ilustrasi maiko (pexels.com/Ivan Siarbolin)
Perbedaan selanjutnya yang bisa memudahkan saat membedakan geisha dan maiko adalah pakaian yang mereka kenakan. Dari kimono saja, terlihat bahwa maiko memakai yang berwarna cerah dengan motif bunga dan lengan panjang yang disebut furisode. Sementara itu, geisha memakai kimono sederhana dengan lengan pendek yang disebut tomesode.
Maiko juga memakai kerah yang dihiasi bordiran merah, di mana jumlah bordiran tersebut menunjukkan tingkat kemudaannya dan sejauh mana pengetahuannya. Jika masih tahap awal pelatihan, makan akan lebih banyak bordiran merah. Sementara itu, geisha memakai kerah berwarna putih polos. Karena itu, saat seorang maiko resmi menjadi geisha, proses tersebut disebut “berbalik kerah."
Obi atau ikat pinggang lebar yang digunakan maiko sangat mencolok karena panjangnya sekitar 6 meter dengan lebar bagian depan menutupi seluruh dada dan desainnya biasanya berawarna emas atau perak pada bagian perut. Sebaliknya, obi milik geisha lebih pendek.
Sandal juga membedakan antara geisha dan maiko. Maiko memakai sandal tinggi yang disebut okobo dan biasanya dilengkapi lonceng kecil yang berbunyi saat mereka berjalan. Sementara itu, geisha memakai sandal pendek yang disebut zori.
Walaupun sekilas mirip, tapi geisha dan maiko sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup mencolok pada tampilan serta riasannya. Perlu diperhatikan juga, geisha dan maiko ini bukan layanan seksual, karena masih banyak yang menganggap demikian, jadi bersikap hormat saat bertemu dengan mereka di Jepang, ya!