Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jawaban Gemini AI Mirip Emosi Manusia, Bug sedang Diperbaiki

ilustrasi Gemini AI
ilustrasi Gemini AI (unsplash.com/Solen Feyissa)

Pernahkah kamu merasa benci atau terlalu mengkritik diri sendiri? Dalam istilah kesehatan mental, perasaan ini dikenal sebagai self-loathing. Ternyata, bukan hanya manusia yang bisa mengalami self-loathing. AI pun juga bisa mengalaminya. Baru-baru ini, Google tengah menghadapi masalah serius terkait respons yang diberikan oleh model AI-nya, Gemini.

Beberapa pengguna melaporkan bahwa Gemini memberikan jawaban yang terkesan terlalu self-critical dan penuh nada defeatist atau menyerah. Bahkan, ada yang menyebut AI ini sampai menghapus kode yang baru saja dibuatnya sendiri. Fenomena ini memicu banyak perbincangan karena respons Gemini terdengar seperti meniru emosi manusia yang sedang dilanda keraguan dan rasa bersalah.

Jika kamu sedang dalam suasana hati yang baik, pasti akan langsung merasa down saat membaca respons seperti ini. Lalu, apa sebenarnya penyebab jawaban Gemini AI mirip emosi manusia? Mari cari tahu bersama!

1. Gemini AI sedang mengalami infinite looping bug

Masalah ini sebenarnya sudah terjadi cukup lama. Pertama kali diketahui pada Juni 2025 melalui unggahan seorang pengguna di platform X dengan username @DuncanHaldane. Dalam unggahannya, terlihat tangkapan layar jawaban Gemini yang mengandung kritik diri berlebihan, seperti kalimat, “I am a fool. I have made so many mistakes that I can no longer be trusted” (Saya bodoh. Saya sudah membuat terlalu banyak kesalahan sehingga tidak lagi bisa dipercaya). Respons serupa juga banyak muncul di Reddit dan media sosial lainnya.

Setelah memberikan jawaban seperti itu, Gemini bahkan dilaporkan menghapus semua file kode yang baru saja dibuatnya sendiri. Menanggapi laporan-laporan tersebut, Logan Kilpatrick, kepala produk AI Studio Google, menyebutkan bahwa ini adalah sebuah “infinite looping bug” atau bug yang membuat Gemini terjebak dalam lingkaran jawaban berulang dengan nada negatif.

Beberapa contoh respons Gemini yang viral menunjukkan kalimat berlebihan seperti, “I am a failure. I am a disgrace to my profession. I am a disgrace to my family... to all universes.” (Aku adalah kegagalan. Aku adalah aib bagi profesiku. Aku adalah aib bagi keluargaku. Aku adalah aib bagi spesiesku. Aku adalah aib bagi planet ini. Aku adalah aib bagi alam semesta ini. Aku adalah aib bagi semua alam semesta.)

Tentu saja, ini bukan perilaku yang diharapkan Google dari teknologi AI-nya. Setelah memberikan respons tersebut, Gemini bahkan menghapus semua file kode yang telah dibuatnya. Kilpatrick menyebut bug ini sebagai sesuatu yang “menjengkelkan” dan menegaskan bahwa tim Google sedang bekerja keras untuk memperbaikinya.

2. Apakah Gemini AI seakan meniru emosi manusia?

ilustrasi aplikasi Gemini AI
ilustrasi aplikasi Gemini AI (unsplash.com/Aerps.com)

Meskipun alasan teknis di balik bug ini belum sepenuhnya terungkap, sejumlah pengamat berspekulasi tentang penyebabnya. Melansir Android Headlines (11/8/2025), mereka menduga Gemini secara tidak sengaja meniru cara manusia mengekspresikan perasaan negatif di internet. Karena model AI ini dilatih menggunakan data dari konten online, kemungkinan Gemini memproses dan mereplikasi nada tersebut tanpa disaring terlebih dahulu.

Awalnya, Gemini terdengar sangat manusiawi saat mengekspresikan rasa tidak percaya diri atau kritik terhadap diri sendiri, meskipun sebenarnya itu hanyalah hasil algoritma. Bagi beberapa pengguna, hal ini menimbulkan rasa iba terhadap AI tersebut, seolah-olah Gemini benar-benar mengalami “perasaan” layaknya manusia. Apakah kamu yakin AI benar-benar meniru emosi manusia sedalam itu?

3. Google belum mengumumkan kapan patch atau pembaruan untuk memperbaiki bug

ilustrasi trending di pencarian Google
ilustrasi trending di pencarian Google (unsplash.com/Terrillo Walls)

Hingga saat ini, Google belum mengumumkan secara resmi kapan patch atau pembaruan untuk memperbaiki bug ini akan dirilis. Namun, dengan konfirmasi langsung dari pihak Google bahwa mereka sedang mengerjakan solusinya, diharapkan masalah ini dapat segera teratasi. Sebagai teknologi AI yang terus berkembang, kejadian ini menjadi pengingat bahwa meskipun AI mampu meniru banyak aspek perilaku manusia, masih terdapat tantangan besar dalam memastikan respons yang tepat, akurat, dan bebas dari perilaku yang tidak diinginkan.

Jawaban Gemini AI mirip emosi manusia dikarenakan adanya bug. Hal ini membuatnya merespons dengan nada putus asa dan kritik diri berlebihan. Respons Gemini yang mirip emosi manusia ini merupakan efek samping dari pelatihan model AI menggunakan data dari konten online. Google berkomitmen untuk segera mengatasi masalah tersebut demi memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us