Kenapa Tidak Ada Lantai 4 dan 13 di Hotel?

Pernahkah kamu naik lift hotel dan menyadari tidak ada angka 4 atau 13 pada tombol lantai? Dari lantai 3 langsung lompat ke 5, atau dari 12 langsung ke 14. Padahal secara logika, lantai itu tetap ada secara fisik. Lantas, kenapa, sih, angka-angka tersebut kerap "dihilangkan" dari hotel-hotel, bahkan di berbagai negara?
Apa saja alasan sebenarnya? Apakah hanya mitos atau ada pertimbangan serius di baliknya? Selengkapnya, simak penjelasan lengkapnya berikut ini, ya!
1. Lantai 4 dihindari karena mitos angka sial di budaya Asia

Bagi kamu yang belum tahu, angka 4 dianggap membawa sial di beberapa budaya Asia, terutama di Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Hal ini karena pelafalan angka 4 dalam Bahasa Mandarin (四 - sì) terdengar mirip dengan kata "mati" (死 - sǐ).
Akibatnya, banyak bangunan di negara-negara tersebut (termasuk hotel dan rumah sakit) menghindari penggunaan angka 4, terutama sebagai nomor lantai. Jadi, jangan heran kalau kamu menginap di hotel dan gak menemukan lantai 4, karena dianggap bisa membawa energi negatif atau kesialan.
2. Lantai 13 sering dihindari, karena mitos barat soal angka sial

Jika angka 4 banyak dihindari di Asia, angka 13 adalah angka yang dianggap sial di negara-negara Barat. Mitos ini dikenal dengan nama triskaidekaphobia atau ketakutan terhadap angka 13.
Asal-usulnya cukup panjang, mulai dari kepercayaan Kristen (di mana Yudas, pengkhianat Yesus, disebut duduk di kursi ke-13), sampai kejadian-kejadian seram yang terjadi di tanggal 13. Akibatnya, banyak hotel di Amerika dan Eropa yang sengaja melewatkan lantai 13 dan langsung loncat ke 14.
3. Efek psikologis tamu hotel juga jadi pertimbangan

Bukan hanya karena mitos, kepercayaan ini juga berdampak ke kenyamanan tamu hotel. Banyak orang yang merasa gak nyaman atau bahkan takut kalau harus menginap di kamar lantai 4 atau 13.
Karena tak mau ambil risiko membuat tamu merasa tak tenang, sebagian besar pihak hotel lebih memilih untuk menghilangkan nomor lantai tersebut dari daftar. Ini semacam strategi, supaya semua tamu merasa aman dan nyaman selama menginap.
4. Tak semua hotel mengikuti tren ini
Tak semua hotel menghilangkan angka 4 atau 13. Beberapa hotel modern atau internasional justru tetap mencantumkannya, terutama kalau mereka tidak terlalu terikat dengan budaya lokal atau ingin tampil beda.
Namun, ketika kamu ke hotel-hotel yang lebih tradisional atau berada di negara yang masih kuat dengan kepercayaan angka sial, kemungkinan besar kamu bakal nemuin "lantai yang hilang" ini.
5. Lantainya tetap ada, tapi nomornya saja yang diubah
Yang menarik, meski angka 4 dan 13 “dihilangkan,” lantainya tetap ada secara fisik. Jadi lift-nya tetap naik ke ketinggian itu, hanya saja label angkanya diubah. Kadang lantai 4 diganti jadi “3A” atau 13 diganti jadi “12A.” Nah, jika kamu pikir hotel itu sakti bisa loncat langsung ke lantai atas, sebenarnya hanya trik angka aja, kok!
Alasan hilangnya lantai 4 atau 13 di hotel-hotel bukan cuma mitos kosong, tetapi gabungan dari kepercayaan budaya, pertimbangan psikologis, dan strategi bisnis. Meskipun terdengar sepele, hal-hal seperti ini ternyata punya pengaruh besar terhadap dunia bisnis, termasuk perhotelan, karena berhubungan dengan pengalaman tamu saat menginap.
Kalau kamu sendiri, apakah memercayai mitos angka tersebut? Atau justru semakin penasaran mau coba menginap di lantai 4 atau 13 ketika menemukannya?