu mengecek Gamedec. Dalam game buatan Anshar Studios, kamu bermain sebagai 'game detective' yang memecahkan kejahatan di dalam dunia virtual.
Untuk mengetahui jawaban dari misteri, kamu harus hati-hati saat berdialog dengan orang lain karena pilihan dan jawabanmu amat penting. Seketika, game ini terasa seperti versi cyberpunk dari Disco Elysium.
Berdasarkan cuplikan di atas, latar belakang karakter kamu, profesi yang kamu pilih, pendekatan terhadap suatu masalah, deduksi, dan interaksi dengan karakter lain memiliki konsekuensinya masing-masing. Hal ini membuat gameplay kamu dengan gamer lain berbeda jauh.
Berbeda dengan game lainnya dalam list ini, tampaknya Tails of Iron memiliki plot dan setting yang jauh lebih gelap dan suram. Sebagai Redgi, pewaris Takhta Tikus, kamu perlu memulihkan kerajaan kamu yang hancur dengan cara mengusir Klan Katak dan pemimpinnya, Greenwart.
Odd Bug Studio selaku pengembang menjanjikan combat brutal yang terinspirasi dari genre souls-like, cerita yang menarik, kerajaan yang luas untuk eksplorasi, sampai boss fight yang unik. Tails of Iron akan menjadi salah satu game yang menantang di bulan September ini.
Rindu game yang fast-paced seperti Ghostrunner dan Hotline Miami? Jangan takut, jangan khawatir. Severed Steel akan hadir.
Cuplikan video di atas kira-kira sudah dapat menggambarkan suasana Severed Steel yang rusuh dan penuh aksi. Seolah-olah, kamu tidak diberi kesempatan untuk berhenti dan diam di satu tempat karena taruhannya adalah nyawa.
Game karya Greylock Studio membuat kamu seakan-akan kerasukan John Wick. Yes, memang sekacau itu!
Sejauh ini, demo Severed Steel telah mendapatkan respons yang positif dari para gamer. Untuk mengetahui lebih lanjut, kamu perlu menunggu sampai 17 September.
Sepintas, Kena: Bridge of Spirits terlihat seperti game triple-A dengan bujet yang tinggi. Grafiknya yang mirip film Pixar memang menyaingi game AAA yang lain, sih. Akan tetapi, Kena: Bridge of Spirits adalah game dari developer indie Ember Lab yang dulunya populer karena film pendeknya yang mengangkat kisah The Legend of Zelda: Majora's Mask.
Berikut sinopsis Kena: Bridge of Spirits.
Kena, seorang Spirit Guide, melakukan perjalanan ke desa yang ditinggalkan untuk mencari kuil gunung yang suci. Ia berjuang untuk mengungkap rahasia komunitas terlupakan ini yang tersembunyi di hutan di mana roh-roh pengembara terperangkap.
Fitur yang ditawarkan game ini adalah eksplorasi, combat yang fast-paced, dan sistem pengumpulan Rot, roh pemalu yang mampu membantu Kena dalam penjelajahan dan pertarungan.
Apakah kamu siap memainkan game dengan grafik ala Pixar ini?
Sable adalah game yang mengutamakan petualangan. Kamu akan menggunakan kendaraanmu untuk menjelajahi dunia yang penuh dengan sisa-sisa peradaban masa lalu.
Kamu akan bertemu dengan berbagai karakter dan klan, menyelesaikan puzzle, serta melakukan kustomisasi kendaraan. Game garapan Shedworks ini cocok bagi kamu yang ingin bersantai dan beristirahat dari game yang penuh aksi.
Bagi kamu penggemar JRPG khususnya dengan sistem berbasis giliran (turn-based), ada Astria Ascending yang akan menemani bulan September kamu.
Game dengan durasi melebihi 50 jam ini bercerita tentang pengkhianatan, pengorbanan, dan teror. Tidak hanya cerita utama saja, Astria Ascending juga diisi dengan berbagai minigame yang dapat dinikmati.
Meskipun disebut indie, game buatan Artisan Studio ini melibatkan beberapa tokoh ternama dalam industri game, yaitu Hitoshi Sakamoto (komposer Final Fantasy XII) dan Kazushige Nojima (penulis cerita Final Fantasy VII Remake).
Keterlibatan ini ditambah dengan cuplikannya yang menarik membuat para penggemar JRPG semakin penasaran.
Banyak sekali ya game indie yang menarik di bulan September. Kamu tertarik sama game indie yang mana?