Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Wisata Religi Mojokerto yang Asyik buat Ngabuburit Ramadanmu

Potret patung Sleeping Buddha di Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto (instagram.com/desawisatabejijong)
Intinya sih...
  • Makam Troloyo merupakan tempat pemakaman ulama dan bangsawan keturunan Majapahit yang telah memeluk Islam.
  • Makam Panjang adalah destinasi wisata religi yang dikeramatkan masyarakat desa setempat dengan prasasti bahasa Jawa kuno.
  • Maha Vihara Mojopahit berupa kompleks dengan patung Buddha tidur terbesar di Indonesia dan arsitektur Jawa.

Mojokerto merupakan wilayah di Jawa Timur yang terdiri dari dua pemerintahan, yakni kota dan kabupaten. Dua wilayah tersebut cukup populer karena wisata sejarahnya. Bekas reruntuhan dan peninggalan Kerajaan Majapahit, museum, serta candi-candi bercorak Hindu-Buddha mudah dijumpai di sana.

Selain itu, di Mojokerto juga memiliki beberapa destinasi wisata religi yang tak pernah sepi pengunjung dan wajib masuk bucket list liburanmu. Penasaran ada di mana saja? Simak rekomendasi wisata religi Mojokerto di bawah ini, yuk!

1. Makam Troloyo

Potret Makam Troloyo di Mojokerto (pariwisata.mojokertokab.go.id)

Makam Troloyo merupakan sebuah kompleks pemakaman seluas seluas 14.164 meter persegi yang berada di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Mojokerto.

Masyakarat setempat meyakini Syekh Jamaluddin Al Husain Al Akbar alias Syeikh Jumadil Kubro, ulama, dan beberapa bangsawan keturunan Majapahit yang telah memeluk Islam disemayamkan di sini. 

Syekh Jumadil Kubro sendiri merupakan seorang ulama dari Uzbekistan yang datang ke tanah Jawa sekitar tahun 1399 untuk menyebarkan agama Islam. Makam beliau berada di dalam pendopo dan dilindungi kain putih. Makam Syekh Jumadil Kubro ini tidak pernah sepi pengunjung.

Alamat: Jalan Syech Jumadil Kubro Nomor 10, Kedaton, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Jam operasional: setiap hari 24 jam.

Harga tiket masuk: Rp5.000 per orang.

2. Makam Panjang

Potret Makam Panjang di Mojokerto (direktorimajapahit.id)

Selain Makam Troloyo, Makam Panjang juga menjadi destinasi wisata religi yang tak pernah sepi dari peziarah. Berlokasi di Dusun Unggahan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, makam ini dikeramatkan masyarakat desa setempat.

Di pendopo kompleks ini, terdapat sebuah makam dengan ukuran tidak biasa, yakni 2x5 meter, dan sebuah prasasti atau batu nisan bertuliskan bahasa Jawa kuno. Di atas prasasti tertulis “pangadegning bodii 1203” yang bermakna tahun penanaman pohon bodhi alias beringin pada 1203 Saka (sebelum berdirinya Majapahit).

Beberapa orang mengatakan Makam Panjang sebenarnya bukan makam manusia, melainkan tempat pertapaan Mbah Dono Puro yang diyakini sebagai leluhur orang Jawa. Ada pula pihak yang mengatakan di dalam makam tersebut, ada senjata dan pusaka peninggalan Kerajaan Singasari. 

Masyarakat yang hendak berziarah atau melakukan ritual di sini, biasanya menyucikan diri terlebih dahulu di Sumber Towo, yang terletak sekitar 20 meter arah barat dari tempat ini.

Alamat: Dusun Unggahan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Jam operasional: setiap hari 24 jam.

Harga tiket masuk: gratis.

3. Maha Vihara Mojopahit

Potret patung Sleeping Buddha di Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto (instagram.com/desawisatabejijong)

Maha Vihara Mojopahit tak hanya populer di kalangan umat Buddha, tetapi juga wisatawan dari berbagai wilayah Indonesia. Sebab, di kompleks ini terdapat patung Buddha tidur atau Sleeping Buddha, seperti di Wat Pho, Bangkok, Thailand.

Patung tersebut berwarna emas dengan panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4,5 meter, serta menjadi patung Buddha terbesar di Indonesia, sekaligus terbesar ketiga di Asia Tenggara.

Hal unik lain yang ada di Maha Vihara Mojopahit ini adalah bangunan utamanya berarsitektur Jawa dengan atap berbentuk joglo. Semua orang bisa mengunjungi tempat ini tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan.

Alamat: Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Jam operasional: setiap hari pukul 08.00-17.00 WIB. 

Harga tiket masuk: anak-anak Rp2.000 dan dewasa Rp3.000.

4. Masjid Agung Al Fattah

Potret Masjid Agung Al Fattah Mojokerto (mojokertokota.go.id)

Masjid Agung Al Fattah merupakan masjid tertua di Kota Mojokerto yang diperkirakan sudah berdiri sejak 1877 Masehi atau pada masa kolonial Belanda. Bangunan masjid ini terinspirasi dari dari arsitektur Timur Tengah dan Majapahit dengan empat tiang penyangga yang menceritakan tentang kisah pewayangan.

Bagian kubah, menara, serambi, dan interior lainnya mengikuti gaya Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini pun bisa menampung hingga 5.500 jemaah dalam satu waktu. 

Alamat: Kelurahan Kauman, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.

Jam operasional: setiap hari pukul 03.45-20.00 WIB (bisa berubah sewaktu-waktu)

Harga tiket masuk: gratis.

5. GPIB Immanuel

GPIB Immanuel Mojokerto (instagram.com/yeremiaabimanyu)

GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) Immanuel merupakan gereja tertua di Mojokerto yang didirikan pada 1899 atau 22 tahun lebih muda dari Masjid Agung Al Fattah. Semula, gereja ini hanya diperutukkan bagi orang-orang Belanda pemeluk Nasrani. Bangunannya sangat kecil, hanya bisa menampung 30-an jemaat.

Seiring dengan bertambahnya jemaat, gereja pun dipugar pada tahun 2000. Desain bangunannya tidak berbeda dengan bangunan aslinya. Hanya ada perubahan dalam hal luas dan beberapa struktur bangunan. Terdapat pula bunker dan kitab injil berusia ratusan tahun yang masih terjaga hingga kini.

Alamat: Jalan Ahmad Yani Nomor 1, Mergelo, Purwotengah, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

Jam operasional: Ibadah GP Sabtu pukul 18.00 WIB, Ibadah Harian Minggu pukul 07.00 WIB dan 17.00 WIB.

Harga tiket masuk: gratis.

6. Petirtaan Jolotundo

Potret Petirtaan Jolotundo Mojokerto (pariwisata.mojokertokab.go.id)

Petirtaan Jolotundo merupakan sebuah situs pemandian atau kolam suci kuno bercorak Hindu yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 899 Saka atau 977 Masehi.

Menurut beberapa sumber sejarah, pembangunan tempat ini dan erat kaitannya dengan Raja Udayana dari Kerajaan Bedahulu, Bali. Saat itu, Raja Udayana sedang berbahagia karena kelahiran putra pertamanya, Airlangga.

Petirtaan Jolotundo masih digunakan hingga saat ini. Selain menikmati suasana yang sejuk, masyarakat atau wisatawan yang ke sini biasanya akan mandi dan melakukan beberapa ritual untuk menyucikan atau menyembuhkan diri.

Alamat: Dusun Biting, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.

Jam operasional: buka setiap hari 24 jam. 

Harga tiket masuk: anak-anak Rp7.500 dan dewasa Rp10.000.

Infografis wisata religi Mojokerto (IDN Times/Sukma Mardya Shakti)

Itu dia rekomendasi destinasi wisata religi Mojokerto yang wajib masuk bucket list liburanmu. Seru semuanya, bukan?

Kamu bisa mengunjungi satu per satu atau bahkan langsung semuanya dalam sehari. Selamat berlibur!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fasrinisyah Suryaningtyas
Dewi Suci Rahayu
3+
Fasrinisyah Suryaningtyas
EditorFasrinisyah Suryaningtyas
Follow Us