Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Desa Terapung Terindah di Dunia, Wajib Masuk Bucket List-mu!

Halong Bay Floating Villages, Vietnam
Halong Bay Floating Villages, Vietnam (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
Intinya sih...
  • Uros Islands, Peru: Pulau buatan dari tanaman totora dengan teknik bangunan khas warisan lintas generasi. Lingkungan alami dan kreativitas manusia berpadu harmonis.
  • Ganvie, Benin: Desa terapung besar dihuni lebih dari 20.000 orang, disebut sebagai “Venesia Afrika”. Atmosfer sejarah yang terasa hidup sampai sekarang.
  • Tonle Sap Lake, Kamboja: Danau air tawar terbesar di Asia Tenggara dengan ratusan desa terapung. Masyarakat mengatur hidup dengan pola alam yang terus berubah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bayangkan kamu terbangun di pagi hari dengan suara air yang berdesir di bawah rumahmu, bukan tanah yang kokoh. Di sini, anak-anak belajar berenang sebelum mereka belajar berjalan, dan perahu kayak adalah kendaraan keluarga sehari-hari. Kedengarannya seperti dongeng? Inilah kenyataan hidup di desa-desa terapung yang tersebar di penjuru dunia.

Komunitas-komunitas unik ini bukan sekadar rumah liburan, melainkan rumah bagi keluarga, sekolah, pasar, dan budaya yang telah beradaptasi dengan kehidupan air selama berabad-abad. Mereka adalah bukti nyata dari ketahanan dan kecerdasan manusia dalam menghadapi alam.

Jika kamu mencari pengalaman liburan yang benar-benar berbeda, kelima desa terapung terindah di dunia ini wajib masuk dalam daftar impian perjalananmu. Wah, indahnya bukan main, sih!

1. Uros Islands, Peru

Uros Islands, Peru
Uros Islands, Peru (pexels.com/Gu Bra)

Uros Islands menawarkan pengalaman tak biasa, karena seluruh pulau buatan ini terbuat dari tanaman totora. Komunitas Uru sudah tinggal di sini selama ratusan tahun dengan teknik bangunan khas yang diwariskan lintas generasi. Tiap pulau dihuni beberapa keluarga yang punya rumah, menara pengawas, bahkan sekolah sendiri. Kamu akan melihat bagaimana lingkungan alami dan kreativitas manusia bisa berpadu harmonis.

Pulau-pulau terapung ini jadi bukti betapa kuatnya kemampuan adaptasi manusia. Warga Uru lahir, tumbuh, dan beraktivitas di atas struktur yang mereka buat sendiri dari alam sekitarnya. Teknologi sederhana, seperti penggunaan solar panel, mulai diperkenalkan tanpa menghilangkan identitas budaya mereka. Ketika mengunjungi Uros, kamu bakal merasakan suasana damai serta kehidupan yang berjalan dalam ritme alam yang tenang.

2. Ganvie, Benin

Ganvie, Benin
Ganvie, Benin (pexels.com/Iwaria)

Ganvie adalah desa terapung besar yang dihuni lebih dari 20.000 orang dan sering disebut sebagai “Venesia Afrika”. Rumah-rumah berdiri di atas tiang kayu dengan jalur utama berupa kanal-kanal tempat kano melintas setiap menit. Lingkungan di sini menyimpan cerita panjang tentang pelarian dan keberanian yang membentuk identitas masyarakat Tofinu. Kamu akan merasakan atmosfer sejarah yang terasa hidup sampai sekarang.

Komunitas Ganvie lahir dari kebutuhan melindungi diri dari ancaman pada masa lalu. Warga menemukan perlindungan di atas air dan membangun pemukiman yang akhirnya berkembang menjadi pusat budaya. Kehidupan sehari-hari warga berjalan di atas perahu, mulai dari belanja, sekolah, sampai interaksi sosial. Ketika datang ke Ganvie, kamu akan menyaksikan perpaduan tradisi kuat dan semangat bertahan hidup yang mengagumkan.

3. Tonle Sap Lake, Kamboja

Tonle Sap Lake, Kamboja
Tonle Sap Lake, Kamboja (pexels.com/Kelly)

Tonle Sap dikenal sebagai danau air tawar terbesar di Asia Tenggara dengan ratusan desa terapung. Kondisi lingkungan di sini sangat dinamis, karena permukaan air bisa naik puluhan kaki saat musim hujan. Rumah, sekolah, hingga tempat ibadah dibangun dengan struktur yang bisa menyesuaikan pergerakan air. Kamu bakal melihat bagaimana masyarakat mengatur hidup dengan pola alam yang terus berubah.

Pergerakan besar air membuat beberapa desa berpindah posisi mengikuti kedalaman danau. Komunitas Khmer, Vietnam, dan Cham hidup berdampingan dengan budaya masing-masing serta kegiatan ekonomi berbasis perairan. Di desa, seperti Kompong Phluk atau Kompong Khleang, kamu bisa melihat rumah bertiang tinggi yang tetap berdiri megah sepanjang tahun. Pengalaman melihat desa yang naik turun mengikuti musim bikin kamu makin paham arti adaptasi.

4. Inle Lake, Myanmar

ilustrasi nelayan Inle Lake, Myanmar
ilustrasi nelayan Inle Lake, Myanmar (pexels.com/Yen Nguyen)

Inle Lake terkenal dengan desa-desanya yang berdiri di atas air dan masyarakat Intha yang punya teknik mendayung unik. Warga mendayung perahu sambil berdiri dengan satu kaki dan menggerakkan dayung dengan kaki satunya. Cara ini muncul dari kebutuhan melihat arah dengan jelas di perairan dangkal yang dipenuhi tanaman. Kamu bakal terpukau melihat kepiawaian mereka mengendalikan perahu dengan teknik berumur ratusan tahun ini.

Kawasan ini juga terkenal dengan kebun terapungnya yang jadi ikon Inle Lake. Petani membuat rakit dari rumput dan tanaman air, kemudian menancapkan bambu panjang sebagai penahan agar kebun tetap stabil. Tomat dan berbagai sayuran lainnya tumbuh subur di atas air dengan sistem alami yang sudah teruji. Inle Lake memberikan pengalaman yang memadukan budaya, alam, dan kreativitas dalam satu tempat yang tenang dan indah.

5. Halong Bay Floating Villages, Vietnam

Halong Bay Floating Villages, Vietnam
Halong Bay Floating Villages, Vietnam (pexels.com/Mogildea Justin)

Halong Bay menyajikan pemandangan tebing kapur raksasa yang muncul dari air berwarna zamrud, lengkap dengan desa terapung yang hidup berdampingan dengan alam. Komunitas seperti Cua Van atau Vung Vieng sudah tinggal di sini turun-temurun tanpa banyak menginjak daratan. Anak-anak belajar berenang dari kecil dan kehidupan sehari-hari berlangsung melalui perahu yang melintas di antara rumah-rumah. Kamu akan melihat bagaimana masyarakat menjaga tradisi sambil menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

Aktivitas warga banyak berpusat pada perikanan sehingga budaya mereka sangat dekat dengan ritme laut. Beberapa warga mengelola keramba tempat ribuan ikan dibudidayakan dan dijual. Pariwisata membantu perekonomian, tapi tetap dipadukan dengan cara hidup tradisional yang masih terasa kuat. Ketika menjelajahi Halong Bay, kamu akan mendapatkan pengalaman visual sekaligus budaya yang sangat kaya.

Mengunjungi desa terapung bukan hanya soal melihat rumah di atas air, tapi juga menyelami kisah manusia yang bertahan dan beradaptasi dengan alam. Kamu bakal belajar bahwa kehidupan bisa berjalan indah meski dalam kondisi yang berbeda dari kebanyakan orang. Setiap desa punya budaya, sejarah, dan keunikannya sendiri yang bikin perjalanan kamu makin berarti.

Kalau kamu suka destinasi yang autentik dan penuh kejutan, lima desa terapung ini wajib banget masuk daftar perjalanan kamu berikutnya. Selamat menyusun bucket list baru!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Travel

See More

Stone Garden Citatah, Bandung: Lokasi, Rute, HTM, dan Tips Wisata

07 Des 2025, 14:45 WIBTravel