Jika kamu pencinta alam dan sekaligus suka dengan tempat bersejarah, maka Pulau Run bisa menjadi lokasi yang ideal buatmu. Selain menyediakan keindahan alam yang memukau, tempat ini juga memiliki cerita sejarah yang tentu seru untuk diketahui. Mulai dari pantai, benteng, hingga rumah pembuangan Sutan Syahrir bisa kamu jelajahi.
Penasaran seperti apa tempatnya? Berikut ini info tentang Pulau Run yang perlu kamu tahu.
Jam operasional: 24 jam
Detail biaya kendaraan:
Perjalanan menuju ke Pulau Run dapat ditempuh dengan dua cara. Pertama menggunakan motor laut fiber yang memerlukan sekitar 1 jam perjalanan dengan kisaran harga Rp800.000-Rp1.000.000. Walaupun tergolong cukup mahal, tetapi wisatawan bisa pergi ke objek wisata lain, seperti Pulau Nailaka atau ke Pulau Ai tanpa perlu bermalam dan cukup sehari dapat mengelilingi 3 pulau.
Cara kedua, wisatawan dapat memakai publik boat dengan harga Rp35.000 per orang, dengan durasi waktu perjalanan kurang lebih 1,5 hingga 2 jam. Dengan cara kedua ini pengunjung dapat sangat menekan biaya, namun memang sedikit rumit dan harus memiliki waktu yang banyak.
Selain itu, perlu bermalam sehari lagi untuk sampai ke Pulau Run bila ingin kembali ke Pulau Neira, karena kapal yang akan menuju ke Pulau Neira berangkat pukul 7 pagi.
Pada zaman penjajahan, Pulau Run menjadi pulau yang sangat penting dan dikendalikan oleh Inggris. Ini disebabkan karena lokasinya mempunyai kualitas pala terbaik di dunia.
Selain itu, tempat ini pernah diperebutkan oleh Belanda dan Inggris yang bertujuan untuk menguasai perdagangan dunia melalui hasil produksi palanya. Agar berhasil mendapatkan Pulau Run dari Inggris, Belanda membangun 12 benteng di pulau Banda, termasuk di Pulau Run. Ketika Inggris kalah berperang, Belanda meminta untuk menukar Nieuw Amsterdam (kini bernama Manhattan, New York) untuk ditukar dengan Pulau Run.
Terdapat banyak destinasi wisata yang bisa dikunjungi saat berwisata di Pulau Run. Di antaranya adalah Pantai Wainero dan rumah pembuangan Sutan Syahrir yang berada persis di sebelah Rumah Budaya Banda.
Tak jauh dari sana, kira-kira 10 menit berjalan kaki sesudah melewati rumah Kapten Nigel Cole, perwira Royal Marines (Marinir Kerajaan Inggris), ada rumah yang pernah ditempati oleh Mohammad Hatta dalam masa pengasingannya. Di samping itu, wisatawan bisa mampir ke Benteng Nassau, Benteng Hollandia , Benteng Concordia, hingga Benteng Revengie.
Terdapat beberapa fasilitas yang dapat dinikmati selama berlibur ke Pulau Run. Fasilitas ini seperti area parkir yang memadai, toilet, musala, hingga tempat sampah.
Jika ingin bermalam, wisatawan dapat memilih berbagai jenis penginapan yang mereka inginkan. Selain itu, fasilitas pelengkap lainnya adalah wahana permainan, toko oleh-oleh, hingga rumah makan.
Saat berwisata di Pulau Run, wisatawan tak hanya bisa menyegarkan pikiran, namun juga mengagumi tempat bersejarah yang pernah menjadi rebutan antara Belanda dan Inggris. Di samping itu, terdapat banyak ragam wisata yang bisa dikunjungi. Dijamin tak akan bosan!