Prediksi Tren Phishing Tahun 2023, Jangan Asal Klik!

Phishing menjadi topik yang ramai dibicarakan belakangan ini. Setelah beberapa serangan siber yang terjadi di Indonesia, phishing menjadi topik yang semakin populer.
Phishing sendiri merupakan jenis kejahatan di Internet yang berupaya memperoleh kredensial pengguna melalui penipuan. Ini termasuk pencurian kata sandi, nomor kartu kredit, detail rekening bank, dan informasi rahasia lainnya.
Kaspersky, perusahaan yang menyediakan perangkat lunak antivirus, memberikan informasi tren phishing di Indonesia melalui sebuah rilis.
1. Phishing melalui dana kompensasi

Menurut pakar Kaspersky, topik phishing yang populer di tahun 2022 menggunakan skenario seperti dana kompensasi, bonus, dan bahkan pengembalian uang. Bonus dan dana kompensasi sulit untuk disangkal pada saat krisis dan ketidakstabilan.
Ini menjadi alasan "bantuan keuangan" sering dimanfaatkan oleh para penipu untuk mengelabui pengguna dan mencuri uang mereka. Kampanye promosi dari bank-bank besar merupakan umpan yang populer di tahun 2022.
Pengunjung halaman web palsu ditawari untuk menerima pembayaran satu kali atau mengikuti survei kualitas layanan dengan mengeluarkan biaya tertentu.
2. Serangan siber meniru situs pemerintah
Selain itu, tumbuhnya tingkat utilitas dan kenaikan harga barang telah mendorong sejumlah pemerintahan untuk mulai membahas kompensasi bagi penduduk. Pemberitahuan pembayaran dapat dipublikasikan melalui surat, email, atau sebagai pesan teks.
Penjahat siber berusaha memanfaatkan situasi ini dengan membuat halaman web yang meniru situs web pemerintah. Mereka akan menjanjikan uang tunai untuk menutupi pembayaran utilitas atau biaya kompensasi.
Pengunjung kadang diminta untuk memberikan detail pribadi dengan dalih memeriksa apakah mereka memenuhi syarat, atau untuk mengisi kuesioner.
3. Tren phishing di tahun 2023

Masa krisis menciptakan prasyarat untuk berkembangnya kejahatan, termasuk dunia online. Pakar Kaspersky memperkirakan penipuan yang menjanjikan kompensasi dan pembayaran dari lembaga pemerintah, perusahaan besar, dan bank kemungkinan besar akan tetap populer di kalangan penjahat siber tahun-tahun mendatang.
Ketidakpastian pasar mata uang dan keluarnya masing-masing perusahaan dari pasar negara tertentu kemungkinan besar akan memengaruhi jumlah penipuan yang terkait dengan belanja online.
Topik pandemi yang populer di kalangan penjahat siber pada tahun 2020 dan 2021, sudah mulai berkurang sejak tahun 2022.
Selain itu, trik baru juga kemungkinan akan muncul di sektor korporasi pada tahun 2023, dengan serangan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi penyerang.
Metode penipuan phishing menjadi serangan siber yang harus diwaspadai di tahun 2023. Diperkirakan, akan ada trik baru di sektor korporasi untuk serangan siber. Maka dari itu, kita harus lebih hati-hati dalam menggunakan teknologi.