5 Fakta Sejarah Kode QR yang Menarik Diketahui, Terinspirasi dari Game

Mengapa desainnya kisi-kisi hitam putih, ya?

Di era digital seperti saat ini, keberadaan kode QR seolah sudah berdampingan dengan kehidupan sehari-hari. Saat kita membeli tiket transportasi umum, kita bisa menjumpainya. Saat pergi ke restoran, kita juga disuguhkan dengan kode tersebut untuk menampilkan menu hidangan.

Bahkan, pada saat adanya pandemik COVID-19, kode QR juga digunakan sebagai verifikasi data individu. Kamu pasti juga sering menjumpainya, bukan?

Terlepas dari popularitasnya, ngomong-ngomong, kamu sudah tahu belum bagaimana sejarah kode QR? Siapa yang menciptakannya dan kenapa desainnya berbentuk persegi dengan area hitam putih, ya? Yuk, cari tahu selengkapnya seputar sejarah kode QR melalui artikel satu ini!

1. Kode QR dibuat oleh seorang insinyur dan diluncurkan pertama kali pada tahun 1994

5 Fakta Sejarah Kode QR yang Menarik Diketahui, Terinspirasi dari Gameilustrasi kode QR (pexels.com/iMin Technology)

Masahiro Hara, seorang insinyur di perusahaan otomotif Denso Wave Jepang, adalah orang yang pertama kali mengembangkan kode QR atau Quick Respons code. Saat itu, ia berusia masih cukup muda, yaitu 35 tahun.

Bersama seorang koleganya, yang kemudian menjadi anggota timnya, ia mengembangkan kode berbentuk kisi-kisi hitam putih tersebut. Gagasan ini muncul karena antusias pengguna barcode --yang terlebih dahulu digunakan-- akan kebutuhan alat atau kode yang bisa menampung lebih banyak informasi secara ringkas dan bisa dibaca dengan cepat. Pada saat itu, barcode hanya mampu menyimpan lebih sedikit informasi sehingga penggunaannya kurang efisien.

Setelah beberapa kali percobaan dan kegagalan yang tak terhitung, pada tahun 1994 kode QR akhirnya diluncurkan. Ini menghabiskan waktu sekitar satu setengah tahun sejak proyek pengembangan pertama kali dimulai.

2. Kode QR merupakan pengembangan lebih lanjut dari barcode

5 Fakta Sejarah Kode QR yang Menarik Diketahui, Terinspirasi dari Gameilustrasi barcode (pexels.com/RODNAE Productions)

Pada dasarnya, kode QR merupakan pengembangan lebih lanjut dari barcode, kode batang satu dimensi yang sudah ada sebelumnya. Pada tahun 1960-an, Jepang memasuki fase peningkatan ekonomi yang tinggi. Ini diikuti dengan menjamurnya keberadaan supermarket di berbagai tempat.

Pusat-pusat perbelanjaan ini menerapkan sebuah sistem di mana semua harga barang harus dimasukkan ke dalam mesin kasir. Namun, karena banyaknya data yang di-input menyebabkan banyak keluhan para pekerja, seperti mati rasa di pergelangan tangan dan mengalami sindrom carpal turner.

Pada saat itu, keberadaan barcode-lah yang membantu mengatasi hal tersebut. Sayangnya, seiring penggunaan barcode, ditemukan banyak kekurangan, terutama terkait kapasitas penyimpanan data dan kompleksitasnya. 

Para pengguna barcode ini kemudian mengadu ke perusahaan Denso Wave yang kebetulan saat itu sedang mengembangkan pembaca kode batang (barcode reader). Mereka menanyakan apakah mungkin jika dikembangkan kode batang yang bisa menampung lebih banyak data --yang bisa mengkode Kanji, karakter Kana, dan alfanumerik. Berangkat dari permintaan ini, perusahaan akhirnya mengembangkan kode batang dua dimensi (2D) yang disebut kode QR. 

Baca Juga: 7 Game Lawas dengan Grafis Melebihi Zamannya, Mengagumkan!

3. Kode QR dapat mengkodekan sekitar 7.000 angka dan memiliki pembacaan 10 kali lebih cepat

5 Fakta Sejarah Kode QR yang Menarik Diketahui, Terinspirasi dari Gameilustrasi scan barcode (pixabay.com/geralt)

Menyanggupi permintaan pengguna barcode, Masahiro Hara melakukan percobaan untuk membuat kode batang yang bisa menampung lebih banyak data dan lebih cepat dibaca. Dilansir laman Keyence, kode QR ini mampu menampung hingga sekitar 7.089 angka, 4296 karakter alfanumerik, dan 1817 karakter Kanji.

Jika dibandingkan dengan barcode, jumlah ini sangat jauh berbeda. Saat itu barcode sendiri hanya bisa menyimpan data sekitar 20 karakter alfanumerik. 

Selain itu, kode QR juga memiliki tingkat pembacaan 10 kali lebih cepat dibandingkan dengan kode lainnya. Laman qrcode melansir, barcode mengkodekan informasi secara satu arah (satu dimensi saja). Di sisi lain, kode QR mampu mengkodekan secara dua arah, yaitu atas-bawah dan melintang (kiri-kanan) sehingga memungkinkan dibaca lebih mudah.

4. Desain kode QR terinspirasi dari permainan Go Jepang

5 Fakta Sejarah Kode QR yang Menarik Diketahui, Terinspirasi dari Gameilustrasi desain kode QR (pixabay.com/Pete Linforth)

Kode QR dicirikan dengan pola dua dimensi berupa titik-titik hitam dan putih dalam sebuah kotak persegi. Nippon melansir, inspirasi teknologi ini datang dari permainan kegemaran Masahiro Hara, yaitu permainan Go Jepang.

"Saya biasa bermain Go saat istirahat makan siang. Suatu hari, saat mengatur potongan hitam dan putih di grid, saya tersadar bahwa itu mewakili cara penyampaian informasi yang lugas. Itu adalah momen eureka,” ungkap Hara yang dikutip dari Nippon, 10 Februari 2020.

Berawal dari sini,  ia akhirnya mendesain sebuah kode mirip permainan kesukaannya tersebut; berupa kisi-kisi hitam putih yang menyimpan banyak sekali data. Pada beberapa sudutnya juga terdapat kotak persegi kecil yang digunakan sebagai "detektor posisi". Ini ditambahkan oleh Hara untuk memudahkan pembacaan kode lebih cepat oleh pemindai dan memungkinkan dibaca dari segala arah.

5. Perkembangan dan penyebaran kode QR

5 Fakta Sejarah Kode QR yang Menarik Diketahui, Terinspirasi dari Gameilustrasi kode QR (pixabay.com/Tumisu)

Mulanya, kode QR diadopsi oleh industri otomotif untuk sistem kanban elektronik mereka, yaitu alat komunikasi yang digunakan dalam sistem manajemen produksi. Kode ini ternyata berkontribusi besar dalam membantu menyelesaikan banyak tugas, mulai dari produksi, pengiriman, hingga penerbitan slip transaksi.

Namun, karena terbatasnya alat yang bisa membaca atau memindai kode tersebut, penggunaan kode QR tidak terlalu berkembang pesat. Pada tahun 2002, ketika mulai ada pemasaran ponsel pintar yang bisa memindai kode QR, penggunaannya kemudian meroket di kalangan masyarakat umum Jepang.

Masahiro Hara sebagai orang yang mengembangkan kode ini juga tak mendaftarkan lisensi untuk kode temuannya tersebut. Ia berharap, kode QR bisa digunakan oleh lebih banyak orang secara bebas. Karena kebijakan inilah, kode QR kini semakin marak digunakan di mana-mana, di seluruh dunia. 

Adapun beberapa timeline penting dalam perkembangan kode QR, meliputi:

  • Tahun 1997: disetujui sebagai standar AIM (Automatic Identification Manufacturer).
  • Tahun 1999: disetujui sebagai kode 2D standar oleh Japan Industrial Standards, yang merupakan salah satu standar nasional Jepang.
  • Tahun 2000: disetujui oleh ISO sebagai standar internasionalnya.
  • Tahun 2012: memenangkan penghargaan Media untuk Industri dari Good Design Award, yang merupakan penghargaan untuk mempromosikan desain industri secara komprehensif.

Terinspirasi dari sebuah game, kode QR kini menjadi sebuah alat komunikasi yang sangat populer di era digital. Ia mampu menyederhanakan banyak data atau informasi dalam satu kode unik yang mudah dipindai siapa saja, di mana saja.

Baca Juga: 5 Cara Membuat Kode QR Password WiFi di Android dan iPhone

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya