Sambut Halloween, Ini 7 Game Horor Terbaik yang Menegangkan

Kesuksesan Silent Hill, menginspirasi Koei Tecmo untuk membuat Fatal Frame – game PlayStation 2 dengan horor Jepang sebagai intinya. Game yang berakhir mendapat banyak pujian ini berfokus pada teror psikologis, ketegangan dan narasi kuat yang berkaitan dengan hantu dan supernatural.

Intinya, Fatal Frame berpusat pada berbagai lokasi yang “diganggu” oleh peristiwa supernatural. Setiap protagonis akan dibekali dengan kamera Obscura yang dapat mereka gunakan untuk menangkap dan menenangkan hantu yang mereka temui. Jadi, alih-alih kabur, game ini menuntut pemain untuk berhadapan langsung dengan ketakutan terbesar mereka.

Penggemar game horor Jepang harus menjajal Siren untuk keunikan pada elemen survival horor dan stealth yang diusungnya. Sementara game utamanya mengikuti berbagai kisah yang berbeda, setiap di antaranya berpusat pada lokasi dan peristiwa supernatural misterius yang terjadi di sana. Lebih lanjut, game ini juga menampilkan musuh unik yang disebut shibito – mayat dengan darah yang mengucur dari mata.

Bukan tanpa sesuatu yang berbeda, Siren memiliki Sightjack – kemampuan spesial di mana karakter dapat menemukan “frekuensi psikis” dari berbagai musuh dan NPC. Melalui itu, pemain dapat melacak pergerakan musuh dan menemukan item yang dibutuhkan di sepanjang permainan.

Meski lebih mengarah kepada game aksi, The Evil Within tetaplah game yang menegangkan karena membuat pemain harus menghindari dan membunuh musuh serta bos dengan penampilan yang mengerikan. Selain itu, mendampingi gameplay penuh aksinya, game ini juga memberikan cukup banyak bumbu horor psikologis yang menarik.

Pada game ini, pemain berperan sebagai Sebastian Castellanos – seorang detektif yang bersama koleganya, ditugaskan untuk menginvestigasi pembunuhan massal di Rumah Sakit Jiwa Beacon. Namun, setelah gempa bumi yang nampaknya menghancurkan kota, Sebastian menemukan dirinya berhadapan dengan monster yang mengerikan. Dan dari situlah elemen horor psikologis mulai menghantui pikiran pemain.

Until Dawn merupakan persembahan spesial bagi penggemar genre horor yang selama ini hanya bisa menikmati horor slasher di film saja. Pada game eksklusif PS4 ini, pemain mengendalikan nasib dari delapan remaja yang harus bertahan hidup sampai penyelamatan tiba ketika fajar, di saat pria bertopeng misterius berusaha menghabisi mereka.

Tidak seperti game horor lain, Until Dawn memiliki elemen drama interaktif dalam perspektif orang ketiga. Pemain dapat mengontrol setiap karakter dalam level linier untuk mencari petunjuk bertahan hidup di malam hari. Menariknya, game ini melacak semua informasi di sepanjang permainan dan pada momen tertentu, akan menggunakan sistem Butterfly Effect di mana satu keputusan dapat memengaruhi nasib semua karakter dalam cerita.

Horor tidak selamanya harus berbentuk hantu atau monster yang menakut-nakuti penonton. Faktanya, SOMA menambahkan sentuhan sci-fi ke dalam gameplay survival horor-nya. Pada SOMA, pemain berperan sebagai Simon Jarrett di mana ia bertransisi dari tahun 2015 ke tahun 2104, di dalam fasilitas penelitian bawah air – PATHOS-II, setelah komet dahsyat menghantam bumi.

Selain harus menghindari mutan dan robot jahat, Simon juga harus berinteraksi dengan berbagai mesin nampaknya menunjukkan tanda-tanda kesadaran manusia. Singkatnya, SOMA memberikan misi kepada pemain untuk menemani Simon saat ia mencoba untuk menguraikan apa yang sebenarnya terjadi di tahun-tahun antara kecelakaan mobilnya pada tahun 2015 dan serangan komet di tahun 2104.

Red Candle Games menciptakan Devotion – game dengan perspektif orang pertama yang punya narasi kuat dan berkisah mengenai sebuah keluarga yang hidup di kompleks apartemen di Taipei. Meski tidak “seramai” sebagian besar game di daftar ini, usaha untuk menyuntikkan kengerian seputar rumah, keluarga dan kenyamanan, membuat Devotion ramai lewat caranya sendiri.

Pada game ini, pemain bermain sebagai Du Feng Yu – penulis skenario bermasalah, di saat ia mengeksplorasi perjuangan keluarganya. Dari situ, keadaan berubah menjadi lebih buruk ketika putrinya – Mei Shin, menunjukkan tanda-tanda penyakit misterius. Obsesi Feng Yu terhadap kultus yang dipimpin oleh Mentor Heuh untuk mengobati putrinya, juga membuat situasi jadi makin tidak karuan.

Karya seni berubah menjadi sesuatu yang mengerikan di Layers Of Fear. Dalam game horor ini, seorang protagonis yang tidak disebutkan namanya, berusaha untuk menyempurnakan karya terbesarnya – sebuah lukisan yang dapat membuatnya berdamai dengan peristiwa di masa lalu. Layers Of Fear sejak awal memperjelas bahwa karakter pemain memiliki tanda-tanda masalah psikologis, yang kemudian juga akan tercermin lewat narasi yang diusung.

Dari segi gameplay, Layers Of Fear sebenarnya cukup sederhana. Sebagian besar aksi yang dilakukan pemain akan berpusat pada pemecahan puzzle, di mana pemain harus mencari berbagai petunjuk visual di sekitar mereka. Namun, beberapa tempat sesekali memberikan kejutan lewat jump-scare, serta item yang perlahan-lahan mengungkap kisah tragis pelukis di masa lalu.

Demikian tadi ulasan sekaligus rekomendasi game horor menegangkan untuk dimainkan menjelang perayaan Halloween. Sudah siap mental untuk bermain deretan game horor super mengerikan di atas?