7 Kebiasaan yang Bikin SSD Cepat Rusak, Hati-hati!

- Membiarkan SSD terlalu panas dapat mempercepat kerusakan sel memori dan komponen internal lainnya.
- Terlalu sering menulis data ke SSD akan menggerus umur SSD, yang disebut juga dengan terabytes written (TBW).
- Menggunakan SSD untuk tugas yang tidak sesuai membuat SSD bekerja keras secara tidak perlu.
Solid State Drive (SSD) memang dikenal cepat, senyap, dan andal dibandingkan hard drive konvensional. Namun, jangan salah, meski terlihat tangguh, SSD tetap bisa rusak, dan prosesnya sering kali pelan tapi pasti. Yang lebih mengejutkan, banyak pengguna tanpa sadar melakukan kebiasaan sehari-hari yang justru mempercepat kerusakan SSD mereka.
Nah, kalau kamu ingin SSD-mu awet bertahun-tahun, yuk hindari kebiasaan berikut ini. Dijamin SSD awet tanpa drama ngadat atau kehilangan data
1. Membiarkan SSD terlalu panas
Panas berlebihan adalah musuh utama perangkat elektronik, termasuk SSD. Meskipun sebagian besar SSD modern memiliki sistem kontrol suhu yang bisa menurunkan performa secara otomatis jika terlalu panas, ini bukan solusi jangka panjang. Suhu tinggi yang terus-menerus bisa mempercepat kerusakan sel memori dan komponen internal lainnya.
Kalau kamu pakai desktop, biasanya kipas sudah cukup untuk menjaga suhu SSD. Namun, kalau kamu menggunakan SSD PCIe 4.0 atau 5.0 yang cenderung lebih panas, sebaiknya pasang heatsink tambahan. Juga, jangan meninggalkan laptop menyala di tempat panas, seperti bawah sinar matahari langsung.
2. Terlalu sering menulis data
Setiap kali kamu menginstal aplikasi, menyimpan dokumen, atau bahkan sekadar scroll media sosial, sebenarnya kamu sedang menulis data ke SSD. Proses ini melibatkan siklus tulis-hapus pada sel memori. Meskipun SSD modern tahan ribuan siklus ini, tetap saja jumlahnya terbatas.
Setiap penulisan data akan menggerus umur SSD, yang disebut juga dengan terabytes written (TBW). Semakin sering kamu menulis data, semakin cepat jatah TBW-nya habis. Jadi, mulai sekarang, hindari aktivitas menulis yang berlebihan kalau tidak benar-benar perlu.
3. Menggunakan SSD untuk tugas yang tidak sesuai

SSD memang cocok untuk sistem operasi dan penyimpanan game karena aktivitas tulisnya minim. Namun, jangan jadikan SSD sebagai tempat menampung semua jenis file sementara sebelum dipindahkan ke penyimpanan jangka panjang. Kebiasaan ini membuat SSD bekerja keras secara tidak perlu.
Kalau kamu sering menyimpan banyak foto, video, atau dokumen besar, sebaiknya pindahkan ke hard drive eksternal atau cloud storage. Gunakan SSD hanya untuk tugas yang butuh kecepatan akses tinggi.
4. Mengisi SSD sampai penuh
Meskipun menggoda untuk memaksimalkan kapasitas SSD, nyatanya SSD butuh ruang kosong agar bisa bekerja optimal. SSD menggunakan teknik wear leveling untuk mendistribusikan data secara merata ke seluruh sel memori. Jika kapasitasnya terlalu penuh, proses ini terganggu, dan beberapa sel bisa cepat aus karena digunakan terus-menerus.
Bayangkan SSD seperti jalan tol. Kalau penuh sesak, semuanya melambat. Idealnya, sisakan 10-20 persen ruang kosong dari total kapasitas SSD. Ini membantu kontroler SSD mengatur data dengan lebih efisien.
5. Menulis dan menghapus file besar terus-menerus
Mengedit video, mengelola database besar, atau menggunakan SSD sebagai scratch disk untuk aplikasi desain grafis memang membuat pekerjaan jadi lebih cepat. Namun, hal ini juga memperpendek umur SSD.
Aktivitas seperti menyimpan, memindahkan, atau menyunting file besar akan memakan banyak siklus tulis. Jika kamu rutin bekerja dengan file besar, pertimbangkan untuk menggunakan hard drive tambahan sebagai tempat penyimpanan sementara atau untuk file cache.
6. Tidak pernah update firmware SSD

Banyak orang rajin update driver kartu grafis atau sistem operasi, tapi lupa kalau SSD juga butuh pembaruan firmware. Update ini bisa memperbaiki bug, meningkatkan stabilitas, bahkan mencegah kerusakan akibat distribusi beban kerja yang tidak merata.
Coba cek situs web produsen SSD kamu secara berkala untuk memastikan firmware-nya selalu up-to-date. Pembaruan ini bisa jadi kunci umur panjang SSD.
7. Mengabaikan overprovisioning
Tahukah kamu bahwa sebagian kecil kapasitas SSD sebenarnya tidak terlihat oleh pengguna? Inilah yang disebut overprovisioning, yaitu ruang ekstra yang digunakan oleh kontroler untuk mengelola data dengan lebih efisien. Namun, kalau kamu sudah menggunakan hampir seluruh kapasitas SSD, fitur ini jadi tidak efektif lagi.
Solusinya sederhana, jangan biarkan SSD kamu terlalu penuh. Sisakan ruang agar sistem tetap bisa menjalankan overprovisioning dengan baik.
SSD adalah investasi penting dalam sistem komputermu, cepat, senyap, dan efisien. Namun, tanpa perawatan yang tepat, keunggulan itu bisa cepat menguap. Mulai dari menjaga suhu, membatasi tulis data, sampai update firmware, semuanya bisa membuat SSD-mu bertahan lebih lama. Jadi, yuk rawat SSD-mu dengan lebih bijak agar kamu tak perlu buru-buru beli yang baru!