"Operator saya yakin fokusnya menjadi dua dan harus sama-sama jalan. Yang pertama, menyiagakan untuk Nataru tapi di saat yang bersamaan, pemulihan di tiga provinsi itu juga harus selalu dimonitor dan diperjuangkan," Menkomdigi, Meutya Hafid dalam acara "Pelaksaan Apel Bersama Posko Siaga Kualitas Layanan Telekomunikasi Natal Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026" di Jakarta, pada Jumat (19/12/2025).
Tugas Opsel dari Komdigi, Amankan Jaringan di Nataru dan Pemulihan Aceh

- Komdigi meminta operator seluler fokus pada pemulihan jaringan di Aceh pasca bencana banjir dan tanah longsor.
- Provinsi Sumatra Barat dan Utara sudah stabil, namun Aceh masih perlu perhatian khusus dengan angka pemulihan 73% yang diharapkan mencapai 100%.
- Telkomsel terus upayakan pemulihan dengan kendala utama dari sisi listrik dan akses transportasi yang terganggu imbas dari bencana.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengingatkan para operator seluler untuk tidak hanya fokus pada kelancaran jaringan tapi juga memperjuangkan pemulihan jaringan di Aceh pasca bencana banjir dan tanah longsor.
Belum pulih sepenuhnya
Meutya lebih lanjut mengatakan bahwa Provinsi di Sumatra Barat dan Sumatra Utara sudah stabil, namun untuk Aceh masih terus digiatkan.
"Saya tadi mengapresiasi juga teman-teman operator, kita melihat ada kenaikan yang cukup baik untuk on air BTS di wilayah ini. Hanya kemudian kita titip nanti tolong fokus daerah-daerah yang masih berat," ujarnya.
Adapun wilayah tersebut mencakup Bener Meriah, Aceh Tamiang dan Gayo Lues, Aceh. Angka pemulihan yang mencapai 73 persen ini diharapkan dapat mencapai 100 persen.
"Jadi kita memang terus menggiatkan lagi angka 73 persen ini untuk menyemangati operator seluler saja bahwa ini kita bisa naikkan, berarti harus bisa lebih naik lagi dalam waktu dekat, mudah-mudahan," lanjutnya.
Telkomsel terus upayakan pemulihan

Nugroho, Direktur Utomo Telkomsel menyebut bahwa listrik menjadi kendali utama dalam pemulihan jaringan di Aceh.
"Jadi memang kendala utamanya dari sisi listrik karena banyak sutet yang sudah rubuh dan belum bisa disambungkan kembali. Kemudian integrasi dengan pembangkit-pembangkit listrik yang ada juga belum bisa dilakukan sepenuhnya," tambah Nugroho.
Sampai saat ini masih sekitar 4 pembangkit listrik yang belum bisa beroperasi secara normal. Kemudian dari sisi akses atau transport di mana fiber optik banyak yang mengalami gangguan atau terputus imbas dari bencana banjir dan tanah longsor.
Sehingga perlu dilakukan upaya ekstra, baik menggunakan genset atau menunggu PLN dan menggunakan satelit dengan jalur baru yang melalui kabel bawah laut.
"Itu kita lakukan semaksimal mungkin sehingga alhamdulillah sampai hari ini sudah lebih dari 73 persen. Kita recover dan terus kita lakukan, tidak melulu mengandalkan resource yang ada di Sumtera, semua resource satu Indonesia kita kerahkan untuk bisa melakukan aktivitas recover jaringannya secara paralel," imbuhnya.


















