Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Kekalahan RRQ di VCT Masters Toronto 2025, Juara Pacific Langsung Gugur

RRQ Valorant Meet and Greet (instagram.com/rrq_valorant)
Intinya sih...
  • RRQ kalah dari Wolves Esports di laga pembuka, kehilangan kendali dan komunikasi yang biasanya rapi.
  • Disingkirkan Fnatic lewat pertandingan sengit di lower bracket, menunjukkan semangat juang tapi juga banyak celah yang belum tertutupi.
  • Jemkin akui RRQ kehilangan kepercayaan diri, performa terlalu pasif dan faktor mental sebagai penyebab utama turunnya performa.

Tim Rex Regum Qeon (RRQ) membawa harapan besar saat melangkah ke VCT Masters Toronto 2025. Datang sebagai juara VCT Pacific, RRQ dianggap sebagai salah satu tim yang berpotensi melangkah jauh. Namun, kenyataan justru berkata lain. RRQ hanya tampil dalam dua pertandingan sebelum akhirnya gugur dari turnamen.

Kekalahan ini menjadi sorotan besar, baik dari fans Indonesia maupun komunitas internasional. Harapan besar yang dibawa Jemkin dan kawan-kawan harus pupus lebih cepat. Kira-kira, apa yang sebenarnya terjadi? Simak lima fakta di balik kekalahan RRQ di VCT Masters Toronto 2025 berikut ini!

1. Langsung tumbang dari Wolves Esports pada laga pembuka

RRQ Valorant kalah 0-2 atas Wolves (instagram.com/rrq_valorant)

RRQ memulai langkahnya di Upper Bracket dengan menghadapi Wolves Esports. Di atas kertas, RRQ punya catatan yang cukup solid, tapi ternyata Wolves mampu bermain lebih dominan. Dalam dua map yang dimainkan, RRQ terlihat kesulitan mengikuti tempo permainan lawan dan kehilangan kendali di banyak situasi penting.

Pertandingan pun berakhir dengan skor 0-2 untuk kemenangan Wolves, dan RRQ harus turun ke Lower Bracket. Ini menjadi warning bahwa performa RRQ di Toronto tidak sekuat yang diharapkan. Komunikasi yang biasanya rapi saat di VCT Pacific, justru tampak berantakan di pertandingan ini.

2. Disingkirkan Fnatic lewat laga sengit di Lower Bracket

RRQ Valorant kalah 1-2 atas Fnatic (instagram.com/rrq_valorant)

Setelah kalah dari Wolves, RRQ harus menghadapi Fnatic di Lower Bracket. Fnatic merupakan tim besar asal Eropa yang dikenal punya pengalaman panjang di turnamen global. Meski sempat memberikan perlawanan dan mencuri satu map, RRQ tetap kalah dengan skor 1-2 dan resmi tersingkir dari Masters Toronto.

Pertandingan ini menunjukkan semangat juang RRQ, tapi juga memperlihatkan banyak celah yang belum tertutupi. Di map penentuan, Fnatic bermain lebih tenang dan disiplin, sedangkan RRQ terlihat terburu-buru di beberapa momen krusial. Kekalahan ini pun menutup perjalanan RRQ di Masters Toronto hanya dalam dua pertandingan.

3. Jemkin akui RRQ kehilangan kepercayaan diri

RRQ Jemkin di Valorant Masters Toronto (instagram.com/rrq_valorant)

Pengakuan jujur datang dari Jemkin, pemain kunci RRQ, usai timnya tersingkir dari turnamen. Dalam wawancara dengan media, Jemkin menyebut kalau RRQ tampil jauh dari performa terbaik mereka. Tim bermain terlalu pasif, kehilangan agresivitas, dan terlihat tidak percaya diri sepanjang pertandingan yang jauh berbeda dari gaya main mereka saat jadi juara di VCT Pacific.

Ia juga mengatakan faktor mental sebagai penyebab utama turunnya performa. Tekanan di panggung internasional membuat komunikasi antar pemain tidak berjalan mulus. Eksekusi strategi jadi tidak maksimal dan chemistry tim pun ikut terdampak. Hal ini menunjukkan kalau kekalahan RRQ bukan cuma soal teknis, tapi juga soal kesiapan mental menghadapi atmosfer turnamen global.

4. Strategi kurang fleksibel dan mudah terbaca lawan

RRQ Valorant di venue Masters Toronto (instagram.com/rrq_valorant)

Kalau dilihat dari sisi taktik, RRQ tampil di bawah ekspektasi. Salah satu masalah utamanya adalah kurangnya adaptasi terhadap META terbaru. Mereka terlihat memainkan pola dan strategi yang sama seperti saat berlaga di VCT Pacific, tanpa banyak penyesuaian. Padahal, di panggung sekelas Masters, fleksibilitas jadi kunci penting untuk bertahan. Wolves dan Fnatic bisa dengan cepat membaca pola main RRQ dan mengeksploitasi celah yang ada.

Selain itu, RRQ juga terlihat kesulitan saat gameplan awal mereka tidak berjalan sesuai rencana. Tidak ada improvisasi atau perubahan taktik yang signifikan selama pertandingan. Hal ini jadi pembeda besar dari tim-tim lain yang bisa cepat menyesuaikan diri secara real-time. Di level internasional, kemampuan membaca dan merespons situasi jadi kunci utama dan di sinilah RRQ tertinggal dan gagal melangkah lebih jauh di Valorant Masters Toronto ini.

5. Hanya main dua kali, RRQ butuh evaluasi besar

RRQ Valorant di Masters Toronto (instagram.com/rrq_valorant)

Fakta bahwa RRQ hanya tampil dua kali sebelum tersingkir jadi tamparan keras, baik untuk tim maupun pendukungnya. Sebagai first seed dari VCT Pacific, banyak yang memprediksi mereka bisa melangkah lebih jauh. Namun, kenyataannya justru berbanding terbalik dan jadi momen refleksi besar untuk seluruh tim.

Meski kekalahan RRQ di VCT Masters Toronto 2025 berbuah kepahitan, tapi turnamen ini jadi pelajaran berharga untuk menyambut turnamen-turnamen berikutnya. RRQ masih punya kesempatan besar untuk bangkit, terutama jika mereka berhasil lolos ke VCT Champions 2025. Dengan komposisi pemain berbakat, pengalaman di regional yang kuat, dan dukungan penuh dari Kingdom (sebutan untuk fans RRQ) dan para fans Valorant, RRQ hanya perlu membenahi mental saat bertanding, eksekusi strategi in game dan komunikasi tim.

Selain itu, evaluasi ini penting dilakukan jelang dua ajang penting selanjutnya yakni Esports World Cup (EWC) 2025 dan VCT Pacific Stage 2. Keduanya bisa menjadi panggung pembuktian bahwa RRQ mampu belajar dari kegagalan dan bangkit lebih kuat. Perjalanan mereka mungkin tersendat di Toronto, tapi belum sepenuhnya berakhir. Tetap dukung RRQ karena perjuangan mereka masih panjang dan belum sepenuhnya berakhir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us