Viral di Naver, Vila di Ubud Bali Ini Kebanjiran Turis Asal Korea
Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 membawa banyak perubahan besar pada sektor bisnis pariwisata, khususnya di Bali, di mana pariwisata menjadi tumpuan utama. Demikian pula yang terjadi pada The Kayon Hotels and Resorts yang kini memiliki tiga bisnis akomodasi eksklusif, yakni The Kayon Ubud Resort, The Kayon Jungle Resort, dan yang terbaru, The Kayon Valley Resort.
CEO of The Kayon Hotels and Resorts, I Wayan Sucitra, mengatakan pembelajaran sekaligus perubahan besar yang terjadi usai diterpa pandemik adalah konsep digital marketing.
"Kami akhirnya banyak belajar tentang digital marketing setelah pandemik," tuturnya saat ditemui di The Kayon Valley Resort Ubud, Bali, dalam media trip Tiket.com yang diikuti IDN Times pekan lalu.
Perubahan strategi marketing tersebut lantas berdampak sangat positif bagi ketiga lini bisnis The Kayon. Salah satunya mampu mendatangkan lebih banyak turis asing, khususnya dari Korea Selatan. Semua itu berawal dari viralnya The Kayon Jungle Resort di mesin pencari nomor satu di Korea Selatan yang sudah digunakan oleh hampir seluruh masyarakatnya, yakni Naver.
Seperti apa ceritanya hingga The Kayon Jungle Resort viral di Korea dan penginapannya selalu full book bahkan sejak 6 bulan sebelumnya? Berikut penuturan I Wayan Sucitra.
1. Kebanjiran tamu asal Korea setelah viral di Naver
Sejak buka pertama kali di tahun 2018, The Kayon Jungle Resort sesungguhnya banyak menyasar turis asing dari Eropa, Amerika dan Australia. Namun, usai pandemik dan border international tourist dibuka, resort khusus bagi honeymooners (pasangan yang tengah berbulan madu) ini justru kebanjiran tamu asal Korea Selatan. Setelah diusut, ternyata The Kayon Jungle Resort ramai dibicarakan di Naver.
"Yang paling heboh sih dari mulut ke mulut membicarakan positif tentang The Kayon Jungle hingga membuat orang Korea penasaran ingin ke Jungle. Lalu, ketika The Kayon Jungle penuh atau full book, kita rekomendasikan para tamu untuk booking ke The Kayon Valley Resort (yang baru buka pada 2023). Awalnya dulu padahal marketnya tamu Eropa, sekarang sudah bergeser ke orang Korea juga, surprisingly," ungkap Wayan.
Saking populernya The Kayon Jungle di Korea, sejak 6 bulan sebelumnya keterisian resort sudah mencapai 80-90 persen. Wayan mengatakan turis Korea lebih banyak menggunakan online booking.
"Ketika orang Korea stay di sini paling banyak yang mereka lakukan adalah foto. Pulang ke Korea mereka posting di Naver. Itu di medsos mereka ada diskusi tentang The Kayon. Dari situ akhirnya market Korea di The Kayon Jungle setelah pandemik langsung boost," katanya.
2. Promosi langsung ke Korea Selatan
Mengetahui resortnya viral di Negeri Ginseng, Wayan tak mau kehilangan kesempatan. Ia pun melakukan promosi langsung ke Korea dan roadshow ke beberapa kota untuk menggaet lebih banyak peluang bisnis.
"Untuk maintain market saya sudah 2 kali ke Korea. Tahun lalu saya roadshow ke beberapa kota, ada partner kita offline travel agent di sana, walaupun 60 persen ke atas itu adalah booking online tapi kita ada partner offline, dan kita ada PR Agency yang punya media sosial dalam Bahasa Korea," ujarnya.
"Lalu Februari 2024 kita dapat undangan Honeymoon Expo. Kalau di Korea itu trennya Sabtu-Minggu ramai karena orang-orang Korea bisa bicara langsung dengan honeymoon maker, konsultasi untuk bujet, lalu partner kami nanti beri masukan sesuai bujet," lanjutnya.
Selain honeymooners, banyak juga influencer dalam dan luar negeri yang membuat konten di The Kayon. Hal ini tentu saja membuat nama ketiga resort The Kayon sebagai spesialisasi intimate experience semakin berkibar.
3. Baru buka di 2023, The Kayon Valley Resort langsung melambung
Resort terbaru yang dibuka oleh The Kayon Hotels and Resorts adalah The Kayon Valley Resort. Lokasinya masih berada di Ubud, namun lebih dekat dengan Ubud Center atau pusat kota Ubud. Keunggulan resort yang terdiri dari 22 vila ini yakni masing-masing kamar terdapat private pool atau kolam renang pribadi, sehingga sangat intimate.
The Kayon Valley Resort juga memiliki main pool yang luas, restoran yang terdiri dari dua lantai yang menghadap langsung ke hutan hujan tropis nan indah, spa dan sauna, wedding chapel, serta beberapa aktivitas gratis untuk para tamu seperti Morning Yoga, Private Yoga dan belajar membuat Canang Balinese Culture.
Dari 22 vila yang ada, untuk lowest category ada Valley Pool Villa yang terdiri dari 13 unit dengan harga mulai Rp4 jutaan per malam, kemudian Jungle Pool Villa sebanyak 4 unit, Premier Garden Villa 1 unit dan Premier Pool Villa 2 unit dengan harga mulai Rp7 jutaan. Sedangkan untuk highest category terdapat Premier Pool Villa with Spa Bath ada 2 unit, dengan keunggulan private jacuzzi di dalam vila, harganya mulai Rp10 juta-Rp14 jutaan per malam.
Untuk huniannya maksimal dua orang, dan hanya diperuntukkan bagi tamu dewasa. Wayan mengatakan, alasan ketiga resort yang dikelolanya tidak diperuntukkan bagi tamu keluarga dengan anak di bawah usia 15 tahun salah satunya adalah kondisi grafisnya yang cukup curam dan berbahaya, karena terletak di lembah.
"Konsep The Kayon pertama kali didirikan memang tidak ramah untuk anak dan senior citizen. Setelah market itu terbentuk ternyata berdampak positif. Jika mau mencari ketenangan dan intimate experience ya di sini, kami tidak kompromi. Beberapa tamu yang pura-pura tidak tahu kita untuk adult lalu datang, kita tidak bisa terima. Kita kehilangan revenue tidak apa-apa, tapi kita bantu untuk booking di hotel lain. Kalau tidak kami bisa membahayakan reputasi kami sebagai akomodasi khusus honeymooners," katanya.
Bagaimana, kamu tertarik menginap di The Kayon Resorts?
