Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Gunung Terbaik untuk Latihan sebelum Mendaki Semeru

potret Gunung Semeru (commons.wikimedia.org/Hendrojkson)
Intinya sih...
  • Gunung Prau di Wonosobo ideal untuk latihan fisik dan panorama alam yang indah, dengan waktu pendakian 3-4 jam.
  • Gunung Andong di Magelang cocok untuk melatih kecepatan dan kekuatan otot kaki, dengan pemandangan memuaskan dari puncaknya.
  • Gunung Lawu di Karanganyar melatih stamina dan kekuatan mental, dengan jalur panjang yang menguji konsistensi langkah dan fokus selama perjalanan.

Mendaki Gunung Semeru bukan perkara sepele. Butuh kesiapan fisik, mental, dan pengalaman yang cukup. Jalur pendakian Gunung Semeru dikenal menantang, dengan trek panjang, medan beragam, dan cuaca yang cepat berubah. Kalau asal nekat tanpa persiapan, risiko kelelahan parah bahkan cedera jadi sangat tinggi.

Makanya, sebelum benar-benar melangkahkan kaki ke Mahameru, ada baiknya menjajal dulu beberapa gunung yang cocok dijadikan latihan. Gunung-gunung ini punya medan yang cukup menantang, tapi masih bersahabat untuk pendaki yang ingin meningkatkan kemampuan. Selain itu, pemandangan di tiap gunung juga gak kalah indah dari Semeru.

Siapkan fisik dan mentalmu, berikut ini lima gunung terbaik untuk latihan sebelum mendaki Semeru, puncak tertinggi di Pulau Jawa. Kamu tertarik mencobanya?

1. Gunung Prau, Wonosobo

Gunung Prau (commons.wikimedia.org/Eko Raharjo)

Gunung Prau di Wonosobo jadi salah satu lokasi latihan yang ideal sebelum menjajal Semeru. Meski tingginya hanya sekitar 2.565 meter di atas permukaan laut (mdpl), medan pendakiannya tetap bisa mengasah ketahanan fisik dan kestabilan langkah. Jalurnya tergolong pendek, tapi menanjak, cocok untuk melatih napas dan stamina. Dari basecamp ke puncak rata-rata bisa ditempuh dalam waktu 3-4 jam.

Yang membuat Gunung Prau istimewa adalah panorama alamnya yang luar biasa indah. Saat pagi hari, lautan awan dan deretan gunung besar, seperti Sindoro, Sumbing, hingga Merbabu, terlihat jelas. Rumput luas di puncaknya memberi sensasi mendaki yang ringan tapi menyenangkan. Mendaki Prau bisa jadi pemanasan awal yang manjur sebelum ke Semeru.

2. Gunung Andong, Magelang

Gunung Andong (commons.wikimedia.org/LiburanBoongan)

Gunung Andong cocok untuk pendaki yang ingin latihan kecepatan dan kekuatan otot kaki. Meskipun tingginya cuma 1.726 mdpl, jalurnya menanjak tajam sejak awal hingga ke puncak. Waktu tempuhnya memang hanya sekitar 1–2 jam, tapi intensitas treknya cukup menguras tenaga. Cocok untuk melatih ketahanan otot dalam waktu singkat.

Pemandangan di puncak Gunung Andong sangat memuaskan. Dari atas terlihat perbukitan dan gunung-gunung di sekitar Magelang yang membuat suasana terasa damai. Karena pendek dan cepat, Andong sering dijadikan spot latihan sebelum ke gunung besar. Gunung ini bisa melatih konsistensi langkah dan kecepatan mendaki tanpa perlu bermalam.

3. Gunung Lawu, Karanganyar

Gunung Lawu (commons.wikimedia.org/Risanprasetyo)

Gunung Lawu punya trek yang cocok untuk melatih stamina dan kekuatan mental. Tingginya mencapai 3.265 mdpl, hampir setara dengan Semeru dan punya jalur pendakian panjang yang melelahkan. Butuh waktu sekitar 7—10 jam untuk mencapai puncak tergantung dari jalur yang dipilih. Jalur Cemoro Sewu lebih pendek tapi terjal, sedangkan Cemoro Kandang lebih landai namun memakan waktu lebih lama.

Selain fisik, mendaki Lawu juga menguji mental, karena jalur panjangnya sering kali membuat jenuh. Pendaki harus mampu menjaga ritme dan tetap fokus selama perjalanan. Ditambah lagi, suhu di sekitar puncak cukup dingin dan anginnya kencang, mirip kondisi di Semeru. Dengan mendaki Gunung Lawu, calon pendaki Semeru bisa mendapatkan gambaran nyata tentang tantangan medan tinggi.

4. Gunung Arjuno, Malang

Gunung Arjuno (commons.wikimedia.org/Lasthib)

Gunung Arjuno sering disebut sebagai “kakaknya Semeru” karena medan dan tantangannya cukup mirip. Jalurnya panjang, beragam, dan cukup teknikal, cocok untuk melatih fisik secara menyeluruh. Pendaki bisa memilih beberapa jalur masuk, seperti Lawang, Tretes, atau Purwosari, dengan waktu tempuh 8—12 jam. Di sepanjang perjalanan, pendaki akan melewati hutan lebat, tanjakan curam, dan padang savana.

Salah satu keunikan Arjuno adalah atmosfer magisnya, ditambah dengan banyaknya situs peninggalan sejarah. Puncaknya yang berada di ketinggian 3.339 mdpl juga bisa menjadi simulasi yang bagus sebelum mendaki Semeru. Dengan medan dan kondisi yang menantang, Gunung Arjuno sangat cocok sebagai ajang persiapan fisik dan mental. Apalagi letaknya yang masih satu kawasan dengan Gunung Semeru membuat transisinya terasa pas.

5. Gunung Penanggungan, Mojokerto

Gunung Penanggungan (unsplash.com/Amperiano Yuniawan)

Gunung Penanggungan memang gak terlalu tinggi, hanya sekitar 1.653 mdpl, tapi punya nilai latihan yang cukup penting. Pendaki bisa belajar navigasi, memahami jalur bercabang, dan menyesuaikan diri dengan medan yang gersang dan berbatu. Salah satu latihan yang disarankan di sini adalah pendakian malam, karena jalurnya cukup aman dan waktu tempuhnya singkat.

Selain aspek teknis, Penanggungan juga menawarkan pelajaran tentang kecepatan adaptasi terhadap cuaca dan arah. Pendakian di malam hari bisa melatih mata dalam kegelapan dan mental ketika melewati jalur sepi. Gunung ini juga memiliki banyak situs candi kuno yang menambah suasana mistis dan keheningan. Penanggungan bisa jadi latihan singkat tapi esensial sebelum menghadapi medan Semeru yang lebih kompleks.

Mendaki gunung memang bukan sekadar soal sampai di puncak. Proses latihan, adaptasi medan, dan kesiapan mental jadi kunci utama dalam pendakian besar seperti ke Semeru. Dengan menjajal lima gunung ini, pengalaman dan kekuatan tubuh akan lebih terasah. Pendakian ke Mahameru pun bisa dilalui dengan lebih aman dan penuh rasa percaya diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us