Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tips Traveling Anti Jet Lag dan Tetap Bugar, Liburan Jadi Happy

ilustrasi suasana di dalam pesawat (pexels.com/Hasan Gulec)
ilustrasi suasana di dalam pesawat (pexels.com/Hasan Gulec)

Perjalanan jauh memang selalu membawa antusiasme, terutama jika tujuan yang ditunggu adalah negara baru dengan budaya, makanan, dan pengalaman unik. Namun, bagi banyak traveler, tantangan terbesar bukan hanya durasi penerbangan yang panjang, melainkan jet lag yang sering kali membuat tubuh terasa lemas, sulit tidur, atau justru mengantuk di waktu yang tidak tepat.

Jet lag bisa mengganggu rencana liburan, membuat energi cepat habis, hingga menurunkan semangat untuk mengeksplorasi destinasi. Untungnya, ada berbagai cara untuk mengurangi dampak jet lag agar tubuh tetap segar dan bugar sepanjang perjalanan. Mulai dari persiapan sebelum berangkat, kebiasaan selama di pesawat, hingga penyesuaian sesampainya di destinasi, semua bisa dilakukan untuk membantu tubuh beradaptasi lebih cepat.

Berikut adalah tujuh tips traveling anti jet lag yang bisa membuat pengalaman liburan jauh lebih nyaman dan menyenangkan.

1. Sesuaikan pola tidur sebelum berangkat

ilustrasi tidur (vecteezy.com/benzoix)
ilustrasi tidur (vecteezy.com/benzoix)

Beberapa hari sebelum berangkat, biasakan menyesuaikan pola tidur sesuai dengan zona waktu tujuan. Jika akan bepergian ke arah timur, cobalah tidur lebih awal dan bangun lebih pagi. Sebaliknya, jika ke arah barat, tidurlah sedikit lebih malam dari biasanya. Penyesuaian ini membantu tubuh beradaptasi secara bertahap sehingga transisi tidak terlalu drastis saat tiba di tempat tujuan.

Mengubah pola tidur memang tidak selalu mudah, tetapi melakukannya perlahan bisa mengurangi rasa lelah ekstrem akibat perbedaan waktu. Misalnya, mulai dengan menggeser jam tidur 30–60 menit setiap hari menjelang keberangkatan. Dengan begitu, tubuh punya cukup waktu untuk menyesuaikan ritme sirkadian, yaitu jam biologis internal yang mengatur siklus tidur dan bangun.

2. Tetap terhidrasi dengan baik

ilustrasi minum air mineral (vecteezy.com/dao_kp20226443)
ilustrasi minum air mineral (vecteezy.com/dao_kp20226443)

Udara di dalam pesawat cenderung kering dan bisa membuat tubuh kehilangan cairan lebih cepat. Dehidrasi adalah salah satu faktor yang memperburuk jet lag karena tubuh menjadi lemah, pusing, bahkan sulit tidur dengan nyenyak. Oleh karena itu, pastikan minum air putih secara rutin, baik sebelum penerbangan, selama perjalanan, maupun setelah mendarat.

Hindari minuman berkafein atau beralkohol selama penerbangan karena keduanya bisa membuat tubuh lebih cepat kehilangan cairan. Kafein juga dapat mengganggu pola tidur, sementara alkohol meskipun bisa membuat mengantuk, justru menurunkan kualitas tidur. Membawa botol minum sendiri dan mengisinya kembali di bandara bisa jadi solusi praktis agar asupan cairan tetap terjaga.

3. Bergerak dan melakukan peregangan

ilustrasi penumpang di dalam pesawat terbang (pixabay.com/StockSnap)
ilustrasi penumpang di dalam pesawat terbang (pixabay.com/StockSnap)

Duduk terlalu lama selama penerbangan jarak jauh dapat membuat tubuh kaku, aliran darah melambat, dan rasa lelah semakin parah. Oleh karena itu, biasakan untuk sesekali bangun dari kursi, berjalan ke lorong, atau melakukan peregangan ringan di kursi. Gerakan sederhana seperti memutar pergelangan kaki, merenggangkan bahu, atau meregangkan punggung sudah cukup membantu.

Aktivitas fisik ringan ini tidak hanya membuat tubuh lebih rileks, tetapi juga membantu mencegah deep vein thrombosis (DVT), yaitu pembekuan darah yang bisa terjadi akibat duduk terlalu lama. Dengan menjaga tubuh tetap aktif, sirkulasi darah lancar, oksigen tersalurkan dengan baik, dan rasa lelah karena jet lag bisa berkurang.

4. Atur waktu makan sesuai zona tujuan

ilustrasi suasana hening saat malam hari di pesawat (unsplash.com/Ethan Hu)
ilustrasi suasana hening saat malam hari di pesawat (unsplash.com/Ethan Hu)

Makanan juga memiliki peran penting dalam membantu tubuh beradaptasi dengan zona waktu baru. Sebelum tiba di destinasi, usahakan mulai menyesuaikan waktu makan dengan jam di negara tujuan. Misalnya, jika sudah mendekati waktu makan malam di sana, usahakan menahan diri untuk tidak makan terlalu banyak di pesawat meskipun masih siang di zona asal.

Mengatur pola makan ini membantu mengatur ulang jam biologis tubuh. Pilih makanan ringan dan sehat agar pencernaan tidak terbebani. Hindari konsumsi makanan berat menjelang tidur karena bisa membuat sulit terlelap. Dengan mengombinasikan jadwal makan dan tidur yang sesuai, tubuh akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan waktu setempat.

5. Manfaatkan cahaya matahari untuk menyesuaikan ritme tubuh

ilustrasi naik pesawat (pexels.com/Hasan Gulec)
ilustrasi naik pesawat (pexels.com/Hasan Gulec)

Cahaya alami adalah faktor paling kuat dalam mengatur jam biologis tubuh. Begitu tiba di destinasi, segera luangkan waktu untuk terkena sinar matahari, terutama di pagi atau siang hari. Hal ini membantu tubuh “mengerti” bahwa sudah memasuki waktu siang, meskipun jam biologis masih terbiasa dengan zona asal.

Jika tiba di malam hari, usahakan untuk tidur sesuai jam setempat meskipun rasa kantuk belum datang. Sebaliknya, jika baru tiba pagi hari, jangan langsung tidur. Cobalah tetap terjaga dengan beraktivitas ringan di luar ruangan. Paparan sinar matahari alami akan membantu tubuh menyesuaikan ritme tidur lebih cepat.

6. Gunakan alat bantu tidur dengan bijak

ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Dalam perjalanan panjang, terutama di pesawat, tidur singkat bisa sangat membantu. Gunakan penutup mata, bantal leher, atau penutup telinga untuk menciptakan suasana nyaman saat tidur. Alat bantu sederhana ini dapat membuat tidur lebih berkualitas meski dalam posisi duduk yang kurang ideal.

Namun, sebaiknya gunakan obat tidur atau melatonin hanya jika benar-benar diperlukan dan konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Obat tidur bisa membantu menyesuaikan pola tidur, tetapi tidak boleh dijadikan kebiasaan. Mengandalkan metode alami tetap menjadi pilihan terbaik agar tubuh tetap segar tanpa efek samping.

7. Jangan memaksakan diri di hari pertama

ilustrasi memakai tas ransel saat traveling (pexels.com/Tahir Osman)
ilustrasi memakai tas ransel saat traveling (pexels.com/Tahir Osman)

Banyak traveler tergoda untuk langsung menjelajahi destinasi begitu tiba. Namun, tubuh membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. Jika langsung memaksakan aktivitas padat, jet lag bisa terasa lebih parah dan justru membuat liburan tidak maksimal.

Gunakan hari pertama sebagai waktu transisi. Pilih kegiatan ringan seperti berjalan-jalan santai di sekitar penginapan, menikmati kuliner lokal, atau sekadar beristirahat sejenak. Dengan memberi waktu tubuh untuk beradaptasi, stamina akan lebih terjaga sehingga hari-hari berikutnya bisa dijalani dengan penuh energi.

Jet lag memang menjadi tantangan yang umum dialami setiap traveler, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan persiapan yang tepat sebelum perjalanan dan kebiasaan sehat selama bepergian, tubuh bisa beradaptasi lebih cepat dengan zona waktu baru. Hal ini akan membuat liburan terasa lebih menyenangkan tanpa harus terganggu rasa kantuk atau kelelahan yang berkepanjangan.

Ingatlah bahwa traveling bukan hanya soal sampai ke tujuan, tetapi juga bagaimana menikmati setiap momen dengan kondisi tubuh yang bugar. Dengan menerapkan tips-tips di atas, jet lag tidak lagi menjadi penghalang, melainkan sekadar rintangan kecil yang bisa dilewati. Maka, persiapkan perjalananmu sebaik mungkin dan nikmati pengalaman tanpa batas waktu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us

Latest in Travel

See More

5 Tempat Terbaik untuk Stargazing di Yunnan, China

25 Sep 2025, 20:15 WIBTravel