5 Fakta Hotel Apung Pertama di Dunia, Terancam Dibongkar

Bagian pertama yang dibangun dalam struktur sebuah bangunan adalah pondasi. Hal ini merupakan bagian struktur yang secara langsung bersinggungan dengan tanah, dan menjadi 'kaki' bagi sebuah bangunan. Namun beberapa bangunan seperti rumah dan hotel, tidak memiliki 'kaki' tersebut karena tidak dibangun di atas tanah, melainkan mengapung di atas permukaan air.
Bangunan yang mengapung sangat menarik perhatian. Tidak hanya karena diperlukan teknik khusus untuk membangunnya, tetapi juga karena jumlah bangunan apung yang masih terbilang sedikit. Salah satu bangunan apung yang cukup menarik perhatian adalah hotel Haegumgang.
Haegumgang merupakan hotel yang sangat unik, karena menawarkan sensasi tinggal di atas permukaan air. Selain itu karena posisinya berada di perairan, pemandangan yang disuguhkan juga sangat menarik. Simak fakta lain mengenai hotel Haegumgang dalam daftar berikut.
1. Dibangun berdasarkan ide seorang penyelam

Ide untuk membangun sebuah hotel apung dicetuskan oleh seorang penyelam sekaligus pengusaha kelahiran Italia bernama Doug Tarca. Dari Italia, Doug pindah ke Australia pada tahun 1935. Setelah dewasa ia menetap di Townsville, sebuah kota yang dekat dengan laut. Ia merupakan seorang penyelam profesional yang sangat mengagumi keindahan Great Barrier Reef.
Kecintaan pria kelahiran 1929 itu terhadap Great Barrier Reef pun membuahkan ide untuk membuat sebuah hotel yang mengapung. Kekagumannya pada lokasi konservasi terumbu karang tersebut membuatnya ingin agar orang lain dapat menikmati keindahan terumbu karang dengan aman dan nyaman. Pada pertengahan tahun 1980-an, rencana pembangunan hotel apung pun dimulai.
2. Hotel didesain dan dibangun di Singapura

Walau hotel tersebut dibuka di Australia, desain dan pembangunan hotel apung dilakukan di Singapura. Dilansir Financial Review, hotel didesain oleh Consafe Engineering (Far East) Pty Ltd., sementara pembangunan dilakukan oleh Bethlehem Singapore Pte Ltd. Pembangunan hotel apung pertama di dunia tersebut dikatakan memakan biaya 30 -- 40 juta dolar Amerika pada saat itu.
Setelah hotel dibangun, hotel Haegumgang kemudian diangkut ke Australia dengan kapal, di mana jarak tempuh diperkirakan mencapai 5.000 km. Setelah pelayaran yang memakan waktu sekitar 12 hari, hotel pun tiba di Australia. Hotel tersebut diletakkan di John Brewer Reef, 72 km sebelah timur laut Townsville. Hotel tersebut ditambatkan di lokasi yang telah ditentukan dengan menggunakan delapan buah jangkar besar. Pada Maret 1988, hotel akhirnya dibuka untuk umum. Hotel Haegumgang dikatakan memiliki 200 ruangan, dan dilengkapi fasilitas seperti lapangan tenis, kolam renang, dua buah restoran dan ruang pertemuan.
3. Hotel telah dua kali berpindah tangan

Tidak lama setelah tiba di Australia pada Januari 1988, hotel Haegumgang mengalami masalah, yang terutama disebabkan oleh lokasi hotel. Sebelum pembukaan, hotel tersebut diterjang badai dan mengalami kerusakan, sehingga pembukaan hotel tertunda selama dua bulan.
Selain itu, lokasi hotel sulit untuk dijangkau, tamu hotel harus menempuh perjalanan melalui udara maupun laut sejauh 70 km untuk tiba di hotel dari Townsville. Kondisi laut yang tidak stabil kerap membuat tamu hotel merasakan mual dan pusing akibat mabuk laut.
Walau biaya pembangunan hotel apung tersebut dikatakan jauh lebih ekonomis dibanding biaya standar pembangunan hotel di darat, namun biaya operasional hotel apung cukup mahal. Akhirnya pada tahun 1989 hotel tersebut bangkrut dan dijual ke sebuah perusahaan di Vietnam, dan hotel pun kembali 'berlayar' ke Vietnam, tepatnya ke Saigon.
Di Vietnam, hotel tersebut cukup terkenal dan menarik banyak pengunjung dan dijuluki the floater. Namun masalah finansial kembali membuat hotel terpaksa ditutup. Setelah 10 tahun berlabuh di Vietnam, hotel apung pun kembali dijual. Kali ini hotel Haegumgang dibeli oleh perusahaan Korea Selatan, Hyundai Asan.
4. Nama hotel diganti dua kali

Permasalah manajemen dan finansial membuat hotel harus berpindah tangan sebanyak dua kali dan berpindah negara sebanyak tiga kali sejak selesai dibangun. Perpindahan hotel tersebut juga mempengaruhi nama hotel.
Ketika pertama kali dibuka di Australia, hotel apung dinamai Four Seasons Barrier Reef Resort. Nama tersebut diambil dari nama pengelolanya, Four Seasons. Ketika dijual ke Vietnam dan berlabuh di Saigon, hotel kembali berganti nama menjadi Saigon Floating Hotel.
Pada tahun 1997, perusahaan kembali berpindah tangan. Pengusaha dari Korea Selatan membeli hotel Saigon Floating Hotel, dan membawanya ke Korea Utara, tepatnya di lokasi wisata gunung Kumgang. Kepemilikian yang baru membuat hotel ini turut menyandang nama baru, yakni hotel Haegumgang, hingga saat ini.
5.Kim Jong Un berniat membongkar hotel

Hotel Haegumgang yang memiliki panjang 90 meter dan lebar 27 meter ini awalnya dianggap sebagai bentuk kolaborasi antara Korea Utara dan Korea Selatan. Business Insider melansir hotel tersebut menjadi tempat bagi orang-orang dan anggota-anggota keluarga yang terpisah dari kedua bagian Korea bertemu.
Namun kejadian penembakan perempuan Korea Selatan oleh seorang tentara Korea Utara pada tahun 2008 membuat hotel tersebut ditutup bagi pengunjung asal Korea Selatan. Saat ini, hotel yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun tersebut terbengkalai. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, berencana untuk membongkar hotel tersebut.
Kim Jong Un menganggap desain hotel tersebut terlalu kuno, tidak menyenangkan dilihat, dan tidak berguna bagi Korea Utara. Ia berencana membangun fasilitas yang baru di lokasi hotel yang telah menempuh perjalanan berpuluh ribu kilometer tersebut dengan sesuatu yang lebih menunjukkan nilai-nilai Korea Utara.
Setelah pembangunan hotel Haegumgang, terdapat beberapa hotel apung yang dibangun di seluruh dunia. Selain hotel apung, saat ini orang-orang juga dapat menikmati sensasi menginap di tengah laut melalui wisata kapal pesiar.