Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rekap Perjalanan Kagendra, Vitality, dan Dominator di KWC 2025

Recap Honor of Kings World Cup (KWC) 2025 (instagram.com/hok.esports.id)
Recap Honor of Kings World Cup (KWC) 2025 (instagram.com/hok.esports.id)

Honor of Kings World Cup (KWC) 2025 yang digelar di Riyadh, Arab Saudi, sukses menjadi panggung pembuktian kekuatan esports global. Turnamen ini mempertemukan 18 tim terbaik dari berbagai negara untuk memperebutkan total hadiah sebesar USD 3 juta atau sekitar Rp48,78 miliar. Dengan format kompetitif yang menantang, mulai dari fase grup GSL Bo3, Global Ban/Pick, hingga playoff single-elimination BO7, setiap tim dituntut menampilkan strategi paling matang dan adaptif.

Indonesia tak ketinggalan dalam perhelatan akbar ini dengan mengirimkan tiga perwakilan sekaligus, yakni Team Vitality, Dominator Esports, dan Kagendra. Ketiga tim ini datang dari jalur prestasi masing-masing di liga regional sepanjang tahun 2025 dan berangkat dengan harapan membawa pulang hasil terbaik. Meskipun belum mampu menembus partai puncak, performa Kagendra, Vitality, dan Dominator di KWC 2025 menjadi langkah besar bagi scene Honor of Kings (HoK) di Indonesia.

1. Team Vitality

Team Vitality di Honor of Kings World Cup (KWC) 2025 (instagram.com/hok.esports.id)
Team Vitality di Honor of Kings World Cup (KWC) 2025 (instagram.com/hok.esports.id)

Team Vitality tampil sebagai wakil Indonesia paling bersinar dalam KWC 2025 dengan berhasil menembus babak playoff. Mereka menunjukkan konsistensi permainan sejak fase grup dan berhasil melaju hingga fase Last Chance untuk mengamankan tiket ke bracket utama. Meski langkah mereka dihentikan oleh TT Global dengan skor 0-4 di perempat final, hasil ini tetap menjadi pencapaian membanggakan karena Vitality mampu bersaing dengan tim top dunia.

ZhanQ dan rekan-rekannya finis di posisi 5–8 dunia, membawa pulang hadiah senilai USD 130.000 (sekitar Rp2,1 miliar) dan tambahan 200 club points yang penting untuk peringkat regional. Penampilan ZhanQ pun menonjol, dengan torehan empat MVP di fase grup. Performa mereka mencerminkan kedewasaan dalam drafting dan koordinasi permainan, menjadikan mereka sebagai contoh bagi tim-tim Indonesia lainnya untuk terus berkembang di ranah kompetitif internasional.

2. Dominator Esports

Dominator Esports di Honor of Kings World Cup (KWC) 2025 (instagram.com/hok.esports.id)
Dominator Esports di Honor of Kings World Cup (KWC) 2025 (instagram.com/hok.esports.id)

Dominator Esports juga menunjukkan potensi besar meski langkah mereka terhenti di fase grup. Tim ini sempat memberikan perlawanan sengit kepada beberapa unggulan dari wilayah lain dan mengakhiri perjalanan mereka di posisi 11–14. Walaupun belum mampu mencapai playoff, permainan mereka menandakan kemajuan dari sisi disiplin makro dan adaptasi terhadap draft lawan.

Sebagai imbalannya, Dominator membawa pulang USD 80.000 (sekitar Rp1,30 miliar) dan pengalaman penting dalam skema kompetisi global. Format GSL yang ketat, Global Ban/Pick yang rumit, serta tekanan bermain di panggung dunia menjadi bahan evaluasi berharga untuk masa depan. Dengan sedikit polesan pada aspek mikro play dan shotcalling, tim ini punya potensi besar untuk tampil lebih kuat di turnamen internasional mendatang.

3. Kagendra

Kagendra di Honor of Kings World Cup (KWC) 2025 (instagram.com/hok.esports.id)
Kagendra di Honor of Kings World Cup (KWC) 2025 (instagram.com/hok.esports.id)

Sebagai perwakilan dari Indonesia King’s League (IKL), Kagendra harus puas dengan hasil yang belum maksimal setelah tersingkir di fase grup. Mereka berada satu grup dengan lawan berat seperti Blacklist International dan ACT Esports, yang membuat peluang lolos ke playoff menjadi sangat sulit. Meskipun belum menghasilkan kemenangan berarti, Kagendra tetap menunjukkan semangat tinggi dan mencoba berbagai komposisi strategi.

Kagendra membawa pulang USD 60.000 (sekitar Rp976 juta) dan pengalaman penting tentang seperti apa standar permainan tingkat dunia. Mereka kini lebih memahami pentingnya fleksibilitas dalam drafting serta perlunya meningkatkan rotasi dan komunikasi tim. Dengan perbaikan pada aspek fundamental tersebut, Kagendra masih punya masa depan cerah untuk bersaing lebih ketat di turnamen internasional berikutnya.

Baik Kagendra, Vitality, dan Dominator di KWC 2025, sama-sama belum bisa angkat trofi. Meski begitu, perjuangan mereka membawa banyak nilai positif bagi perkembangan skena HoK Tanah Air. Team Vitality sukses masuk 8 besar, Dominator Esports tampil menjanjikan, dan Kagendra pulang dengan pelajaran penting. Total hadiah senilai USD 270.000 (setara Rp4,8 miliar) dan akumulasi club points juga menambah semangat untuk kembali tampil di panggung dunia.

KWC 2025 membuktikan bahwa Indonesia tidak sekadar hadir, tapi juga mampu bersaing secara serius. Dengan evaluasi yang tepat dan penguatan aspek gameplay maupun mental, bukan tidak mungkin kita bisa melihat wakil Indonesia berdiri di podium juara pada edisi KWC berikutnya. Semangat bertanding dan pengalaman kali ini menjadi fondasi kuat untuk masa depan esports Indonesia yang lebih kompetitif dan diakui secara global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us