Teahupo'o: Pantai dengan Ombak Spektakuler di Olimpiade Paris 2024

Teahupo'o (diucapkan Chop-pu), Tahiti menjadi tempat untuk kompetisi surfing dalam Olimpiade Prancis 2024. Pulau ini menjadi salah satu venue di luar Paris, bahkan letaknya jauh di Samudra Pasifik. Tahiti dan sejumlah pulau di sekitarnya termasuk wilayah Polinesia Prancis yang berada di bawah pemerintahan Prancis, tapi memiliki bendera, stempel, dan lagu kebangsan sendiri.
Teahupo'o merupakan nama desa kecil sekaligus pantai yang terkenal memiliki ombak dahsyat dan menakutkan bagi para peselancar. Ombak besar akan datang setiap tahun dan sudah terkenal menjadi lokasi surfing lokal sejak akhir tahun 1990-an.
Masih penasaran dengan Teahupo'o? Simak ulasan berikut sampai selesai, ya!
1. Sekilas tentang Teahupo'o

Teahupo'o terletak di Pulau Tahiti yang berjarak 75 km dari Papeete, ibu kota Polinesia Prancis. Lokasinya di deretan pulau kecil dan atol Samudra Pasifik Selatan membuat daerah ini agak sulit dijangkau. Namun, ada penerbangan langsung dari Auckland, Selandia Baru dan California, Amerika Serikat.
Dilansir Nautical Channel, Teahupo'o berasal dari bahasa Tahiti yang diterjemahkan sebagai dinding tengkorak. Namanya berasal dari seorang raja Tahiti kuno yang suka “mengumpulkan kepala”. Bagi orang Tahiti kuno, Teahupo’o dianggap sebagai situs suci dan tempat ritual penting.
Namanya sedikit memberikan gambaran betapa mengerikannya gelombang laut di sini. Terkenal pula dapat menimbulkan cedera serius dan bahkan fatal. Di sisi lain, penduduk lokal sangat menghormati tempat ini secara tradisi dan budaya.
2. Perpaduan keindahan alam dan keaslian penduduk lokal

Ombak spektakuler, air yang jernih, berlatar pegunungan vulkanik hijau menjadi panorama Teahupo'o. Penduduknya masih jarang dan hanya ada di sekitar pantai hingga kaki bukit. Hanya ada satu jalan utama menuju Teahupo'o dari Papeete.
Penduduk lokal mencukupi hidup dari bertani dan melaut. Mereka dapat beradaptasi dengan kepopuleran ombak di Teahupo'o, tapi tetap memperhatikan isu lingkungan. Kehidupan desa penduduk setempat sebagian besar masih asli.
Deretan pedagang ikan tuna di tepi jalan, sejumlah orang memainkan alat musik, sebagian lagi bersantai di perairan dangkal setelah bekerja adalah pemandangan menenangkan di Teahupo'o. Mereka memiliki cara hidup untuk tetap berdampingan dengan alam tanpa banyak merusaknya, seperti memancing ikan dengan tombak sambil menyelam.
Ketika Teahupo'o terpilih menjadi tuan rumah kompetisi selancar Olimpiade Paris 2024, penduduk lokal menyambutnya dengan baik. Namun, mereka memiliki kekhawatiran dan menentang banyaknya perubahan yang dapat merusak Teahupo'o. Sejumlah persyaratan pun diberlakukan untuk menjaga lingkungan, terutama laut.
Dilansir Hawaii Public Radio, setelah memicu protes pada Oktober 2023 dari penduduk pribumi, menara Olimpiade Paris 2024 di Teahupo'o dibuat lebih kecil hingga perahu yang digunakan untuk mengangkut material juga lebih kecil. Tujuannya, supaya tidak merusak terumbu karang yang menjadi penghidupan pribumi dan juga berpotensi mengubah ombak.
Penduduk setempat tidak ingin kepentingan Olimpiade Paris 2024, pariwisata, bahkan industri selancar berdampak negatif terhadap kehidupan asli mereka. Mereka juga memiliki kearifan lokal untuk menjaga lingkungan. Misalnya rahui, praktik tradisional untuk sementara waktu melarang penangkapan ikan guna mengisi kembali persediaan ikan.
3. Kenapa ombak di Teahupo'o terkenal?

Beralih ke daya tarik utama Teahupo'o, ombak spektakuler yang memacu adrenalin para peselancar. Ombak Teahupo'o terbentuk dari kombinasi unik Samudra Pasifik Selatan, ombak ini menghadapi gelombang raksasa yang menempuh jarak ribuan kilometer sebelum menghantam terumbu karang dengan kuat. Dasar karangnya dangkal dan tajam, saat mencapai titik ini, ombak naik tiba-tiba dan runtuh menjadi dinding air yang besar.
Gelombang Teahupo'o terbentuk di Teahupoo Passage, jalur air sempit yang menghubungkan lautan terbuka dengan Laguna Tahiti. Peningkatan dramatis dalam ketinggian dan kecepatan gelombang laut saat bergerak maju ke terumbu karang. Inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi para peselancar.
Tinggi ombak di sini biasanya 3–5 meter, tapi pada kejadian luar biasa mencapai 7–10 meter. Bahkan pernah ditetapkan Red Code pada tahun 2011 dan 2022, ombak yang tinggi dan membuat semua aktivitas air di area tersebut harus dihentikan setidaknya 24 jam. Umumnya ombak tidak ditakuti karena ketinggiannya, tapi kekuatan dan kecepatannya.
Kombinasi ombak besar, jatuhan berat, dan terumbu karang yang sangat dangkal harus dilalui para peselancar. Ombak di Teahupo'o semakin besar antara bulan April dan September. Pada kurun waktu tersebut kerap dimanfaatkan untuk kompetisi selancar internasional, termasuk Olimpiade Paris 2024.
4. Bukti betapa spektakulernya ombak Teahupo'o

Sudah banyak peselancar profesional yang mencoba kedahsyatan ombak Teahupo'o. Sayangnya, tidak semua berhasil dengan selamat maupun tanpa cedera. Meski layak untuk dijadikan tempat surfing, tapi patut diingat bahwa dapat berbahaya bagi para peselancar.
Dilansir Surfer Today, Mike Stewart asal Hawaii dan Ben Severson asal Sandy Beach, keduanya merupakan atlet bodyboarder dan pernah menjadi juara dunia. Mereka peselancar asing pertama yang merasakan dahsyatnya ombak Pasifik Selatan pada 1986. Kemudian, acara selancar profesional pertama diadakan di Teahupo'o pada 1998, yakni Gotcha Tahiti Pro.
Ombak Teahupo'o setidaknya telah merenggut nyawa 5 peselancar, tapi jumlah yang cedera lebih banyak. Ombak di sini dapat mengakibatkan luka terbuka dan patah tulang. Seperti Briece Taerea, peselancar muda asal Tahiti yang meninggal setelah terjebak di dalam dan mencoba menyelam di ombak setinggi 4,5 meter.
Di sisi lain, keberadaan Teahupo'o turut melahirkan para atlet selancar profesional Tahiti, seperti Michel Bourez yang dijuluki The Spartan. Teahupo'o juga menjadi latar tempat sejumlah film, seperti Point Break 2 (2015), sebagian besar direkam di Teahupo'o. Laird Hamilton. Albee Layer, Billy Kemper, dan Laurie Towner menjadi bagian dari tim pemeran pengganti untuk film tersebut.
Sekarang rasa penasaranmu sudah terjawab, Teahupo'o, desa sekaligus nama pantai di Tahiti, Polinesia Prancis. Ombak yang spektakuler menjadikannya sebagai tuan rumah untuk kompetisi surfing di Olimpiade Paris 2024. Gak cuma alamnya yang menarik, penduduk pribuminya juga memiliki kearifan lokal untuk menjaga lingkungan tempat tinggalnya.