Ulasan Gameweek 9 FPL 2025/2026, Mbeumo dan Van de Ven Bikin Kejutan

- Pemain templat gagal tampil maksimal, Van de Ven sumbang poin terbanyak pada GW 9
- Tren menunjukkan strategi berbasis popularitas mulai kehilangan efektivitas
- Bangkitnya performa MU membuat aset mereka patut diperhitungkan
Gameweek 9 Fantasy Premier League (FPL) 2025/2026 menghadirkan kejutan besar yang digadang-gadang mengubah arah strategi para manajer. Nama-nama besar yang biasanya menjadi tumpuan gagal tampil maksimal, sementara beberapa pemain yang kurang populer justru mencuri perhatian. Hasil ini mengubah peta kekuatan dan menandai pergeseran penting dalam tren kepemilikan pemain.
Banyak manajer FPL harus menghadapi kenyataan pahit karena aset andalan mereka tidak memberikan imbal hasil seperti yang diharapkan. Di sisi lain, pemain-pemain dengan harga lebih terjangkau dan tingkat kepemilikan rendah menunjukkan performa luar biasa. Momentum ini menjadi bukti konsistensi dan pembacaan tren kini lebih penting dibanding sekadar memilih nama populer.
1. Para pemain templat tampil jeblok, Van de Ven malah sumbang poin terbanyak pada GW 9

Gameweek 9 menjadi titik balik besar dalam dinamika strategi FPL musim ini. Pemain-pemain templat, seperti Erling Haaland, Joao Pedro, dan Viktor Gyokeres, hingga Antoine Semenyo yang selama ini menjadi tumpuan utama, gagal memberikan kontribusi berarti bagi para manajer. Haaland untuk pertama kalinya sejak gameweek 2 gagal mencetak gol, hanya menghasilkan 0,23 expected goals (xG) saat menghadapi Aston Villa, yang membuat jutaan manajer kecewa karena menjadikannya kapten utama.
Joao Pedro bahkan tampil lebih buruk. Dalam kekalahan Chelsea 1-2 dari Sunderland, pemain asal Brasil itu tidak mencatat satu pun tembakan dan terlihat kehilangan intensitas akibat masalah cedera ringan pada bagian pangkal paha. Dengan hanya mencatat 2 tembakan dalam 5 pertandingan terakhir dan total xG 1,6 dari 9 laga, posisinya kini terancam untuk dijual massal oleh para manajer. Sementara itu, Gyokeres juga memperpanjang pacekliknya menjadi lima pertandingan tanpa gol bersama Arsenal, meski masih mencatatkan pergerakan aktif di lini depan.
Sebaliknya, sorotan minggu ini justru datang dari pemain-pemain diferensial yang sebelumnya jarang dibicarakan. Micky van de Ven, bek Tottenham Hotspur, menjadi hauler tertinggi pekan ini dengan torehan 23 poin setelah mencetak dua gol dari situasi bola mati saat Spurs menang 3-0 atas Everton. Dua sundulan dari skema sepak pojok dan tambahan clean sheet membuatnya melesat di klasemen poin bek. Keberhasilan Van de Ven menegaskan, bek dengan ancaman ofensif kini kembali menjadi aset berharga di tengah menurunnya performa para penyerang.
Tren ini menunjukkan strategi berbasis popularitas mulai kehilangan efektivitas. Manajer yang berani mengambil risiko dengan memilih pemain nonpopuler seperti Van de Ven mendapatkan keuntungan besar. Gameweek 9 dengan jelas mengajarkan pentingnya fleksibilitas dan keberanian membaca momentum jangka pendek dibandingkan sekadar mempertahankan nama-nama besar.
2. Bangkitnya performa MU membuat aset mereka patut diperhitungkan

Di antara pemain yang tampil gemilang pekan ini, nama Bryan Mbeumo muncul sebagai bintang utama. Penyerang sayap Manchester United ini mencetak 2 gol dan mengumpulkan 15 poin dalam kemenangan 4-2 atas Brighton & Hove Albion. Menurut laman resmi Premier League, dengan performa itu, ia menjadi pemain paling banyak dibeli menjelang gameweek 10, mencatat lebih dari 190.000 transfer masuk.
Statistik mendukung kebangkitannya. Mbeumo menempati peringkat ketiga di liga dalam jumlah tembakan (23) dan shots on target (12), serta memimpin daftar Expected Assists (xA) dengan nilai 2,04. Meskipun bukan algojo penalti, ia tetap menghasilkan lebih banyak peluang besar dibandingkan Bruno Fernandes. Perannya dalam sistem Ruben Amorim juga sangat vital karena Mbeumo menjadi pemain paling maju dalam fase menyerang dengan 143 operan diterima di sepertiga akhir lapangan dan 47 sentuhan di area penalti.
Sinerginya dengan Benjamin Sesko menjadi faktor penting lain yang memperkuat daya ledak lini depan MU. Sesko memberikan umpan terbanyak kepada Mbeumo dibanding rekan setim lainnya, yang menciptakan hubungan yang produktif dan efektif. Sementara itu, Fernandes tetap menjadi aset stabil berkat rekor umpan kunci tertinggi di liga (24), tetapi Mbeumo kini menawarkan nilai yang lebih ekonomis dengan potensi imbal hasil setara.
Dengan jadwal yang relatif bersahabat pada 6 pekan mendatang dengan menghadapi Nottingham Forest, West Ham United, dan Wolverhampton Wanderers, tren positif MU diprediksi berlanjut. Dalam situasi ini, banyak manajer FPL mempertimbangkan strategi menggandakan aset MU dengan menggabungkan Fernandes, Mbeumo, dan mungkin Matheus Cunha yang juga menunjukkan peningkatan performa.
3. Aset Arsenal makin bisa diandalkan, sedangkan aset Liverpool dan Chelsea mulai ditinggalkan

Selain Manchester dan Tottenham Hotspur, Arsenal kembali menunjukkan kekuatan sebagai tim paling solid secara defensif. Dilansir The Athletic, tim asuhan Mikel Arteta mencatat rekor luar biasa dengan hanya kebobolan tiga gol sepanjang musim dan memiliki expected goals conceded (xGC) terbaik di liga. Pertahanan mereka tampil stabil selama delapan pertandingan berturut-turut dengan expected goals against (xGA) di bawah 1,0, yang menegaskan dominasi mereka di lini belakang.
Paket pertahanan Arsenal kini menjadi komoditas panas di FPL. Kombinasi Gabriel Magalhaes, Jurrien Timber, dan David Raya dianggap sebagai opsi double-up paling menjanjikan. Gabriel menawarkan ancaman dari situasi bola mati, Timber memberi keunggulan ofensif, sementara Raya menjadi jaminan menyumbang clean sheet.
Sebaliknya, aset dari Liverpool dan Chelsea mengalami penurunan nilai signifikan. Liverpool telah kebobolan 14 gol dari xGC 11,2, sementara Chelsea hanya mencatat xG 0,9 di kandang saat kalah dari Sunderland. Kedua tim tersebut kini dicap inkonsisten, yang membuat para manajer ragu untuk bertahan dengan aset mereka.
Secara keseluruhan, gameweek 9 dan menjelang gameweek 10 menunjukkan pergeseran strategi yang jelas. Manajer kini lebih fokus kepada efisiensi harga dan stabilitas performa ketimbang reputasi besar. Bek produktif seperti Micky Van de Ven, gelandang tajam seperti Bryan Mbeumo, serta tim dengan jadwal hijau seperti Arsenal dan MU menjadi kunci sukses. Dalam konteks ini, keseimbangan antara risiko diferensial dan keamanan poin menjadi prinsip utama dalam membangun skuad yang kompetitif.
Gameweek 9 menjadi pengingat, FPL merupakan permainan penuh kesabaran sekaligus keberanian mengambil keputusan. Manajer yang adaptif terhadap tren, bukan sekadar setia kepada nama besar, kini berada di jalur yang benar menuju kesuksesan musim 2025/2026.

















