Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Onbashira, Festival Unik dan Paling Berbahaya di Jepang

go-nagano.net

Jepang termasuk negara yang memiliki banyak festival yang digelar setiap tahunnya. Bahkan di setiap musimnya memiliki festival yang berbeda-beda. Festival-festival di Jepang ini selalu ditunggu dan dikunjungi oleh penduduk lokal maupun para wisatawan asing.

Salah satu festival di Jepang yang terkenal adalah festival Onbashira. Festival ini digelar di kota Nagano, Jepang. Festival ini dihadiri oleh ribuan orang setiap dirayakan, karena sangat unik dan acaranya cukup menegangkan.

Apa sajakah keunikan dari festival ini? Berikut 5 fakta festival Onbashira yang harus kamu tahu.

1. Dibuat untuk menghormati dewa

ripleys.com

Sudah menjadi tradisi di Jepang untuk selalu mengucap syukur atas kelestarian alam yang diberikan Dewa. Festival Onbashira merupakan festival dalam kepercayaan Shinto, yang dilakukan untuk memberi penghormatan pada Dewa Angin, Dewa Air, dan Dewa Tanaman. 

Festival Onbashira bertujuan untuk mengganti pilar pada Kuil Suwa Taisha dengan pilar baru yang terbuat dari batang pohon besar. Hal ini dilakukan untuk bentuk simbolis pembangunan kembali kuil dengan mendirikan pilar-pilar suci yang baru di kuil.

Pilar yang diganti berjumlah 4 setiap kuilnya karena pilar tersebut dianggap sebagai bentuk perlindungan dan jembatan untuk para dewa.

2. Digelar setiap 6 tahun sekali

grapee.jp

Tak seperti festival lainnya, Festival Onbashira digelar setiap 6 tahun sekali, pada tahun Monyet dan Harimau dalam zodiak China. Festival ini diadakan di kota Suwa yang berada di Prefektur Nagano, Jepang.

Festival ini sudah diadakan kurang lebih selama 1200 tahun. Festival Onbashira termasuk dalam tiga festival fantasi terbesar di Jepang. Festival ini diadakan dalam jarak waktu yang lama dikarenakan bagian utama dari festival adalah batang pohon besar, yang dalam menunggu pertumbuhannya memerlukan waktu bertahun-tahun.

Festival ini terakhir kali diadakan pada tahun 2016 dan akan kembali digelar pada tahun 2022 mendatang.

3. Dirayakan dalam dua tahap yang berbeda

diversity-finder.net

Festival Onbashira terdiri dari dua bagian yang berlangsung selama 2 bulan. Dua bagian tersebut disebut sebagai Yamadashi dan Satobiki. Selama dua bulan festival berlangsung, akan ada pesta meriah di seluruh wilayah Suwa.

Yamadashi merupakan tahap awal festival yang dimulai pada awal bulan April. Yamadashi berarti "keluar dari gunung" atau "datang dari gunung". Pada bagian ini, masyarakat akan menebang 16 batang pohon. Batang - batang pohon tersebut memiliki berat sekitar 12 ton dengan panjang sekitar 16 meter.

Setelah proses penebangan, para peserta festival akan membawa batang pohon melalui lereng curam menuju kuil. Pada bagian ini orang - orang akan duduk di atas batang pohon dan turun meluncur di lereng curam tersebut. 

Setelah Yamadashi dilanjutkan pada tahap Satobiki, yang merupakan inti dari festival Onbashira. Tahap Sabotiki diadakan sebulan setelah Yamadash, yaitu pada awal bulan Mei. Pada Sabotiki, batang pohon yang dibawa akan didirikan menjadi pilar baru untuk setiap kuil Suwa Taisha.

Saat mendirikan pilar ini warga setempat akan menyanyikan lagu - lagu khusus. Selain itu terdapat juga iring - iringan samurai dan tarian yang menggunakan topi tradisional yang terbuat dari rangkaian bunga.

4. Memiliki hubungan dengan teori Tionghoa

go-nagano.net

Teori Tionghoa tentang lima elemen dan konsep cabang bumi memiliki pengaruh dalam pegelaran festival Onbashira. Ritual dalam festival Onbashira mencerminkan siklus elemen generasi, yaitu kayu menghasilkan api, api menghasilkan bumi, dan tanah menghasilkan logam.

Kuil atas dalam festival Onbashira terbuat dari pohon - pohon dari gunung ke timur, yang mana berkaitan dengan teori China akan elemen kayu. Waktu festival Onbashira digelar, yaitu pada tahun zodiak monyet dan harimau yang juga merupakan zodiak Tionghoa.

Selain itu, waktu pendirian pilar yang dilakukan pada siang hari disebut sebagai Jam Kuda dalam teori Tionghoa dipandang sebagai konsep tiga kesatuan. Setiap pilar memiliki tanda cabang yang mewakili kelahiran, puncak, dan penguburan.

5. Acaranya bisa memakan korban jiwa

tofugu.com

Festival Onbashira memiliki reputasi sebagai festival paling berbahaya di Jepang. Hal ini dikarenakan pada festival ini berlangsung tak sedikit orang yang mengalami cedera, bahkan berujung pada kematian.

Seperti pada tahap Yamadashi, yaitu saat batang pohon dibawa meluncur melalui lereng, banyak orang yang terjatuh dan bahkan tertimpa oleh batang pohon. Selain itu, pada saat pendirian batang untuk menjadi pilar juga sering terjadi kecelakaan.

Dalam festival ini terdapat beberapa insiden fatal yang pernah terjadi. Seperti tahun 1992, dua orang tenggelam saat batang kayu ditarik menyebrangi sungai. Pada tahun 2010, dua pria meninggal dunia setelah jatuh dari 10 meter, saat batang kayu diangkat di halaman Kuil Agung Suwa. Pada kecelakaan yang sama dua orang lainnya juga terluka parah.

Menurut pihak penyelenggara kecelakaan ini terjadi karena kawat pemandu untuk menopang batang pohon terlepas.

Itulah 5 fakta dari festival Onbashira, yang merupakan festival unik tapi juga berbahaya di Jepang. Gimana, tertarik untuk menyaksikannya secara langsung?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us