Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Cambodia Dibaca Kamboja bukan Kambodia?

mengapa cambodia dibaca kamboja bukan kambodia?
Bendera negara Kamboja. (unsplash.com/Daniel Bernard)
Intinya sih...
  • Sejarah kolonial membentuk bahasa
  • Prancis pertama kali menuliskan nama negara itu sebagai Cambodge, hasil transliterasi dari kata Khmer “Kâmpŭchéa”.
  • Pengaruh Inggris masuk, bentuk Cambodge dianglikisasi menjadi Cambodia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang mungkin tak menyadari bahwa nama sebuah negara pun bisa berubah seiring perjalanan sejarah dan lintas bahasa. Begitu pula dengan Kamboja, yang selama ini dikenal sebagai sebutan resmi untuk negara di Asia Tenggara yang dalam bahasa Inggris ditulis Cambodia.

Fenomena ini memperlihatkan bagaimana bahasa berkembang dinamis mengikuti sejarah, politik, dan kebiasaan masyarakat yang menggunakannya. Berikut penjelasan mengapa Cambodia akhirnya dibaca dan ditulis sebagai Kamboja dalam bahasa Indonesia.

1. Sejarah kolonial membentuk bahasa

mengapa cambodia dibaca kamboja bukan kambodia?
Kamboja era kolonial. (commons.wikimedia.org/Mr.Nostalgic)

Perubahan dari Kâmpŭchéa ke Cambodge, lalu ke Cambodia, tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang kolonialisme di Asia Tenggara. Pada masa lalu, wilayah yang kini dikenal sebagai Kamboja berada di bawah kekuasaan Prancis sebagai bagian dari Indochina Prancis. Prancis-lah yang pertama kali menuliskan nama negara itu sebagai Cambodge, hasil transliterasi dari kata Khmer “Kâmpŭchéa”. Dalam sistem fonetik Prancis, huruf “d” di akhir kata sering dilafalkan lembut, mendekati bunyi “j”.

Saat pengaruh Inggris mulai masuk, terutama lewat perdagangan dan diplomasi internasional, bentuk Cambodge pun dianglikisasi menjadi Cambodia. Perubahan itu menyesuaikan pola bunyi bahasa Inggris yang lebih mudah dikenali masyarakat global. Ketika Indonesia mengenal nama negara tersebut melalui sumber berbahasa Inggris dan Prancis pasca-kemerdekaan, ejaan “Cambodia” diserap sesuai sistem fonetik Indonesia menjadi Kamboja karena huruf “C” di awal kata beralih bunyi menjadi “K” untuk memudahkan pelafalan dalam bahasa Indonesia.

2. Sistem transliterasi berperan dalam perubahan bunyi

mengapa cambodia dibaca kamboja bukan kambodia?
Tulisan dalam bahasa Khmer atau Kamboja. (commons.wikimedia.org/Yjfstorehouse)

Transliterasi adalah proses pengalihan huruf dari satu sistem tulisan ke sistem lain tanpa mengubah maknanya. Dalam kasus Kamboja, transliterasi terjadi berlapis dari aksara Khmer ke Latin oleh Prancis, lalu dari Latin gaya Prancis ke gaya Inggris, hingga akhirnya ke gaya Indonesia. Proses panjang itu menyebabkan pergeseran bunyi dan ejaan yang signifikan. Misalnya, bunyi “ch” dalam “Kâmpŭchéa” terdengar seperti “ciə”, lalu berubah menjadi “dge” dalam Cambodge, dan akhirnya menjadi “dia” dalam Cambodia.

Bahasa Indonesia yang menganut prinsip fonetik sederhana kemudian menyesuaikannya menjadi “ja”, karena sesuai dengan kaidah bunyi lokal. Akibatnya, Cambodia dibaca sebagai “Kamboja”, bukan “Kambodia”. Ini menunjukkan bagaimana sistem ejaan bahasa Indonesia berupaya menjaga keseimbangan antara kemudahan pelafalan dan ketepatan representasi bunyi aslinya.

3. Fonologi bahasa Indonesia menyesuaikan ejaan asing

Kamboja
Kamboja (pexels.com/allPhoto Bangkok)

Bahasa Indonesia memiliki kecenderungan untuk menyederhanakan bunyi asing agar lebih mudah diucapkan sesuai dengan struktur fonologinya. Misalnya, kombinasi huruf “mb” atau “nd” tetap dipertahankan karena lazim dalam bahasa lokal, sementara kombinasi “dia” di akhir kata terasa ganjil jika tidak disesuaikan. Oleh sebab itu, “Cambodia” lebih alami dibaca “Kamboja” ketimbang “Kambodia”.

Fenomena serupa juga terjadi pada kata lain seperti France yang diserap menjadi “Prancis”, atau Germany yang menjadi “Jerman”. Semua mengikuti logika bunyi yang seimbang antara bahasa sumber dan bahasa penerima. Dalam hal ini, Kamboja menjadi contoh konkret bagaimana pelafalan asing bisa diadaptasi tanpa kehilangan identitas asalnya.

Perubahan pelafalan Cambodia menjadi Kamboja menunjukkan bahwa bahasa selalu beradaptasi mengikuti sejarah dan kebiasaan penggunanya. Dari transliterasi sampai fonologi semua berperan dalam membentuk bentuk akhir penyebutan nama negara yang kita kenal hari ini. Bahasa, pada dasarnya, adalah cermin dari perjalanan budaya dan hubungan antarbangsa. Semoga penjelasan di atas dapat menjawab rasa penasaran kamu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Travel

See More

[QUIZ] Tebak Wisata Jakarta dari Potongan Gambarnya!

14 Nov 2025, 20:10 WIBTravel
ilustrasi pembayaran memakai kartu

Apa Itu Kartu Touch 'n Go?

14 Nov 2025, 12:20 WIBTravel