CEO NVIDIA Sarankan Indonesia Terapkan Pertanian Modern

- Prabowo Subianto komitmen tinggi di sektor pertanian, target swasembada pangan dan lumbung pangan dunia.
- Pengembangan sawah hingga 1 juta hektare, modernisasi pertanian dengan teknologi seperti sensor tanah dan drone.
- Jensen Huang: AI akan demokratisasi teknologi pertanian, memungkinkan petani super dengan akses ke pengetahuan terbaru.
Presiden Indonesia, Prabowo Subianto menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap sektor pertanian, terutama untuk mencapai ketahanan pangan nasional. Dia menargetkan Indonesia dapat mencapai swasembada pangan, bahkan menjadi "lumbung pangan dunia".
Strategi utama yang dia usulkan adalah pengembangan sawah dan memperluas area pertanian hingga 1 juta hektare, termasuk proyek di Merauke dan Kalimantan yang masing-masing menargetkan puluhan hingga ratusan ribu hektare sawah dalam beberapa tahun ke depan.
Untuk mendukung visi ini, Prabowo menekankan pentingnya modernisasi sektor pertanian melalui teknologi. Pemerintah diharapkan mendukung penggunaan teknologi canggih, seperti sensor tanah, sistem irigasi pintar, dan drone, meskipun tantangan tetap ada terkait rendahnya tingkat pendidikan petani dan kurangnya regenerasi di sektor ini.
CEO NVIDIA, Jensen Huang memberikan komentarnya tentang rencana tersebut dalam diskusi bertemakan "Fireside Chat: Navigating the Golden Indonesia Era", dalam event Indonesia AI Day 2024 di Jakarta, pada Kamis (14/11/2024).
Dibekali teknologi canggih
Dia menjelaskan bahwa pertanian modern disebut agtech. Banyak sekali teknologi yang bisa dilibatkan dalam memajukan pertanian, hasil panen, mengelola penyakit, memaksimalkan keuntungan dan kemakmuran petani.
"Semua itu membutuhkan teknologi dan hal ini menguntungkan perusahaan-perusahaan besar. Faktanya, Indonesia sebenarnya sudah sangat terintegrasi dengan internet," kata Huang.
Menurutnya hampir semua orang memiliki akses ke internet dan teknologi seluler, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi setiap petani untuk memiliki akses ke teknologi paling canggih melalui kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dengan kamera, ponsel atau akses ke AI di cloud.
"Mereka bisa saja menjadi petani super, dan tiba-tiba saja mereka dapat mempromosikan hasil panen mereka ke distributor lokal dan mendapatkan harga terbaik," tambahnya.
Inovator teknologi pertanian

Jensen berpikir AI akan mendemokratisasi teknologi untuk semua orang karena setiap individu memiliki akses ke pengetahuan, teknologi, menjadi penyeimbang yang luar biasa.
Jika ingin menjadi inovator teknologi pertanian kelas dunia dan menerapkan pengetahuan terbaru di bidang pertanian, yang harus dilakukan adalah bertanya kepada AI dan kemampuan itu akan ada di tangan setiap petani.