10 Pesona Keindahan Tempat Tinggal Para Raja di Indonesia

Berada di Jawa Tengah, tepatnya di kota Solo. Keraton Surakarta Hadiningrat resmi digunakan oleh raja pada tanggal 17 Februari 1745. Terlatak di pusat kota, akses menuju keraton sangatlah mudah di jangkau.

Banyak hal yang dapat kamu lakukan ketika berkunjung ke Keraton Surakarta, seperti melihat pertunjukan tari yang diiringi dengan lantunan gamelan, mengunjungi museum, menikmati keindahan bangunan keraton dan ikut serta dalam acara keraton seperti sekaten dan malam suro. Tapi untuk mengikuti sekaten dan malam suro disesuaikan dengan waktu ya.

Selesai pada tanggal 18 Mei 1891, Istana Maimun merupakan salah satu ikon kota Medan Sumetara Utara. Bangunan istana ini terdiri dari 2 lantai dan memiliki 3 bagian yaitu bangunan induk, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan dengan perpaduan desain interior gaya Islam, Spanyol, Italia dan India.

Disini, pengunjung dapat melihat koleksi foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata. Jika sedang beruntung, pengunjung dapat menikmati sajian musik melayu.

Menjadi salah satu destinasi wisata yang tak pernah sepi pengunjung, Puri Saren Ubud adalah istana Kerajaan Ubud yang terletak di Ubud, Kabupaten Gianyar Bali. Puri nan indah ini, dibangun oleh Ida Tjokorda Putu Kandel yang kala itu memimpin sekitar tahun 1800-1823M.

Berkunjung ke Puri Saren, mata kita dimanjakan dengan keindahan bentuk bangunan yang artistik dan unik. Selain itu, pengunjung dapat menyaksikan pementasan seni tari yang digelar secara bergantian mulai pukul 19.30 WITA.

Saat ini, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat masih dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X. Berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, Keraton Ngayogyakarta didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755.

Jika datang di waktu yang tepat, pengunjung dapat menyaksikan beragam upacara adat seperti Nyebar Udhik-udhik, Caos Dahar, Grebeg dan lain-lain. Bukah hanya itu, masih ada pertunjukan seni, melihat koleksi keraton, pakaian adat hingga menyaksikan kegiatan para abdi dalam atau penjaga khusus keraton.

Istana yang dominan dengan warna hijau muda ini, dibangun pada masa Pemerintahan Gusti Jamiril yang merupakan sultan ke-3 Kesultanan Mempawah. Berada di Kecamatan Mempawah Kalimantan Barat, kini Istana Amantubillah sudah dirubah menjadi museum yang menyimpan berbagai peninggalan kerajaan seperti singgasana raja, busana kebesaran, dan payung kerajaan.

Sebelum masuk kedalam istana, pengunjung akan disambut tulisan di pintu gerbang istana yang bertuliskan 'Mempawah harus maju, malu dengan adat.' Nama Istana Amantubillah sendiri memiliki arti yaitu Aku Beriman kepada Allah.

Istana dengan arsitektur Eropa yang terletak di tengah Kota Palopo ini, dibangun oleh Pemerintahan Kolenial Belanda sekitar tahun 1920-an. Kini, Istana Luwu menjadi museum untuk mengenang perjuangan dan melestarikan budaya Kerajaan Luwu.

Disekitar istana, terdapat pula Masjid Jami yang usianya sangat tua dan keseluruhan dindingnya dibuat oleh batu yang disusun. Kerajaan Luwu meninggalkan peninggalan yang menjadi warisan budaya seperti Surek La Galigo (Lontaran Luwu), peralatan makanan, Panginangan, Miniatur Perahu Pinisi, Perahu Patorini dan masih banyak lainnya.

Balla Lampoa dulunya adalah Istana Kerajaan Gowa, yang terletak di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Kini, istana megah ini menjadi museum yang dapat dikunjungi siapapun.

Didirikan pada tahun 1936 oleh Mangngi Mangngi Daeng Mattutu, Raja Gowa XXXI. Di dalam Istana Balla Lampoa terdapat berbagai macam peninggalan kerajaan seperti benda-benda pusaka, mahkota dan berbagai perhiasan berharga serta terpampang silsiliah keluarga Kerajaan Gowa.

Tradisi yang masih berjalan hingga sekarang yaitu melakukan pencucian benda-benda pusaka selepas Shalat Idul Adha.

Keraton Kasepuhan adalah kerajaan Islam tempat para pendiri Cirebon bertahta. Berdiri sejak tahun 1529, Keraton Kesepuhan menempati lahan seluas 25 hektar yang terdiri dari berbagai macam bangunan. Sebelum memasuki komplek keraton, para pengunjung disuguhi pemandangan gapura bergaya Majapahit.

Di Keraton Kasepuhan pengunjung dapat menyaksikan kereta keraton dan benda-benda pusaka yang berada pada museum didalam kompleks. Sama seperti keraton lainnya, Keraton Kasepuhan juga memiliki acara tradisi yang berlangsung setiap tahunnya, salah satunya adalah acara Panjang Jimat. Acara yang diselenggarakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Kini menjadi museum, Asi Mbojo merupakan bangunan istana dari Kesultanan Bima. Bangunan istana ini beralih fungsi menjadi museum pada 10 Agustus 1989. Pengunjung yang datang kesini, akan didampingi oleh petugas museum.

Asi Mbojo menyimpan koleksi benda pusaka, benda-benda perkakas, dan baju-baju peninggalan masyarakat pada zaman kerajaan dan kesultanan. Sera Suba adalah nama alun-alun yang berada disekitar Asi Mbojo dan berarti tanah lapang tempat para Raja dan Sultan memberikan perintah.

Dibangun pada tahun 1781, Keraton Sumenep didirikan oleh Panembahan Sumala. Seorang Adipati Sumenep ke-31. Bentuk bangunan keraton perpaduan antara gaya Eropa, Arab, China dan Jawa.

Pada museum Keraton Sumenep terdapat koleksi Al-Qur'an yang berukuran panjang 4 meter dan lebar 3 meter. Pengunjung dapat melihat juga koleksi museum lainnya seperti peralatan upacara tradisional, padupaan, perlengkapan hiasan dan lain-lain.

Nah, itulah tadi 10 pesona keindahaan tempat tinggal para raja. Bagi kamu yang hendak berkunjung, tetap jaga sopan santun ya. Dimana pun kalian berada, harus mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh tempat wisata yang dituju.