Menilik Dua Kamar Hotel Langganan Presiden Saat Singgah ke Surabaya

Sama-sama menghadirkan tempat tidur yang nyaman, kedua hotel ini memiliki ciri khas masing-masing. JW Marriott terkesan lebih mewah dengan ornamen bergaya Eropa, sedangkan Shangri-La lebih menonjolkan sisi budaya Indonesia dengan menampilkan ukiran di setiap sudutnya.

Uniknya lagi, Shangri-La memiliki tujuh pilihan bantal, antara lain standard dakron, kapuk, dove, antidengkur, casia pillow, lavender pillow, dan foam pillow. Dilengkapi satu guling.

"Kalau Pak SBY (Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono) lebih suka tipe dove karena terbuat dari bulu angsa, sehingga tidurnya jadi lebih nyenyak," kata Executive Communications Manager Hotel Shangri-La, Muhammad Fadjar Mulia.

Presidential suite JW Marriot memiliki luas 390 meter persegi. Di kamar yang megah ini terdapat kamar mandi, meja rias, meja kerja kecil, sofa, dan lemari pakaian. Sementara itu, luas Presidential Suite milik Shangri- sekitar 209 meter persegi. Fasilitasnya tak jauh beda dengan JW Marriott. Keduanya bisa bersantai di ruang tengah sambil menikmati panorama kota Surabaya atau sunset.

Kedua Presidential Suite ini terletak di lantai paling atas. Dari sini, kita bisa melihat panorama Surabaya yang memesona. Kalau di Shangri-La, pemandangan langsung tertuju pada birunya kolam renang yang berada di lantai paling bawah.

Selain itu, rumah-rumah premium di sekitar area Shangri-La juga menjadi pemandangan menarik. "Kebanyakan ekspatriat yang tinggal di sana," kata Fadjar. Sedangkan JW Marriot didominasi oleh pemandangan didominasi gedung-gedung perkantoran dan rumah warga.

Terpisah dengan ruangan utama, membuat kamar mandi di Shangri-La terasa lebih luas. Meski begitu, masing-masing kamar mandi telah dilengkapi bathup yang bisa digunakan untuk jacuzzi. "Tapi sepertinya yang menginap di sini tak sempat menikmatinya, karena kebanyakan mereka pejabat negara atau pebisnis yang hanya butuh tempat istirahat dan privasi. Tidak sempat menikmati yang lain-lain," kata Marketing Communications Executive JW Marriott, Rima Sukmawaty Tambunan.

Tidak seperti kamar lainnya, baik JW Marriot maupun Shangri-La menyiapkan amenities khusus di kamar ini. "Semuanya impor," kata Rima.

Kalau di JW Marriott, lemari didominasi warna putih, sedangkan Shangri-La lebih dominan kayu cokelat. Banyak kaca besar di sini, sehingga memungkinkan presiden bisa bersolek dengan tepat. Ada pula hair dryer, piyama, baju mandi, setrika, dan sebagainya.

Pertama kali masuk ke dalam Presidential Suite, kita akan disambut ada ruang tamu yang cukup besar. Biasanya digunakan presiden untuk memantau perkembangan berita dari layar televisi, sembari bersantai atau meeting dengan orang-orang terkait.

Bisa dibilang Presidential Suite ini kamar serba ada, disulap seperti ruang kerja presiden. Ada meja kerja yang bisa dimanfaatkan presiden untuk menandatangani berkas atau keperluan pekerjaan lainnya. Serasa di kantor sendiri, deh!

Saat kunjungan ke Surabaya, presiden selalu mengajak rombongan yang tak sedikit. Selain rombongan ajudan, biasanya juga mengajak staf-staf dan menteri terkait, sesuai dengan kepentingan kunjungan. Nah, di sinilah mereka menggelar rapat. Kalau di JW Marriott, interiornya terasa lebih mewah, yang hampir menyerupai rumah-rumah dinas para pejabat negara. Sedangkan interior Shangri-La lebih simpel tapi tetap elegan.

Ada beberapa kudapan yang selalu harus tersedia di ruangan ini, baik ada atau tidak ada yang menginap. Di JW Marriott misalnya, kudapan tersebut antara lain buah-buahan, beberapa jenis kue kering, pie, kroket, cokelat, hingga cake yang mengandung gold flakes (emas yang bisa dimakan).

Sementara itu, Shangri-La menyediakan beberapa jenis buah, seperti pisang, anggur, salak, jeruk, pir, kiwi, dan sebagainya. "Jenis (buah-buahan) ini sudah standardnya di sini," kata Fadjar.

Masing-masing hotel menyediakan dapur yang cukup luas di kamar ini. Terdapat pula kulkas, pemanas air, mesin pembuat kopi, dan mini oven. Harga keduanya cukup berbeda jauh. JW Marriott membanderolnya Rp35 juta semalam, dan Shangri-La Rp15 juta.

Sejauh ini, tak ada permintaan khusus atau nyeleneh dari para presiden selama menginap, baik di Shangri-La maupun JW Marriott. "Paling Pak Jokowi minta sambungan telepon kamarnya diputus, jangan sampai ada telepon masuk. Selain itu gak ada," kata Rima. Kata Rima, Presiden Jokowi termasuk orang yang simpel dan tak merepotkan.

Hanya saja, prosedur keamanan mendapat perhatian sangat khusus. Misalnya seperti membawa ahli gizi dan dokter untuk memastikan makanan presiden aman, sniper yang berjaga di berbagai sudut, hingga permintaan sterilisasi satu lantai.

Sama halnya Marriott, Presiden Jokowi tak pernah meminta apa-apa ketika menginap di Shangri-La. "Paling kalau Pak SBY sukanya polo pendem (ubi-ubian direbus). Biasanya kita membuatkannya khusus," kata Fadjar.

Nah, selain presiden, orang umum seperti kita juga bisa menikmati Presidential Suite, lho. Hanya saja, siapkan budget lebih besar ya!