Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Prediksi Juara Best Audio Design di The Game Awards 2025

nomine Best Debut Audio Design di The Game Awards 2025
nomine Best Debut Audio Design di The Game Awards 2025 (thegameawards.com)
Intinya sih...
  • Ghost of Yotei hadirkan suara latar dan efek yang membuat dunianya hidup
  • Battlefield 6 seolah membawamu ke dalam perang sungguhan lewat audio design yang menggelegar
  • Desain audio Clair Obscur: Expedition 33 mendukung storytelling emosional
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ajang penghargaan, The Game Awards 2025, tidak hanya menilai game secara menyeluruh. Ia juga menilai tiap aspek permainan, seperti narasi cerita, visual, dan tata audio. Untuk penilaian desain audio akan masuk pada kategori penghargaan Best Audio Design. Ia bakal menilai segala aspek suara dalam game, termasuk tata suara latar, voiceover, suara efek, dan soundtrack.

Pada The Game Awards 2025, terpilih lima nomine yang layak mendapatkan gelar Best Audio Design. Mereka adalah Clair Obscur: Expedition 33, Ghost of Yotei, Death Stranding 2: On the Beach, Battlefield 6, dan Silent Hill f. Penasaran siapakah yang layak mendapatkan gelar Best Audio Design? Yuk, simak prediksinya di bawah ini!

1. Ghost of Yotei hadirkan suara latar dan efek yang membuat dunianya hidup

cuplikan gameplay Ghost of Yotei
cuplikan gameplay Ghost of Yotei (dok. Sucker Punch Productions/Ghost of Yotei)

Ghost of Yotei adalah salah satu game unggulan di The Game Awards 2025. Selain Best Audio Design, ia juga masuk dalam enam kategori penghargaan lainnya. Sekuel Ghost of Tsushima (2020) ini mengisahkan petualangan Atsu, samurai muda yang bertekad membalas dendam kematian keluarganya. Berlatar di Jepang pada zaman feodal, tata suara dalam game ini sangat atmosferik, membuat dunianya terasa imersif.

Mulai dari suara latar seperti burung dan gemericik air, hingga suara efek seperti tebasan pedang yang membuat kombat terasa lebih berat dan brutal. Ia berhasil mengatur suasana seperti pada era samurai yang imersif, termasuk soundtrack yang enak didengar. Namun, terkadang ia punya masalah dalam meyeimbangkannya (suara latar, musik, dan voiceover). Terlepas dari itu, Ghost of Yotei punya kesempatan cukup tinggi untuk Best Audio Design.

2. Battlefield 6 seolah membawamu ke dalam perang sungguhan lewat audio design yang menggelegar

cuplikan gameplay Battlefield 6
cuplikan gameplay Battlefield 6 (dok. EA/Battlefield 6)

Battlefield 6 adalah satu dari dua first-person shooter (FPS)yang masuk The Game Awards 2025. Game ini menawarkan mekanisme tembak-tembakan yang realistis. Ia perlu strategi taktis, bukan sekedar menyerbu sambil memberondong timah panas. Desain audio dari game ini membuatnya jauh lebih realistis dan mendalam. Suara ledakan, peluru, bahkan suara kehancuran dari bangunan dan lingkungan yang bisa kamu hancurkan, sangat on-point.

Ia seolah membawamu ke medan perang yang chaos. Battlefield 6 banyak menuai pujian karena berhasil imersifnya medan perang tersebut. Apalagi, kalau didukung dengan headset gaming. Masalah utama game ini adalah suara spasial seperti jejak kaki dan tembakan yang kurang akurat. Ini bisa sangat mengganggu untuk game multiplayer yang kompetitif.

3. Desain audio Clair Obscur: Expedition 33 mendukung storytelling emosional

cuplikan Clair Obscur: Expedition 33
cuplikan Clair Obscur: Expedition 33 (dok. Sandfall Interactive/Clair Obscur: Expedition 33

Role-playing game (RPG) indie, Clair Obscur: Expedition 33, menjadi game dengan nominasi terbanyak, yakni 12 kategori penghargaan di The Game Awards 2025. Itu membuktikan bahwa ia memang sangat fenomenal dari segala aspek. Game ini mengisahkan perjuangan sekelompok pejuang berani dalam misi berbahaya melawan entitas dewa, Paintress, di dunia lukisan yang surealis dan artistik.

Desain audio game ini membantu cerita epiknya menjadi lebih emosional. Selain musik latar yang sangat mendukung mood cerita, penampilan peran suara dari tiap karakter sangat luar biasa. Akan tetapi, tahap mixing suaranya terbilang kurang maksimal. Apalagi, ia juga ada bug yang menyebabkan suaranya stuttering.

4. Death Stranding 2: On the Beach buat dunianya hidup dengan tata suara yang rapi

cuplikan gameplay Death Stranding 2: On the Beach
cuplikan gameplay Death Stranding 2: On the Beach (dok. Kojima Productions/Death Stranding 2: On the Beach)

Death Stranding 2: On the Beach bisa dibilang sebagai sekuel yang lebih nyeleneh, epik, dan gila dibandingkan Death Stranding (2019). Ia kembali mengisahkan petualangan kurir, Sam Porter Bridges, untuk menyelamatkan dunia. Ditangan Hideo Kojima yang nyentrik, semua elemen yang seolah tidak nyambung bisa berpadu.

Untuk tata suara, ia juga sangat imersif. Misalnya, suara latar yang mendukung suasana game seperti saat melewati dataran luas, kamu bisa mendengar suara angin, lalu suara langkah kaki yang berbeda sesuai dengan apa yang dipijak. Game ini jago dalam memadukan musik dan suara sehingga tidak tumpang tindih. Namun, kalau kamu mengharapkan efek suara menggelegar dan heboh, game masih terasa kurang dalam hal tersebut.

5. Desain audio menjadi bagian penting dalam penyampaian cerita Silent Hill f

cuplikan gameplay Silent Hill f
cuplikan gameplay Silent Hill f (dok. Konami/Silent Hill f)

Audio memang sangat penting dalam game horor. Pasalnya, audio bisa mengubah suasana game menjadi mencekam atau komikal hanya dengan pemilihan suara yang pas. Nah, Silent Hill f berhasil hal tersebut. Game horor ini menjadi jauh lebih menegangkan hanya karena suara latarnya. Game ini gak hanya menggunakan suara sebagai bumbu, tetapi ia mengintegrasikannya dalam storytelling.

Digarap oleh sang maestro Silent Hill, Akira Yamaoka, ia masih menghadirkan musik khas Silent Hill yang ikonis. Kali ini, dengan sentuhan musik khas Jepang. Namun, mungkin untuk game horor dengan banyak aksi seperti ini, audionya terasa kurang nendang, sih. Apalagi, peran suara untuk versi lokalisasi juga kurang menjiwai perannya.

6. Battlefield 6 kemungkinan besar memenangkan gelar Best Audio Design The Game Awards 2025

Battlefield 6
Battlefield 6 (dok. EA/Battlefield 6)

Lantas, siapakah yang terbaik dari segi desain audio di antara game di atas? Menurut prediksi penulis, Battlefield 6 yang paling layak mendapatkan gelar Best Audio Design di The Game Awards 2025. Alasan utama yang membuatnya menang, adalah kemampuan sang pengembang untuk membuat game FPS yang mainstream menjadi jauh lebih realistis dengan tata suaranya yang apik.

Ghost of Yotei dan Death Stranding 2: On the Beach juga menjadi kandidat kuat untuk kategori ini karena tata suara yang imersif. Namun, di Battlefield 6, ia gak hanya menghadirkan desain audio untuk menghidupkan dunia, tetapi untuk merekam ngerinya peperangan, membuat game seolah terjun ke medan perang dan merasakan suasananya. Ini membuatnya lebih superior, sih.

Bagaimana menurutmu? Apakah kamu setuju Battlefield 6 sebagai game dengan tata suara terbaik? Ngomong-ngomong, kamu masih bisa memberikan suara untuk game favoritmu di The Game Awards 2025, lho! Yuk, segera beri dukungan di thegameawards.com!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us

Latest in Tech

See More

Apa Saja Penyebab Battery Health iPhone Menurun?

10 Des 2025, 08:22 WIBTech