Apakah Hegra Boleh Dikunjungi? Begini Penjelasannya!

- Arab Saudi membuka Hegra sebagai destinasi wisata budaya
- Hegra memiliki kesamaan dengan Petra, dibangun oleh suku Nabatean
- Pemerintah Arab Saudi memperbolehkan kunjungan wisatawan non-muslim dan muslim ke Hegra
Arab Saudi menjadi rumah bagi Mekkah dan Madinah, kota suci bagi umat Islam. Beberapa tahun belakangan, Arab Saudi membuka pintunya semakin lebar untuk wisatawan internasional. Termasuk membuka situs bersejarah sebagai destinasi wisata dan mengubah sejumlah kebijakan.
Hegra, bernama lain Mada'in Saleh, salah satu situs bersejarah di Arab Saudi yang dibuka sebagai destinasi wisata untuk umum. Setelah sebelumnya, terdapat kontroversi akan kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang melarang kunjungan ke Hegra, terutama umat muslim. Di sisi lain, pemerintah setempat justru mempromosikannya sebagai destinasi wisata budaya dan sejarah.
Lantas, apakah Hegra boleh dikunjungi? Simak penjelasan di bawah ini sampai selesai, ya!
1. Hegra, situs arkeologi yang disebut Petra-nya Arab Saudi

Hegra atau Mada'in Saleh merupakan situs arkeologi yang terletak di Madinah, Wilayah Hijaz, Arab Saudi. Situs ini terletak hampir 42 km dari Kota Al-Ula dan dapat ditempuh sekitar 35 menit menggunakan kendaraan bermotor. Dekat pula dengan Maraya Concert Hall, sekitar 17 km.
Situs arkeologi ini digadang-gadang sebagai Petra-nya Arab Saudi, karena memiliki banyak kesamaan. Dilansir Matador Network, Hegra maupun Petra dibangun di lingkungan gurun oleh suku Nabatean—orang-orang Arab pra-Islam yang mendominasi perdagangan karavam di Jazirah Arab—yang sebelumnya nomaden. Petra awalnya ibu kota Kerajaan Nabatean dan kota terbesarnya, sedangkan Mada'in Saleh adalah kota kedua.
Hegra pun memiliki monumen batu Nabatean yang unik, termasuk makam berjumlah 111. Di sini juga terdapat bukti bahwa suku Nabatean ahli dalam pengelolaan air dengan bangunan seperti sumur, terowongan air, hingga waduk. Ciri khas yang mirip Petra di Yordania.
2. Dahulu sebuah kota, kini menjadi kuburan besar

Hegra merupakan situs arkeologi yang luas dan terawat dengan baik di wilayah barat laut Arab Saudi. Kendati peninggalannya begitu terpelihara, tapi hanya sedikit yang diketahui tentang suku Nabatean. Konon, pada puncak kejayaannya, Kerajaan Nabatean meliputi wilayah Yordania, Israel, Mesir, Suriah, dan Arab Saudi.
Dahulu, Mada'in Saleh alias Hegra merupakan kota, tapi kini menjadi kuburan besar. Bangunan-bangunan indah yang berupa batu yang diukir dibangun pada abad pertama Sebelum Masehi dan abad pertama Masehi. Makam paling terkenal di situs ini adalah Qasr al-Farid (Lonely Castle) setinggi lebih dari 20 meter yang berdiri sendiri.
Hegra yang masih terjaga membuatnya dinombatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pertama di Arab Saudi pada 2008. Dilansir laman resmi UNESCO, bekas kota kuno ini menjadi saksi penting pertukaran budaya dalam arsitektur, dekorasi, penggunaan bahasa, dan perdagangan karavan. Meski ditinggalkan pada periode pra-Islam, jalur itu berperan penting untuk karavan dan kemudian haji ke Mekkah, hingga dimodernisasi pada awal abad ke-20.
3. Apakah Hegra boleh dikunjungi?

Setelah punya gambaran tentang Hegra, apa kamu tertarik untuk berkunjung? Pemerintah Arab Saudi telah menjadikan Hegra dan Al-Ula sebagai salah satu objek wisata utama yang baru dibuka untuk umum baru-baru ini. Terutama setelah membuka pintu lebih lebar untuk wisatawan non-muslim pada 2019.
Walau cerita rakyat Arab mengisahkan bahwa Hegra dan seluruh wilayah di sekitar Al-Ula, konon dikutuk dan dihantui roh jahat. Tampaknya, masyarakat di era modern mulai mengabaikan hal tersebut. Wisatawan non-muslim maupun muslim diperbolehkan mengunjungi Hegra, sesuai kebijakan yang berlaku.
Pandangan berbeda dari syariat Islam yang membuat Hegra perlu perhatian khusus. Sebagian meyakini bahwa Hegra merupakan bekas pemukiman kaum Tsamud yang dihancurkan, karena kedurhakaannya terhadap Allah SWT dan utusan-Nya, Nabi Saleh. Meski teori ini masih dibutuhkan kajian lebih lanjut dari kajian sejarah.
Rasulullah SAW pun memberikan nasihat melalui hadis yang mengajarkan agar umat Islam mengunjungi tempat orang-orang yang diazab dengan rasa takut dan khusyuk. Termasuk sebagai pembelajaran dan mengingat bahwa azab Allah pernah terjadi di sana. Jadi, buat umat muslim, tetap perlu kehati-hatian saat mengunjungi Hegra.
لَا تَدْخُلُوا عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ الْمُعَذَّبِينَ إِلَّا أَنْ تَكُونُوا بَاكِينَ، فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا بَاكِينَ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِمْ أَنْ يُصِيبَكُمْ مِثْلُ مَا أَصَابَهُمْ
“Janganlah kalian memasuki tempat orang-orang yang diazab, kecuali jika kalian menangis. Jika kalian tidak menangis, maka janganlah kalian memasukinya, agar tidak menimpa kalian seperti yang menimpa mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Perlu diingat bahwa tidak semua daerah Mada'in Saleh atau Hegra terkena azab. Sedangkan yang dilarang Rasulullah SAW adalah area terbatas yang terkena azab Allah SWT kepada kaum Tsamud. Selain daerah itu, maka tidak masalah dalam syariat Islam. Sayangnya, masih memerlukan kajian lebih lanjut oleh para ahli di mana bermula, di mana berakhir, untuk menentukan daerah yang tidak boleh didekati maupun dimasuki.
Kesimpulannya, semua wisatawan diperbolehkan mengunjungi Hegra atau Mada'in Saleh. Namun, kamu perlu berhati-hati bila memiliki concern pada syariat Islam, sehingga lebih bijak memilih area yang tepat untuk dikunjungi. Tertarik untuk mengunjungi Hegra?