Inilah Sisi Gelap dari 10 Tempat Pariwisata di Seluruh Dunia

Pada bulan Juni 1944, tentara Nazi memasuki desa Oradour-sur-Glane di Perancis. Pria dibawa ke lumbung, sementara wanita dan anak-anak dikunci dalam gereja sebelum dibakar. Mereka yang mencoba melarikan diri kobaran api terpaksa harus mati lemas karena ditembak.

Camp ini didirikan oleh otoritas Jerman pada tahun 1940 di pinggiran Kota Oświęcim untuk menahan Polandia. Di sini, tahanan menjadi sasaran kerja paksa, eksperimen medis tidak manusiawi, dan pembunuhan massal. Auschwitz-Birkenau State kemudian dijadikan museum sebagai peringatan dan untuk mengenang mereka yang dibunuh di camp itu.

Pada tahun 1982 pasukan Israel menyerbu Lebanon selatan setelah bertahun-tahun. Ribuan warga sipil Lebanon dan Palestina tewas dan ratusan ribu mengungsi selama 18 tahun, yang akhirnya berakhir pada tahun 2000 ketika Israel menarik pasukannya. The Tourist Landmark of the Resistance dibuka pada tahun 2010 di Mleeta (pangkalan militer strategis untuk Hizbullah) untuk memperingati ulang tahun 10 tahun penarikan Israel.

Kamu akan mendapatkan pengalaman menyaksikan kerusakan paling mematikan gempa Wenchuan dalam sejarah.

Satu-satunya penjara militer di Eropa yang terbuka untuk wisatawan. Pengunjung dapat melihat sekilas kehidupan di balik jeruji besi dan menginap semalam.

Pada bulan April 1986, terjadi kesalahan di pembangkit listrik Chernobyl di Uni Soviet yang berujung pada bencana nuklir terburuk dalam sejarah. Lebih dari 100.000 orang dievakuasi dan penyakit yang berhubungan dengan radiasi terus menyerang mereka. Wisatawan sekarang dapat mengunjungi zona reaktor yang telah ditinggalkan itu.

Pada tahun 1975, Khmer Rouge menguasai Kamboja. Dalam upaya radikal untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas, orang dilucuti dari harta benda dan dipaksa menjadi pekerja keras di peternakan komunal di pedesaan. Mereka yang tidak binasa dari penyakit dan kelaparan ditahan dan disiksa di pusat-pusat eksekusi seperti Tuol Sleng.

Antara April dan Juli 1994, anggota Hutu mayoritas etnis di Rwanda dibantai dan seperempat juta wanita diperkosa. Sebagai buntut dari pembantaian, sekitar dua juta orang Hutu melarikan diri ke Tanzania, Burundi, dan Zaire dalam ketakutan pembalasan, lebih memperburuk krisis kemanusiaan.

Tempat ini merupakan tempat yang mengalami bencana lingkungan terburuk dalam sejarah. Karena itu banyak tempat yang ditinggalkan seperti blok apartemen, sekolah, hotel dan taman kanak-kanak.

Tempat ini akan mengingatkan pada sejarah 22 November 1963 dan kamu akan dibuat meninjau kembali adegan cerita yang luar biasa.