Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Hari Nyepi di Bali Tidak Boleh Keluar Rumah?

Potret Handara Gate di Buleleng, Bali (pexels.com/Alex P)

Saat Hari Raya Nyepi, seluruh wilayah Bali menjadi hening dan sepi. Masyarakat di sana, terutama umat Hindu, diimbau untuk berada di dalam rumah selama 24 jam, dimulai sejak pagi hingga keesokan harinya. Mereka berdiam diri di rumah dan tidak melakukan aktivitas apa pun selama rentang waktu tersebut.

Bagi orang-orang non-Hindu dan tidak tinggal di Bali, pasti sering muncul pertanyaan kenapa Hari Nyepi di Bali tidak boleh keluar rumah? Kamu juga penasaran apa alasannya, kan? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini, yuk!

Berkaitan dengan aturan agama

ilustrasi umat Hindu beribadah saat Hari Raya Nyepi (unsplash.com/Nova Kusady)

Ternyata larangan keluar rumah saat Nyepi ini berkaitan dengan aturan agama. Selama momen tersebut, umat Hindu harus melakukan Catur Brata Penyepian atau pengendalian diri yang terdiri dari empat hal, di antaranya:

  1. Amati geni, yaitu dilarang menyalakan api atau lampu,
  2. Amati karya, yaitu dilarang melakukan kegiatan fisik atau bekerja,
  3. Amati lelungan, yakni dilarang bepergian keluar rumah, serta
  4. Amati lelanguan, yakni dilarang mengadakan hiburan atau rekreasi yang bertujuan untuk bersenang-senang.

Pada poin ketiga, amati lelungan, cukup jelas melarang umat Hindu keluar rumah. Namun, hal ini tidak terbatas dalam hal fisik saja, tetapi juga batin. Karena Nyepi bermakna penyucian diri dan memiliki esensi sepi atau tenang, maka umat Hindu yang berdiam di rumah juga harus fokus untuk introspeksi diri atau merenung, mematikan nafsu buruk yang ada dalam diri, serta memusatkan pikiran untuk beribadah kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Para pecalang (petugas keamanan adat tradisional) akan bertugas menjaga ketertiban di berbagai sudut tempat di Bali. Mereka menjamin keamanan dan kelancaran umat Hindu yang menjalani Catur Brata Penyepian. Jika ketahuan melanggar, misalnya keluar rumah tanpa alasan darurat, maka akan ditegur atau dikenai sanksi lainnya.

Saat malam hari, suasana di seluruh wilayah Bali menjadi gelap gulita dan jaringan internet akan diputus para penyedia layanan atau provider. Bahkan, Bandara Internasional Ngurah Rai, pelabuhan-pelabuhan, dan terminal-terminal akan ditutup selama 24 jam. 

Bagaimana dengan umat lain yang tidak merayakan Nyepi?

Potret Pantai Sanur di Bali (unsplash.com/bady)

Sebagai bentuk penghormatan kepada umat Hindu yang merayakan Nyepi, orang-orang non-Hindu juga diimbau tetap berada di dalam rumah dan tidak keluar sama sekali, serta turut menjaga kesunyian selama 24 jam.

Namun, ada pengecualian dalam keadaan darurat. Misalnya, orang sakit yang membutuhkan pertolongan segera, boleh keluar menuju rumah sakit terdekat. Rumah sakit merupakan salah satu tempat layanan publik yang tetap buka saat Hari Nyepi. 

Nah, sekarang kamu sudah tahu kenapa Hari Nyepi di Bali tidak boleh keluar rumah. Kalau kebetulan kamu berada di Bali saat Nyepi dan tidak turut merayakannya, sebaiknya tetap berada di rumah atau tempatmu menginap, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fasrinisyah Suryaningtyas
Dewi Suci Rahayu
Fasrinisyah Suryaningtyas
EditorFasrinisyah Suryaningtyas
Follow Us