Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Wajar di Bali, tapi Dianggap Aneh di Yogyakarta

Potret Upacara Melasti (commons.m.wikimedia.org)

Bali dan Yogyakarta merupakan dua destinasi wisata yang terkenal di Indonesia, sama-sama memiliki keunikan tersendiri. Keduanya populer di kalangan wisatawan, karena kekayaan budaya dan adat istiadatnya, serta keindahan alam.

Hal-hal yang dianggap biasa di Bali, bisa jadi aneh atau bahkan tidak lazim di Yogyakarta. Mulai dari kondisi sosial, lingkungan, hingga kulinernya, semua tentu saja berbeda.

Di antaranya seperti beberapa hal berikut yang wajar di Bali, tetapi dianggap aneh di Yogyakarta. Perbedaan-perbedaan ini mungkin akan membuat kamu tercengang saat ke Bali atau Yogyakarta.

1. Minuman beralkohol dijual bebas

Potret minuman beralkohol (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Di Bali, kita bisa menemukan dan membeli minuman beralkohol di mana pun, bahkan di warung kecil pinggir jalan sekali pun. Penjualan alkohol di sana lebih longgar, karena banyaknya wisatawan mancanegara yang suka minuman beralkohol.

Di desa-desa Bali, minuman tradisional seperti arak dan tuak juga mudah ditemukan. Sedangkan, di Yogyakarta, bisa lain cerita. Minuman beralkohol lebih sulit ditemukan di minimarket dan hanya tersedia di tempat-tempat tertentu.

2. Banyak hari libur

Potret Upacara Melasti (commons.m.wikimedia.org)

Masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu memiliki banyak hari libur untuk upacara keagamaan, selain Sabtu, Minggu, dan tanggal merah nasional. Hampir setiap bulan, mereka merayakan berbagai upacara adat dan agama yang memungkinkan mereka mengambil cuti.

Hal ini sangat berbeda dengan Yogyakarta, di mana hari libur umumnya mengikuti kalender nasional. Mungkin ada sedikit hari libur tambahan yang berkaitan dengan kepercayaan lokal atau acara kesultanan.

3. Banyak turis asing

turis asing berbelanja di Ubud Organic Farmer Market, Gianyar, Bali (unsplash.com/@luzhkovsky)

Bali maupun Yogyakarta adalah magnet bagi wisatawan, tetapi jumlah dan kehadiran turis asing di Bali jauh lebih besar. Di Bali, terutama di daerah pesisir, turis asing bisa terlihat seperti warga lokal. 

Bahkan, tak jarang turis berjalan-jalan hanya dengan bikini atau tanpa atasan untuk prianya. Di Yogyakarta, meskipun juga ramai turis, mereka cenderung lebih berpakaian sopan dan menyatu dengan lingkungan lokal yang lebih konservatif. Jika berpakaian terbuka, pasti banyak mata memandang dengan aneh dan heran.

4. Banyak warung yang menjual menu babi

Penjual daging babi di Tabanan (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Warung makan yang menjual makanan berbahan dasar babi sangat mudah ditemukan di Bali. Olahan babi, terutama yang menggunakan bumbu khas Bali, menjadi makanan sehari-hari bagi sebagian besar penduduk di sana.

Sebaliknya, di Yogyakarta, warung yang menjual babi sangat jarang dan biasanya hanya ditemukan di tempat-tempat tertentu. Di Bali, harga makanan babi pun beragam, dari yang murah meriah hingga yang premium ada.

5. Mudah menemukan canang

Potret canang (commons.m.wikimedia.org)

Saat pelesiran di Bali, kamu akan sering melihat canang. Ini merupakan persembahan yang terbuat dari janur, bunga, dan dupa, ditempatkan di berbagai titik suci, seperti pintu masuk rumah, toko, dan pantai.

Canang adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat Hindu di Bali. Di Yogyakarta, benda seperti ini sangat jarang ditemui.

Penduduk Yogyakarta mungkin akan merasa aneh melihat persembahan ini di tempat-tempat umum. Jadi, jika kamu berkunjung ke Bali, sebaiknya berhati-hati, agar tidak menginjak atau menyenggol canang ini. 

Meskipun berbeda, kedua wilayah ini memiliki daya tarik dan pesonanya masing-masing. Justru perbedaan inilah yang membuat setiap perjalanan ke Bali maupun Yogyakarta menjadi pengalaman yang unik dan tak terlupakan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhiya Awlia Azzahra
Dewi Suci Rahayu
Dhiya Awlia Azzahra
EditorDhiya Awlia Azzahra
Follow Us