Microsoft Copilot Studio akan Rilis Fitur Membuat "Karyawan AI"

Microsoft menghadirkan inovasi baru mereka untuk dunia kerja, yaitu agen otonom atau yang bisa disebut sebagai "karyawan AI". Raksasa teknologi ini akan merilis kemampuan membuat agen otonom di Microsoft Copilot Studio pada bulan depan. Bayangkan memiliki asisten virtual yang bekerja 24 jam setiap hari, tak kenal lelah, dan bisa menyelesaikan tugas-tugas rutin yang membosankan.
Microsoft juga memperkenalkan 10 agen otonom baru di platform Dynamics 365. Agen-agen ini didesain khusus untuk tim penjualan, layanan, keuangan dan rantai pasok. Menurut Microsoft, Copilot dan agen-agen otonom ini akan membawa proses bisnis berbasis AI ke setiap organisasi. Mari kita simak lebih detail tentang inovasi terbaru Microsoft ini.
1. Mengenal kemampuan agen otonom Copilot Studio
Agen otonom yang akan hadir di Microsoft Copilot Studio bisa diibaratkan sebagai karyawan virtual yang dapat mengakses dan mengolah informasi dari berbagai sistem Microsoft. Sebagai contoh sederhana, ketika tim hukum perlu memeriksa dokumen klien, agen dapat secara otomatis menganalisis, mengkategorikan, dan menyusun ringkasan dokumen dalam hitungan menit. Semua ini dimungkinkan karena agen dapat terhubung dengan berbagai sumber data seperti Microsoft 365 Graph, sistem pencatatan, Dataverse, dan Fabric.
Sama seperti karyawan sungguhan yang harus mematuhi aturan perusahaan, agen-agen ini juga dilengkapi dengan sistem keamanan yang ketat. Microsoft memastikan setiap agen hanya dapat mengakses informasi yang diizinkan dan bekerja sesuai batasan yang ditetapkan. Misalnya, agen yang bertugas melayani pelanggan tidak bisa mengakses data keuangan sensitif perusahaan. Tim IT perusahaan juga diberi kendali penuh untuk mengatur cara kerja agen-agen ini, mirip seperti mengatur kebijakan untuk karyawan.
2. Tiga agen otonom unggulan dari Microsoft
Di antara 10 agen yang diperkenalkan, tiga di antaranya menarik perhatian khusus. Pertama, Sales Qualification Agent yang berperan seperti asisten penjualan pribadi. Bayangkan memiliki asisten yang bisa mengidentifikasi calon pembeli potensial, menyusun prioritas follow-up, dan bahkan membantu membuat email penawaran yang personal. Misalnya, ketika ada 100 prospek baru, agen ini bisa menganalisis dan mengurutkan mana yang harus didahulukan berdasarkan potensi pembelian.
Selanjutnya, Supplier Communications Agent yang bekerja seperti koordinator rantai pasok virtual. Agen ini terus memantau kinerja pemasok dan dapat memberikan peringatan dini jika ada masalah. Mungkin, jika ada keterlambatan pengiriman dari supplier, agen ini akan otomatis mendeteksinya, mengirim pertanyaan ke supplier, atau melaporkan statusnya ke tim terkait. Semua ini pastinya akan dilakukan dengan campur tangan manual yang jauh lebih sedikit.
Sementara itu, Customer Intent dan Knowledge Management Agent bekerja bersama layaknya tim customer service yang tidak pernah tidur. Kedua agen ini tidak hanya menjawab pertanyaan pelanggan, tapi juga belajar dari setiap interaksi untuk meningkatkan layanan. Misalnya, jika banyak pelanggan menanyakan hal serupa, agen akan secara otomatis membuat panduan penyelesaian masalah yang bisa digunakan seluruh tim.
3. Bukti kesuksesan implementasi agen AI di berbagai perusahaan
Beberapa perusahaan terkemuka telah membuktikan manfaat nyata dari implementasi agen AI. Lumen Technologies, misalnya, memproyeksikan penghematan hingga 50 juta dolar AS (sekitar Rp788 miliar) per tahun. Copilot berhasil membantu tim penjualan mereka bekerja lebih efisien.
McKinsey & Company melaporkan hasil yang mengesankan dalam program percontohan mereka. Proses penerimaan klien baru yang biasanya memakan waktu berhari-hari kini bisa diselesaikan dalam hitungan jam. Agen yang mereka kembangkan berhasil mengurangi waktu onboarding klien hingga 90 persen dan mengurangi pekerjaan administratif sebesar 30 persen. Sementara itu, Thomson Reuters mencatat peningkatan efisiensi hingga 50 persen dalam proses pemeriksaan dokumen hukum mereka.
Bahkan Microsoft sendiri telah merasakan dampak positif dari penggunaan internal. Tim penjualan mencatat peningkatan pendapatan sebesar 9,4 persen per penjual dan peningkatan 20 persen dalam jumlah kesepakatan yang berhasil dimenangkan. Tim marketing mereka juga mencatat peningkatan tingkat konversi sebesar 21,5 persen di Azure.com. Peningkatan ini terjadi berkat bantuan agen khusus yang membantu pembeli.
Honeywell memberikan testimoni paling mengesankan dengan melaporkan peningkatan produktivitas yang setara dengan menambah 187 karyawan penuh waktu. Bayangkan mendapatkan bantuan ratusan karyawan tambahan tanpa perlu melakukan rekrutmen dan pelatihan baru. Hasil ini diperoleh melalui survei internal terhadap 5 ribu karyawan Honeywell, dengan 611 responden memberikan tanggapan positif terhadap implementasi Copilot.
Meski agen otonom di Microsoft Copilot Studio ini nampak menjanjikan peningkatan produktivitas yang signifikan, kehadirannya juga memunculkan pertanyaan tentang masa depan lapangan kerja. Goldman Sachs memperkirakan AI bisa menyebabkan 300 juta orang kehilangan pekerjaan dalam 10 tahun ke depan. Namun, Microsoft meyakini, seperti revolusi teknologi sebelumnya, AI justru akan menciptakan lebih banyak pekerjaan baru. Pertanyaannya sekarang, apakah kita siap punya rekan kerja AI di kantor kita?